Penulis : -
Kode :185
Judul : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA
-------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak.
Untuk dapat mewujudkan
keadaan sehat tersebut
banyak hal yang
diperlukan, salah satu diantaranya yang
dinilai mempunyai peran
yang cukup penting
adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Rumah sakit sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan
memiliki tiga fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi ekonomi dan
fungsi ilmu pengetahuan teknologi. Rumah
sakit bertanggungjawab memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat, terjangkau dan bermutu sesuai standar dan etika profesi,
sehingga dapat menjadi acuan dan informasi serta memenuhi harapan
dan kepuasan masyarakat.Contoh Skripsi
Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan
masyarakat, berfungsi melayani masyarakat secara luas dalam bentuk jasa. Untuk
mencapai sasaran yang diinginkan
manajemen, rumah sakit
menuntut karyawan untuk
meningkatkan kinerjanya. Pasien yang datang baik untuk pelayanan rawat inap
ataupun rawat jalan akan memberikan
respon yang positif
terhadap pelayanan pegawai
yang baik, sehingga mampu meningkatkan kunjungan pasien ke
rumah sakit. Hasil akhir dari keberhasilan pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari tingkat Bed Occupancy Rate (BOR). Semakin tinggi tingkat BOR yang dicapai rumah
sakit, dapat dijadikan
indikator untuk menilai kinerja karyawan dalam melaksanakan
pengobatan maupun perawatan pasien.
indikator untuk menilai kinerja karyawan dalam melaksanakan
pengobatan maupun perawatan pasien.Contoh Skripsi
Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu sebagai salah satu sarana
pelayanan kesehatan utama di
kabupaten Rokan Hulu,
merupakan rumah sakit
kelas C. Berdasarkan data yang
diperoleh dari RSUD Rokan Hulu pada tahun 2007, jumlah tempat tidur 109 TT, jumlah
kunjungan rawat jalan di RSUD ini sebanyak 14.867 orang, serta rawat inap 2.900
orang. Sedangkan hasil pelayanan nya dapat di lihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Hasil Pelayanan
RSUD Rokan Hulu 2005 S.D. 2007
No Tahun BOR LOS TOI BTO
1 2005 33,39 2,68 2,99 45,43
2 2006 34,30 3,34 3,09 31,37
3 2007 35,42 3,25 5,74 41,09
Sumber : Rekam Medik RSUD Rokan Hulu, 2007
Pada Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa tingkat pemanfaatan Rumah
Sakit masih rendah pada tahun 2007
yaitu Bed Occupancy
Rate (BOR) yaitu persentase pemakaian
tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu yang hanya 35,42 % (Standar Depkes,
> 75%), Length Of Stay (LOS) yaitu rata-rata lama rawatan seorang pasien 3,25
(Standar Depkes 5-12 hari), Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari,
tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya 5,74
(Standar Depkes 1-3 hari), Bed Turn Overl (BTO) yaitu frekuensi pemakaian
tempat tidur 41,09 (Standar 40-50 kali). Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa
tingkat pemanfaatan Rumah Sakit
masih rendah. Dari
hasil wawancara dengan
bagian kepegawaian RSUD
didapat fakta bahwa para karyawan sering meninggalkan tugas pada
saat jam kerja,
pulang sebelum jam kerja habis, tingkat
kehadiran karyawan di rumah sakit yang
hanya rata-rata 75% (bagian
kepegawaian RSUD Rokan Hulu) dan beban kerja tidak merata. Disamping itu didapatkan juga bahwa
sebagian karyawan di RSUD Rokan Hulu saat
ini adalah karyawan
yang sebelumnya bekerja
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan
sebagian lagi adalah karyawan yang baru diangkat rumah sakit hampir tidak ada. Belum lagi sorotan dari masyarakat
tentang buruknya pelayanan yang diberikan para karyawan.
Rumah Sakit untuk mencapai sasaran yang
diinginkan yaitu peningkatan kunjungan
pasien , karyawan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya (Gibson, 1997). Mengingat pentingnya kinerja karyawan
dalam mencapai kinerja organisasi, maka
perlu dikaji faktor-faktor
yang dapat meningkatkan kinerja karyawan untuk menunjang keberhasilan Rumah Sakit
di kemudian hari.
Upaya peningkatan
kinerja karyawan menuntut
peran manajemen dalam melakukan
pendekatan kepemimpinan yang efektif, bahwa keberhasilan Rumah Sakit sangat
tergantung pada kemampuan
pemimpinnya. Dengan kemampuan
yang dimilikinya pemimpin
dapat mempengaruhi karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai
dengan apa yang
diinginkannya. Kemudian dalam
mengantisipasi permasalahan diperlukan
seorang pemimpin yang
dapat melihat kondisi
dan Upaya peningkatan
kinerja karyawan menuntut
peran manajemen dalam melakukan
pendekatan kepemimpinan yang efektif, bahwa keberhasilan Rumah Sakit sangat
tergantung pada kemampuan
pemimpinnya. Dengan kemampuan
yang dimilikinya pemimpin
dapat mempengaruhi karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai
dengan apa yang
diinginkannya. Kemudian dalam
mengantisipasi permasalahan diperlukan
seorang pemimpin yang
dapat melihat kondisi
dan
kebutuhan karyawan (Porte - Lawller, dalam
Steers RM, 1996). Dan dibutuhkan seorang pemimpin yang bisa
mengerti perilaku organisasi yang sedang dihadapinya sehingga ia mampu membawa
organisasinya mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama melalui pencapaian visi organisasi. Menurut Steers (dalam Saribu,
2006) manajer sebagai seorang pemimpin
harus mampu menciptakan budaya organisasi yang kondusif, saling mendukung satu sama lain, saling menguatkan yang
akan membangkitkan energi organisasi
dalam menghadapi era persaingan yang semakin kompetitif. Dalam mencapai
tujuan organisasi, pimpinan
menggunakan gaya kepemimpinannya.
Gaya kepemimpinan adalah prilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat,
sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya (Rivai, 2004).
Peranan
gaya kepemimpinan, dalam mempengaruhi kinerja karyawannya adalah
pentingnya kepuasan kerja.
Robbin (2003) menyatakan
Kepuasan Kerja merupakan sikap umum yang
merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan,
penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja. Menurut Sunarto (2004) kepentingan para manajer
pada kepuasan kerja cenderung berpusat pada efeknya terhadap kinerjanya. Rumah
Sakit perlu memperhatikan dan menciptakan kondisi
adanya keseimbangan antara
pencapaian tujuan individual karyawannya dimana
salah satu tujauan
individu karyawan adalah
tercapainya kepuasan dalam bekerja.
Pihak manajemen perlu mengetahui yang diinginkan oleh karyawan untuk
meningkatkan kontribusi mereka dalam bekerja. Seorang karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan
menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, dan seorang karyawan
yang tidak puas akan menunjukkan sikap yang negatif
terhadap pekerjaannya. Jika
karyawan merasa puas terhadap perlakuan
yang diterimanya di tempat kerja, maka mereka akan bersemangat untuk bekerja
sebagaimana yang diharapkan sehingga akan meningkatkan kinerja mereka dan selanjutnya akan meningkatkan kinerja
organisasi (Nursiah, 2004).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian
diajukan adalah:
1. Apakah gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja di RSUD Rokan Hulu.
2. Apakah gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan di RSUD Rokan Hulu.
===================================
DAPATKAN FILE nya Dengan menghubungi admin
Silahkan download file aslinya setelah menghubungi admin….. klik disini
Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar, 50.000,- MURAH Meriah
Anda tidak repot lagi mencari referensi.
No comments:
Post a Comment