untuk mencari judul skripsi yang di inginkan
Wednesday, May 2, 2012
manajemen pengembangan mutu dosen | Contoh Skripsi
Penulis : -
Kode :172
Judul : MANAJEMEN
PENGEMBANGAN MUTU DOSEN (Studi Kasus Pada Jurusan Tarbiyah STAIN Malang)
-------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan
kualitas sumber daya manusia pada periode klasik dapat dilihat beberapa kebesaran yang
dijumpai pada zaman itu. Kebesaran tersebut ditunjukkan dengan kemampuan ummat
Islam dalam menguasai pengetahuan dan teknologi. Sejalan dengan itu Amin Abdullah
(1995:11) menegaskan penguasaan IPTEK pada zaman itu ditandai unsur
perkembangan yang pesat dan maju pada masa kejayaan Bani Abbasiyah dengan ibu
kota Bagdad, dan kerajaan Islam di
wilayah sebelah Barat, yakni ibu kota Cordova. Di kota Bagdad dan Cordova
menjadi pusat munculnya para ulama’ dan mujtahid besar seperti Ibnu Rush, Al-
Farabi, Ibnu Khaldum. Contoh Skripsi
Penguasaan
ilmu pengetahuan dan tehnologi dan kemampuan
mencetak para pemikir besar atau mujtahid besar tersebut sekaligus
sebagai wujud keberhasilan dari proses pengembangan pendidikan. Kesadaran akan pentingnya pengembangan
pendidikan sumber daya manusia sebagaimana terwujud pada zaman klasik yang
dapat mencetak kualitas pemikir yang berwawasan luas di atas, maka yang menjadi
masalah adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia dalam perguruan tinggi
sebagaimana terjadi pada periode klasik ?. Proses mencapai kemajuan itu perlu
dicapai dengan meningkatkan kualitas mahasiswa dalam segi menjalankan tri
dharma perguruan tinggi. Pelaksanaan itu perlu didukung oleh tenaga pengajar
yang mempunyai kemampuan akademik.
Keberhasilan meningkatkan sumber daya manusia pada zaman klasik perlulah ditiru
pada zaman sekarang. Karena perguruan tinggi mempunyai amanah untuk menciptakan
mahasiswa mampu menjalankan tri dharma pergururuan tinggi seluas-luasnya. Contoh Skripsi
Perkembangan peradaban manusia pada zaman klasik ditandai
dengan adanya kemajuan-kemajuan sumber
daya manusia dan adanya pemikir Islam
yang tidak hanya menguasai pengetahuan ke-Tuhanan. Tetapi juga pengetahuan yang
bersifat kauniyah. Sayangnya, pada fase periode modern serta sampai sekarang
banyak lembaga pendidikan Islam yang menghadapi masalah dalam pengembangan sumber daya manusia menguasai ilmu
pengetahuan dan tehnologi seperti zaman klasik.
Supaya lembaga pendidikan mampu mencetak out put yang bermutu,
maka, lembaga pendidikan Islam atau perguruan tinggi Islam mulai perlu
merencanakan dan melaksanakan kriteria kualitas dosen seiring dengan tuntutan
era global.
Lembaga perguruan
tinggi Islam telah mengalami fase–fase perubahan menuju perbaikan yang ditandai
dengan adanya pembenahan institusi perguruan tinggi (Sekolah Tinggi ke
Universitas). Pembenahan tersebut membawa konsekwensi perubahan iklim, budaya
intelektual dan pengelolaan kualitas dosen yang mempunyai wawasan akademik.
Sejarah perkembangan pendidikan Islam dapat dipandang
sebagai khasanah dan piranti peradaban Islam yang perlu ditindaklanjuti agar
menindaklanjuti perkembangan peradaban manusia terus berkembang. Institusi
pendidikan Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam dalam sejarah. Kehadiran Islam di muka bumi lebih disebabkan
oleh tujuan-tujuan memberikan penjelasan tentang kemulian, keesaan kepada Allah
SWT dan memperbaiki ahklak manusia
syarat dengan nilai-nilai pendidikan Islam.
