SILAHKAN GUNAKAN FASILITAS "SEARCH" pojok kanan atas
untuk mencari judul skripsi yang di inginkan

pemesanan => Hub: 0857-351-08864

Tuesday, May 15, 2012

korelasi antara pemahaman pendidikan agama islam (pai) dan toleransi terhadap pemeluk agama lain | Contoh Skripsi


Penulis : -
Kode     :187
Judul     :  KORELASI ANTARA PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DAN TOLERANSI TERHADAP PEMELUK AGAMA LAIN DI SMA NEGERI 1 GRES
 -------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. John Dewey menyatakan, bahwa pendidikan sebagai salah satu  kebutuhan, fungsi sosial,  sebagai  bimbingan,  sarana  pertumbuhan yang mempersiapkan  dan  membukakan  serta  membentuk  disiplin  hidup (Zakiah Darajat, 1983:1).   Pernyataan   ini   setidaknya   mengisyaratkan   bahwa bagaimanapun sederhananya  suatu  komunitas  manusia,  memerlukan  adanya pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dari komunitas tersebut akan di tentukan aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia.1Contoh Skripsi

Pendidikan adalah proses bimbingan untuk perubahan sikap dan tingkah laku  seseorang  atau  kelompok yang di lakukan secara sadar  dalam rangka pendewasaan manusia  dan  pembentukkan  pribadi  yang  mandiri  serta kesempurnaan secara jasmani dan rohani2
Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas  sumber  daya manusia karena pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan  potensi  sumber  daya  manusia.  Pendidikan  dalam

1 H. Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002), h 67 
2 Ki Supriyoko, Konfigurasi Pendidikan Nasional (Yogya : Pustakan Fahima, 2007), h 57 

1



2

prakteknya berkaitan erat dengan belajar yaitu dengan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.3Contoh Skripsi
Memahami pendidikan Islam berarti harus menganalisis secara pedagogis suatu  aspek utama dari misi agama yang diturunkan kepada umat manusia melalui Muhammad Rasulullah, 14 abad yang lalu.
Islam  sebagai  petunjuk  ilahi  mengandung  implikasi  kependidikan (pedagogis)  yang  mampu  membimbing dan mengarahkan manusia menjadi seorang mukmin, muslim, muhsin dan muttaqin melalui proses tahap demi tahap.
Pendidika Islam sebagai ajaran (doktrin), Islam mengandung sistem nilai, sejalan  dengan pemikiran ilmiah dan filosof dari pemikir-pemikir pedagogis muslim, maka sistem nilai nilai itu kemudian dijadikan dasar bangunan (stuktur) pendidikan Islam yang memiliki daya lentur normatif menurut kebutuhan dan kemajuan  masyarakat  dari  waktu  ke  waktu.  Keadaan  demikian  dapat  kita saksikan  di  negara-negara  di  mana  Islam  di  kembangkan  melalui  berbagai kelembagaan pendidikan formal atau non formal.
Kemudian dari pengertian Islam itu sendiri yang berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Dari pengertian kebahasaan ini, kata Islam dekat dengan arti kata agama yang berarti menguasai, menundukka, patuh, hutang,

3                  Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997), h 105  



3

balasan dan kebiasaan. Senada dengan itu, Nurcholis Madjid berpendapat bahwa sikap pasrah kepada tuhan adalah merupakan hakikat dan pengertian Islam. Sikap ini tidak saja  merupakan ajaran Tuhan kepada hamban-Nya, tetepi ia diajarkan oleh-Nya dengan disangkutkan kepada alam manusia itu sendiri.
Menurut Maulana Muhammad Ali pengertian Islam itu dapat dipahami dari firman Allah yang terdapat pada ayat 208 surat al-Baqarah:

Íà6s9    çì¯ÑÎ)          ⎯≈sÜø¤±9$#   VuèäÜäz      #èãèÎ6®Ksùuñ    ð©ù!$Ÿ2        Ïù=Åb¡9$#   Îû #èè=äz÷Š$#èãÆtÂ#u™                         ⎥⎪Ï%©!$#   $yãƒr'¯tƒ

∩⊄⊃∇∪      ⎦⎫Î7          ñßtã
Artinya:  “Hai  orang-orang  yang  beriman,  masuklah  kamu  ke  dalam  Islam
               keseluruhan,  dan  janganlah  kamu  turut  langkah-langkah  syaitan.
               Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.
Dan juga dapat dipahami dari ayat 61 surat al-Anfal:

∩∉⊇∪     Ë⎧Î=yèø9$#    ìŠÏϑ¡¡9$# èèä   çì¯ÑÎ)         !$# n?tã  ©.uès?uñ   $oëm;     xuÆô_$$sù       Íù=¡¡=Ï9       #èßsuÆy_             âÎ)uñ
Artinya:  “Dan jika  mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah
               kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah
              
yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.
Adapun pengertian Islam dari segi istilah (Islam sebagai agama), adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai sebagai segi dari kehidupan manusia.4