IAIN/STAIN sebagai lembaga yang representatif mempertahankan nilai-nilai ajaran Islam dan
budaya Islam, sudah semestinya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
tingkat perguruan tinggi dengan mencitrakan lembaga pendidikan di bawah naungan
ajaran Islam. Konsekwensi pengembangan kualitas perguruan tinggi Islam, berarti
pengembangan mutu dosen dalam menjalankan tugas bimbingan kepada mahasiswa.
Sudah selayaknya jika lembaga perguruan tinggi memerlukan para dosen yang bermutu dan matang di bidang
pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Proses perkembangan mutu dan
kematangan dosen itu terjadi pada
pelaksanaan belajar dan mengajar di lingkungan akademik.Contoh Skripsi
Lembaga perguruan tinggi Islam diharapkan dapat mengambil
pelajaran sejarah peradaban pada masa klasik, yakni mengambil keberhasilan
menciptakan sumber daya manusia yang tidak sekedar menguasai di bidang IPTEK
tetapi juga bidang IMTAQ. Pola
pengembangan yang seimbang antara keduanya perlu dijalankan dalam lembaga
perguruan tinggi Islam karena masih ada satu gejala dalam pengembangan kualitas
sumber daya manusia (mahasiswa) di STAIN masih lebih memperhatikan sisi
pengetahuan agama. Hal ini dapat dilihat pada jurusan yang dibuka masih
terbatas jurusan jurusan agama dan materi dan sarana-prasarana akademik yang
terbatas, akibatnya lulusannya cenderung hanya menguasai di bidang agama dan
kependidikan.Contoh Skripsi
Adanya alih status dari IAIN menjadi STAIN Malang dengan
pola pengembangan multi disiplin ilmu merupakan upaya untuk meningkatkan
kualitas lulusanya agar mampu berdiri kokoh. Sebagaimana berlaku di pendidikan
formal yang dilakukan di lingkungan akademik adalah kegiatan menyiapkan peserta
didik melalui bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranan peserta didik
(mahasiswa) yang akan datang (UUSPN 2/1989). Untuk itulah demi menjaga
kesinambungan proses pembimbingan mahasiswa antara kualitas proses awal menuju
kualitas akhir hasil, maka STAIN Malang memberikan batasan tarjet lulusan pada
peserta didik dalam memberikan kesiapan keilmuan yang tinggi dengan lulusan
yang memiliki empat kekuatan yakni : (a) kemantapan akidah dan kedalaman
spiritual; (b) keagungan ahklak atau moral; (c) keluasan ilmu pengetahuan
(kekokohan intelektual); dan (d) kematangan profesional (Pedoman Pendidikan
STAIN Malang 2000/2001: 4).
Dosen mempunyai kewajiban menterjemahkan empat kriteria
tersebut dalam proses belajar mengajar. Pada aspek belajar mengajar dibutuhkan penguasaan materi dan
metodologi sebagai jembatan menuju hasil yang sesuai dengan target yang
ditentukan. Untuk itu dipersiapkan kematangan dosen dan integritas keilmuan
dalam proses belajar mengajar agar
lulusan perguruan tinggi tersebut dapat dipertanggung jawabkan hasilnya kepada
masyarakat akademik dan di lingkungan diluar perguruan tinggi. Contoh Skripsi
Setiap kegiatan yang merupakan pelaksanaan fungsi
perguruan tinggi yakni pewarisan dan pengembangan ilmu pengetahuan, selalu
melibatkan dosen, Sebab selain mereka sendiri yang langsung merasakan kebutuhan
terhadap cara materi penegmbangan, mereka juga memiliki otoritas dalam melaksanakan
fungsi perguruan tinggi. Dengan demikian, dosen yang profesional adalah dosen
yang menguasai, mengikuti perkembangan mampu mengembangkan serta bertanggung
jawab terhadap disiplin ilmunya, menjadi teladan sikap dan pemikiran,
meciptakan suasana akademik, menuyusun kurikulum yang relevan, efektif dan
efisien, memberikan informasi luas (Unesco,1984:3-4).
Dosen yang profesional adalah mempunyai tingkat keahlian
(kemahiran) yang dipersyaratkan (dituntut) untuk dapat melakukan pekerjaan
(jabatan) yang dilakukan secara efisien dan efektif dengan tingkat keahlian
yang tinggi dalam mencapai tujuan profesinya. Untuk mencapai tujuan keahlian
itu, seseorang harus melalui proses pendidik spesialisasi tertentu (pada
jenjang perguruan tinggi). Seseorang hanya dapat diberikan tugas akademiknya
jika ia menunjukkan kualitas spesialisasinya (Anwar,1997: 35).
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar, 50.000,- MURAH Meriah
Anda tidak repot lagi mencari referensi.
Di jamin asli.contohmakalah
Untuk menentukan
tercapainya tujuan adalah berada pada mahasiswa dan dosen. Ukuran keberhasilan
mahasiswa terletak pada seberapa jauh dapat menginternalisasikan pengetahuan,
nilai, sikap dan ketrampilan (skill) yang ada di sekitarnya. Sedangkan
keberhasilan dosen sebagai subjek
mengajar selain dipastikan oleh kualitas individualnya, juga sangat dipengaruhi
jumlah dosen, yang ukurannya diadaptasikan dengan jumlah mahasiswa. Dalam
melihat kualitas akademik diukur dengan standar ijazah pendidikan terakhir,
kualifikasi jabatan akademik dan pengalaman pengajar, pengalaman research dan
adanya pengabdian kemasyarakat (Sanusi Uwes, 1999: 1).
Disadari atau tidak, bahwa salah satu penyebab
kekurangefektifan atau sampai kurang diminatinya lembaga pendidikan Islam oleh
sebagian masyarakat karena lembaga pendidikan Islam belum mampu menciptakan
suasana belajar intensif dalam proses belajar-mengajar. Proses belajar mengajar
masih cenderung hafalan dan belum sampai pada pemberian langkah-langkah atau
metodologi dalam mencari alternatif penyelesaian masalah. Kelemahan dari kurang matangnya dosen dapat membawa pengaruh pada berkualitas dan
tidaknya hasil lulusan. STAIN Malang mentarjetkan lulusannya mempunyai kualifikasi
: (1) kemandirian; (2) siap kompetisi dengan lulusan perguruan tinggi lain; (3)
berwawasan akademik global; (4) mampu memimpin/sebagai penggerak ummat; (5)
bertanggung jawab dalam mengembangkan agama Islam ditengah-tengah masyarakat;
(6) berjiwa besar, selalu peduli pada orang lain/gemar berkorban untuk kemajuan
bersama; dan (7) mampu menjadi tauladan bagi masyarakat sekeliling-nya (Pedoman
Pendidikan STAIN Malang 2000/2001). Kualifikasi tersebut dimungkinkan dapat
tercapai jika STAIN Malang mampu mengembangkan kualitas akademik tenaga
dosennya.
Sementara itu sebagaian dosen perguruan tinggi Islam
yakni IAIN/STAIN terrmasuk STAIN Malang masih menggunakan konsep the banking
concept. Konsep tersebut memberlakukan anak didik atau dalam lingkungan
perguruan tinggi – mahasiswa sebagai bejana yang kosong yang akan diisi sebagai sarana tabungan atau investasi ilmu
pengetahuan yang akan dipetik kelak. Jadi guru atau dosen adalah menjadi subyek
aktif dan mahasiswa atau peserta didik menjadi obyek. Karena itu, Fiere
(1999:12) mempunyai visi filosofis dalam yakni pengenbangan manusia yang
terbebaskan.
Untuk memenuhi tarjet lulusan STAIN Malang maka harus
diawali perbaikan perguruan tinggi,
kemudian menuju perubahan kearah perbaikan mutu dosen sebagai konsekwensi
pengembangan kualitas dosen. Maka adanya kesesuaian mengajar bidang seleksi
dengan bidangnya perlu diterapkan di setiap jurusan. Pertimbangan kesesuaian
mengajar dengan bidang keahlian dosen menjadi konsep manajemen pengembangan
dosen. Adanya manajemen pengembangan dosen sebagai upaya menata peralihan IAIN cabang di Indonesia menjadi
STAIN sebagai wujud pemberdayaan institusi di tingkat cabang disamping agar
lebih mandiri, selain itu agar lebih mempunyai keleluasaan pengembangan dosen
supaya tidak selalu dikendalikan IAIN induk. Keputuan peralihan IAIN cabang
menjadi STAIN berdasarkan atas keputusan Presiden Nomor Tahun 1997. Dengan
status kemandiriannya itu, STAIN diharapkan akan mempunyai peran yang
semakin penting dan mantap dalam
meningkatkan kecerdasan, harkat dan martabat bangsa, dengan menghasilkan tenaga
ahli/sarjana Islam yang memiliki wawasan kedepan serta kemampuan berpikir
integratif dan persepektif.