4                  Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998),h 61-64 




4

Di dalam pendidikan  agama  Islam  juga  memberi  pengajaran  pokok rohaniah  dalam  pola  hubungan  tiga  arah  yang  kita  namakan “Triologi Hubungan”, yaitu:
a.   Hubungan dengan Tuhan, karena ia sebagai makhluk ciptaan-Nya.
b.  Hubungan dengan masyarakat, karena ia sebagai anggota masyarakat.
c.   Hubungan  dengan  alam  sekitar,  karena  ia  makhluk  Allah  yang  harus
     
mengelola, mengatur, memanfaatkan kekayaan alam sekitar yang terdapat di
      atas, di bawah, dan di dalam perut bumi ini. 5
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah terciptanya insan kamil. Menurut Muhaimin bahwa insan kamil adalah manusia  yang  mempunyai  wajah  Qurani,  tercapainya  insan  yang  memiliki dimensi relegius, budaya dan ilmiah.6
Keberadaan  pendidik  dalam  dunia  pendidikan  sangat  krusial,  sebab kewajibanya tidak hanya mentransformasikan pengetahuan  (knowledge) tetapi juga dituntut menginternalisasikan nilai-nilai (value/qimah) pada peserta didik. Bentuk nilai yang internalisasikan paling tidak meliputi  : nilai etika  (akhlak), estetika sosial, ekomis, politik, pengetahuan, pragmatis, dan nilai ilahiyah.
Secara  faktual,  pelaksanaan  internalisasikan  nilai  dan  tranformasi pengetahuan pada peserta didik secara integral merupakan tugas yang cukup berat di tengah kehidupan masyarakat yang kompleks apalagi pada era globalisasi dan


5 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h 45 
6 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2008), h 55 




5

modernisasi. Hal ini disebabkan karena profesi pendidik dari segi materil kurang menguntungkan,  karena  sebagian  masyarakat  dalam  era  globalisasi  ini dipengaruhi   paham   materialisme   yang   menyebabkan   mereka   bersifat materialistik.
Pendidik dalam pendidikan Islam adalah setiap orang dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain. Sedangkan yang menyerahkan tanggung jawab dan amanat pendidikan adalah agama,  dan  wewenang  pendidik  dilegitimasi  oleh  agama,  sementara  yang menerima tanggung dan amanat adalah setiap orang dewasa. 7
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dibedakan  antara  pendidik  dengan  tenaga  kependidikan  Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk  menunjang  penyelenggaraan  pendidikan.  Sedangkan  pendidik  adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widya iswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususanya serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.8
Di dalam pendidikan  bukan  termasuk  pendidikan  agama  Islam  saja, melainkan berbagai agama-agama lain khususnya di Indonesia, tidak hanya fokus dalam pendidikan Islam saja, melainkan pendidikan formal atau pengetahuan umumnya lainya. Begitu juga dalam segi siswanya ada yang beragama Islam


7 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, op. Cit., h. 147 
8 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2008), h 58 




6

maupun non Islam. Hal itu terjadi karena negara indonesia merupakan negara yang kaya akan agama. Misalnya Islam, katholik, kristen, hindu, budha.
           
Dari  segi  hubungan  sosial  di  Indonesia  dapat  menciptakan  toleransi
terhadap agama lain baik pemeluk agama Islam maupun non Islam. Oleh karena itu dalam pendidikan agama Islam juga benar-benar di tekankan untuk memahami betapa pentingnya toleransi terhadap agama lain.
Walaupun toleransi adalah merupakan salah satu ciri dan watak ajaran Islam, namun kata “toleransi” tidak banyak dikenal oleh masyarakat awam di Indonesia, yang sebagian penduduknya adalah beragama Islam. Mereka, yaitu ummat  Islam  Indonesia  kurang  mengenal  dan  tidak  mempopulerkan  kata “toleransi” tersebut, tetapi tindak-tanduk dan sikap mereka sehari-hari bahkan mencerminkan sifat-sifat dan laku perbuatan dari rasa ketoleransian yang nyata.
Pada umumnya, toleransi diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama  manusia  atau  kepada  sesama  warga  masyarakat  untuk  menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing. Selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya  itu tidak melanggar dan tidak  bertentangan  dengan  syarat-syarat  azas  terciptanya  ketertiban  dan perdamaian dalam masyarakat.
Maka pada umumnya di dalam alam demokrasi, atau menurut demokrasi Pancasila pada khususnya, toleransi dikatakan sebagai suatu pandangan yang mengakui the right of self determination, yang artinya hak menentukan sendiri