Oleh karenanya, dengan
kemandirian STAIN Malang
semestinya menampakkan pula
kualitas akademiknya. Artinya pengembangan kualitas akademik itu hendaknya
mengacu pada standar adanya kesuaian keahlian/disiplin ilmu dosen dengan mata
kuliah yang diajarkannya dan diukur dengan kebutuhan jurusan yang ada di STAIN
Malang. Di samping itu, dibukanya jurusan baru serta program baru akan menjadi
problem baru manakala pada saat yang sama tidak diimbangi dengan
langkah-langkah cepat terhadap perubahan tersebut dengan menyiapkan tenaga
dosen yang mempunyai disiplin ilmu tertentu dalam mengajar agar dapat
dipertanggung jawabkan secara akademik. Dengan dibukanya jurusan baru membutuhkan
dosen baru yang mewadahi yang sesuai dengan kebutuhan jurusan yang dibutuhkan
apalagi STAIN Malang saat ini menerima mahasiswa dengan jumlah yang lebih besar
dengan periode sebelumnya. Pada periode 2000/2001 ini STAIN Malang menerima
mahasiswa baru sejumlah seribu lima
puluh lima empat (1054) (Buku Laporan Ikoma STAIN Malang 2000/2001: 49).
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) sedang mengembangkan fasilitas
akademik untuk menunjang kebutuhan dosen
dalam menyampaikan tugas membimbing mahasiswa. Penulis melihat juga
perkembangan dosen masih terbatasnya jumlah karya-karya dosen tenaga edukatif.
Untuk menafsirkan pada idealitas pengembangan mahasiswa
yang berkualitas, dibutuhkan standar tenaga pengajar atau dosen yang tidak
sekedar mampu menyampaikan materi disiplin ilmu (transfer of knowledge)
tertentu dan bersifat tektual akan tetapi mampu juga merefleksikan secara
kontektual sehingga proses belajar-mengajar menjadi hidup. Sebagaimana terdapat dalam rumusan mengenai
lulusan STAIN Malang yang tertera di pedoman pendidikan STAIN Malang 2000/2001
masih jauh harapan dari dunia realitas disebabkan oleh problem mendasar
mengenai disiplin ilmu yang dimiliki diri pengajarnya dengan mata kuliah yang
diajarkannya. Hal ini dapat dijumpai pada jurusan – jurusan yang ada di STAIN
Malang masih terjadi lintas disiplin ilmu dalam mengajar suatu mata kuliah.
Padahal suatu perguruan tinggi yang sering disebut sebagai lembaga akademik
tentunya membutuhkan pengelolaan dosen secara profesional sebagai wujud
mempertanggungjawabkan bidang studi ajarnya. Agar terjadi hubungan positif
antara kesesuaian disiplin ilmu dosen dalam mata kuliah yang diajarkan maka
dibutuhkan pengelolaan secara
profesional.
Ada pandangan yang berbeda bahwa kemajuan sebuah
pendidikan yang mengarah pada sains-untuk tidak sekaligus menyebut “
tehnologi’- merupakan hasil dari individu ilmu muslim yang didorong dengan
semangat sciantific inquiry (penyelidikan ilmiah) guna membuktikan
kebenaran ajaran Al-Qur’an, terutama yang bersifat qauniyah (Charles,1994).
Namun, jika dicermati setiap ajaran baru penerimaan mahasiswa Tarbiyah program
pendidikan Islam lebih lebih besar ketimbang jurusan diluar Tarbiyah. Hal ini menunjukkan bahwa pihak lembaga
menyesuaikan dengan kebutuhan zaman ke depan. Jikalau berharap ingin
mendapatkan lulusan yang menguasai di segala bidang seyogyanya STAIN/PTAIN membuka peluang
penerimaan mahasiswa baru pada jurusan selain Jurusan Tarbiyah program
pendidikan Islam.
Diakui bahwa kelemahan-kelemahan itu merupakan kelemahan komitmen yang pada
dasarnya tidak terpisahkan dari kebijaksanaan dalam proses manajemen, khususnya
manajemen personalia, seperti perencanaan awal perekrutan dosen, pengangkatan
dan pembinaan, dan manajemen
kemahasiswaan (Sanusi Uwes,1987:10-11).
Sementara
itu tantangan yang dihadapi manajemen STAIN Malang dari aspek kualitas dosen,
menyangkut mutu dan kualifikasi akademik, seperti masih terbatasnya guru besar
pada bulan Desember 1999, berjumlah 4 (tiga) orang, pada bulan Desember 2000
ada yang mutasi I (satu) ke IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga menjadi 3
(tiga) orang serta tenaga edukatif dengan strata tiga (S3) pada bulan Juni
berjumlah 2 (dua) orang. Di samping itu masih terbatasnya jumlah dosen
berpendidikan dengan disiplin ilmu megister yang relevan. Kaitan pengembangan
kualitas dosen pada aspek pendidikan formal pada S2 berjumlah 47 (empat puluh
tujuh) orang pada bulan Juni 2001 dari jumlah dosen keseluruhan 141 orang.
STAIN Malang harus memperhatikan pengembangan dosen secara tepat, agar
pengembangan kualitas sumber daya manusia secara optimal dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik. Untuk itu dibutuhkan jumlah dosen yang
cukup dan sesuai dengan jumlah jurusan, dan jumlah mahasiswa.
Hal yang sama mengenai tantangan sumber daya
dosen yang perlu mendapatkan perhatian secara serius dari pihak pimpinan STAIN
adalah dalam bentuk pembinaan dan pengembangan dosen. Peningkatan kualitas
dosen sangat diperlukan melalui pendekatan pendidikan studi gelar atau disebut
pendidikan program S2 dan S3. Pendidikan formal pada program S2 dan S3 tersebut
merupakan suatu keharusan bagi dosen yang masih S1. Upaya pengembangan kualitas
sumber daya manusia melalui pendidikan studi gelar dilakukan agar lebih dapat
dipertanggungjawabkan disiplin keilmuan dosen pada aspek profesionalisme
mengajar yang mengarah pada
spesialisme disiplin ilmu.
sistem pendidikan membutuhkan
perangkat teoritik atau konsepsi untuk mendukung pelaksanaan program S2 dan S3
kepada masyarakat akademik. Tujuan dan isi pendidikan perlu berhubungan dengan masyarkat
negara. Sebagai upaya mendapat dukungan pelaksanaan program gelar.
Oleh karenanya tujuan
pendidikan secara teoritis mengkaitkan dengan hubungan masyarakat, negara dan
individu yang perlu dibangun secara benar agar dapat beradaptasi dengan kebutuhan
yang diharapkan lembaga perguruan
tinggi. Jadi, pendidikan mewujudkan relasi positif antara masyarakat kampus (academical
society) dengan negara. Negara disini mempunyai peranan menghantarkan untuk
mendorong aspek struktural karena perkembangan dan kemajuan lembaga pendidikan
sangat dipengaruhi seberapa besar mampu terlibat dalam kemajuan-kemajuan pada
bidang-bidang tertentu. Di samping, kemandirian sebuah perguruan tinggi
merupakan keniscayaan agar dapat berkembang
secara signifikan. Peningkatan kualitas perguran tinggi membawa pengaruh
pada peningkatan kualitas dosen.
Pengembangan kualitas dosen
dipengaruhi oleh seberapa besar pemerintah memberi porsi kewenangan pengusulan
tenaga pengajar baru kepada institusi pendidikan. Sebab,
lembaga pendidikan masih mempunyai hubungan struktural dan segala
kebijakan masih dipengaruhi oleh policy Pepartemen Agama yang berada di
birokrasi pemerintah. Untuk itulah dalam memajukan kualitas dosen haruslah
diawali dengan perubahan pada tingkat lembaga pendidikan.
Penelitian ini diharapkan dapat
mendeteksi persoalan-persoalan manajemen kualitas dosen, dapat mengarahkan pada
postulasi bahwa fungsi manajemen pada perguruan tinggi adalah merancang,
mengorganisasikan dan mengevaluasi bagaimana pengembangan kualitas dosen.
Pengembangan perguruan tinggi erat kaitanya dengan pengembangan mutu dosen
(William, 1981:316). Sebab, pada dasarnya, manajemen berfungsi ganda yakni
mengkodisikan situasi yang mampu memperbanyak penyebab-penyebab pendorong di
satu sisi, dan di sisi lain mengurangi dan bahkan dapat mengeliminasi penyebab
penghambat tumbuhnya profesionalisasi dosen. Dalam hal ini manajemen yang baik
akan mampu menata situasi dan kondisi yang kurang menguntungkan bagi dosen jadi
menguntungkan, tetapi sebaliknya manajemen yang buruk akan menjadikan bahan dan
potensi yang baik jadi buruk. Sikap pimpinan perguruan tinggi sebagai motivator
manajemen, dalam hal ini menentukan mutu dosen, baik individual maupun
kolektif. Oleh karena sangat penting mencari langkah-langkah pengembangan mutu dosen STAIN, yang menggali
dan mendiskripsikan pengembangan mutu melalui penelitian yang komprehensif.
STAIN sebagai lembaga
pendidikan Islam yang berjalan dengan mempercepat pembaharuan dan penataan
kualitas akademik, dalam artian dengan merekrut dosen baru pada Jurusan
Psikologi, MIPA dan Syariah, namun kurang diiringi seleksi yang ketat, maka
dapat mengakibatkan masih perlu pertanggungjawaban mutu. Hal tersebut dapat
dilihat pada gelar kesarjaan masih menerima dosen dengan gelar kesarjanaan S1. Adanya
pemekaran jurusan tentunya membutuhkan dosen yang tidak sedikit. Untuk itu,
manajemen sebagai sumber kontrol perlu ditata sebaik mungkin, dan pimpinan
perlu menjadi motivator manajemen
pengembangan kualitas dosen.
Manajemen mempunyai peran mendasar dalam
menjalankan fungsi mengembangan kualitas
dosen. Jikalau manajemen tidak dapat berperan secara kontruktif maka dapat
berakibat pada penurunan kualitas mutu dosennya. Sebab postulasi manajemen
bertugas merancang, mengorganisasi, dan melakukan pengawasan terhadap tenaga
edukatif.
Mencari format baru pendidikan Islam
membutuhkan manajemen terhadap konsep sistem pendidikan yang dilaksakan baik
aspek organik maupun anorganiknya (Mastuhu, 1990:223). Pernyataan sistem
pendidikan yang bersifat organik adalah terletak pada pelaku pendidikan
sedangkan yang bersifat anorganik adalah pendukung dari pelaku pendidikan.
Dualitas tersebut menentukan perjalanan pendidikan secara kondusif. Jika tidak
adanya hubungan sinergis akan membawa dampak kemajuan kearah tidak baik. Karena perbaikan sebuah lembaga pendidikan
akan membawa konsekwensi pada perbaikan dosen. Di samping itu perlu juga
kesatuan kerja yang harus dilewati dalam sistem pendidikan.
II.
Rumusan Masalah
Adanya ruang gerak pembaruan
pengelolaan dosen yang terdapat pada konsepsinya maupun pada tehnik-tehnik
pelaksanaannya merupakan gejala positif. Tanpa adanya pembenahan pengelolaan
akan menyebabkan lemahnya kualitas dosen. Namun perlu dicatat bahwa orientasi
pengembangan dosen diharapkan berada pada wilayah akademik, mencerminkan
profesionlitas yang menjaga keunggulan intelektual dan integritas kepribadian.
Oleh karena itu dosen perlu mendorong adanya perubahan-perubahan kearah lebih
maju pada kekokohan kepribadian mahasiswa. Dosen mempunyai amanah memberikan
pengetahuan, pengembangan kepribadian atau pendidikan Islam. Pendidikan Islam
adalah proses transformasi dan internalisasi, yaitu upaya pendidikan Islam
harus dilakukan secara bertahap, berjenjang, dan kontinuisitas, dengan upaya
pemindahan, penanaman, pengarahan, pengajaran, pembimbingan sesuatu yang
dilakukan secara terencana, sistematis dan terstuktur dengan menggunakan pada
sistem tertentu (Muhaimin, Mujib, 1993:196).
Berdasarkan uraian di atas,
tanggung jawab dosen dalam membimbing
pengembangan mahasiswa menuju hasil kepribadian yang tangguh. Maka,
dosen selaku tenaga edukatif mempunyai peranan untuk memperkuat standar tujuan
pendidikan Islam yang meliputi empat aspek, sebagaimana ditegaskan Abdurrahman
(1982:119-126), yaitu (1) tujuan pendidikan jasmani; (2) tujuan pendidikan
rokhani; (3) tujuan pendidikan ahklak; dan (4) tujuan pendidikan sosial. Hal
ini memberikan penjelasan bahwa dosen di perguruan tinggi Islam membentuk
kualitas mahasiswa agar dapat berusaha secara totalitas pada kualitas kepribadian
diri (inner beauty) dan intelektualitas.
Berdasarkan pada latar
belakang diatas maka masalah penelitian ini secara lebih kusus dapat dirumuskan
sebagai berikut
1.
Seperti apa tingkat kesesuaian mata kuliah
dibina dosen STAIN Malang dengan disiplin ilmu yang dimilikinya ?
2.
Mengapa tidak terjadi tingkat kesesuaian
mengajar dosen STAIN Malang dengan disiplin ilmu yang dimilikinya ?
3.
Bagaimana pengembangan kualitas akademis dosen
termasuk penciptaan iklim dalam memaksimalkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi ?
4.
Bagaimana hubungan antara tingkat disiplin ilmu
dosen dengan manajemen pengembangan kualitas dosen STAIN Malang ?
5.
Apa hubungan antara tingkat kesesuain disiplin
ilmu dosen dengan pelaksnaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi?.
Jadi penelitian ini membatasi pada proses manajemen
kualitas akademik dosen dengan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Yang
dimaksud dengan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah pengajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Kualitas akademis dosen dalam penelitian ini juga dilihat dari
sisi-sisi kualitas proses belajar-mengajar antara dosen dengan mahasiswa, sikap
kemadiriannya, kesiapan berkompetisi dengan dosen perguruan tinggi lain dan
wawasan globalnya. Cara pandang dari sisi tersebut berdasarkan asumsi bahwa
ketiga aspek tersebut menjadi rujukan keberhasilan pendidik (dosen) dalam
melaksanakan tugas belajar-mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat.
Penelitian ini mengambil
lokasi di STAIN Malang sebagai obyek utama untuk bahan eksplorasi kondisi
dilapangan.
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar, 50.000,- MURAH Meriah
Anda tidak repot lagi mencari referensi.
Di jamin asli.contohmakalah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2
SELAMAT DATANG
terimakasih telah berkunjung
KUMPULAN JUDUL TESIS MANAJEMEN KLIK
KUMPULAN JUDUL TESIS STUDI AGAMA ISLAM KLIK
KUMPULAN JUDUL Keperawatan KLIK
KUMPULAN JUDUL Tesis PAI USA KLIK
KUMPULAN JUDUL TESIS AHWAL SYAHSHIYAH KLIK
KUMPULAN JUDUL TESIS PENDIDIKAN GURU MADRASAH KLIK
MOHON MAAF JIKA PENGUNJUNG TERGANGGU DANGAN IKlAN :-)
sekiranya mengganggu segera di tutup saja
alhamdulilah, blog dikunjungi 400 orang / hari :-)
kami adalah jasa pencari referensi ILMIAH
hub.0857-351-08864
terimakasih telah berkunjung
KUMPULAN JUDUL TESIS MANAJEMEN
KUMPULAN JUDUL TESIS STUDI AGAMA ISLAM
KUMPULAN JUDUL Keperawatan
KUMPULAN JUDUL Tesis PAI USA
KUMPULAN JUDUL TESIS AHWAL SYAHSHIYAH
KUMPULAN JUDUL TESIS PENDIDIKAN GURU MADRASAH
MOHON MAAF JIKA PENGUNJUNG TERGANGGU DANGAN IKlAN :-)
sekiranya mengganggu segera di tutup saja
alhamdulilah, blog dikunjungi 400 orang / hari :-)
hub.0857-351-08864
No comments:
Post a Comment