7

nasib pribadi masing-masing. Tentu saja di dalam menentukan hak itu seseorang tidak harus melanggar hak-hak orang lain. Dan prinsip ini adalah sebagai salah satu hak azasi manusia.9
Sedangkan menurut Prof. Adam Metz, sejarahwan dan budayawan Jerman yang menulis “Islamic Culture” menyatakan : “perbedaan antara imperium Islam dengan imperium Nasrani di Eropa pada abad pertengahan, adalah bahwa yang pertama (Islam) wilayahnya dihuni oleh sejumlah besar penduduk non-muslim dengan tanpa banyak gangguan, sebaliknya yang kedua (Nasrani). Gereja-gereja dan Biara yahudi dibawah kekuasaan Islam seperti terlepas dari pengawasan pemerintah, dijamin hak-haknya sesuai dengan ketetapan perjanjian yang dibuat diantara mereka. Sehingga dengan sendirinya umat yahudi dan Nasrani hidup berdampingan dengan rukun bersama umat Islam. Suatu budaya toleransi yang belum pernah dikenal oleh eropa pada abad pertengahan itu. Umat yahudi dan nasrani bebas menjalankan agamanya masing-masing, hanya saja apabila orang sudah masuk Islam kemudian murtad, maka dikenal hukuman.
Selain itu di dalam hal mu’amalah atau hubungan antar manusia, syari’at Islam banyak menunjukkan sikap toleransi yang tinggi,   yakni hubungan antara seorang muslim dengan para pemeluk agama lain.
Sebagai contoh ialah, pertama-tama soal makanan. Orang-orang Islam dengan pemeluk agama lain boleh saling memakan makanan masing-masing,


9                  Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama Dalam Islam sebagai Dasar menuju
Dialog dan kerukunan antar Agama, (Jakarta : PT. Bina Ilmu, 1978), h 21-22 




8

kecuali bagi orang Islam memang dilarang memakan makanan yang telah jelas
dilarang dalam nash seperti daging babi dan minum arak. Juga daging yang
disembelih oleh pemeluk agama lain, yakni para ahli Kitab (pemeluk Yahudi dan
Nasrani), boleh dimakan oleh orang Islam.   Dalam al-Qura’an surah Al-Maidah
ayat 5:

Íçë°;         Ïm   Íä3ãÂ$yèsÛuñ      /ä3©9   Ïm   =tGÅ3ø9$#   #èè?ñé&        ⎦⎪Ï%©!$#        Ð$yèsÛuñ             Mt6Íh©Ü9$#     Íä3s9     Ïmé&   Ðöèuø9$#

$⎯èäèßϑçF÷s?#u™        #sŒÎÍä3Î=ö6s%    ⎯Ï   =tGÅ3ø9$#   #èè?ñé&       ⎦⎪Ï%©!$#      Ï   MoØ|ÁósçRùQ$#uñ         MoØÏÂ÷óßϑø9$#       Ï   MoØ|ÁósçRùQ$#uñ

ÝÎ6ys)sù  ⎯≈uʃM}$$Î/            àÿõ3tƒ       tÂuñ       â#y÷{r& ÉÏGã      ùuñ                 ⎦⎫ÅsÏÿ|¡ã                    Žöxî             ⎦⎫ÏØÅÁøtè×                        $⎯èäuèã_é&

∩∈∪   ⎯ƒÎŽÅ£sƒø:$#         Ï   ïtÅzFø$#    Îû èèäuñ   ã&é#yϑtã
Artinya: "Pada  hari  ini  Dihalalkan  bagimu  yang  baik-baik.  makanan
              
(sembelihan) orang-orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu, dan
              
makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (dan Dihalalkan mangawini)
               wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman
              
dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang
               yang diberi Al kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas
               kawin  mereka  dengan  maksud  menikahinya,  tidak  dengan  maksud
               berzina dan tidak  (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa
               yang kafir  sesudah  beriman (tidak  menerima  hukum-hukum  Islam)
              
Maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat Termasuk orang-orang
               merugi".
Hubungan antara kaum muslimin dengan kaum Yahudi dan Nasrani dalam
bentuk saling mengnjungi dan makan minum bersama ini tidak akan dapat kecuali
dalam bentuk orang-orang yang berusaha dan saling mencintai. Inilah konsep
Islam!
Dalam hukum Islam tentang orang-orang yang berhak menerima zakat, di antaranya  ialah  diserahkan  kepada  muallaf  yakni  orang  yang  masih  lemah




9

imannya, atau termasuk orang yang masih kafir atau para pemeluk agama lain yang nantinya bisa diharapkan memeluk Islam, atau diharapkan dapat berkurang sifatnya  yang memusuhi agama Islam. Dagning kurban juga dapat diberikan kepada orang-orang di luar Islam.
Islam  memang  tidak  mempunyai  perasaan  permusuhan  atau  rasa kebencian yang berbentuk bagaimanapun terhadap kaum yang bukan muslimin. Tetapi sebaliknya, Islam berusaha untuk menegakkan hidup berdampingan dan kerukunan  bersama  di  dalam  suasana  perdamaian  dan  kerjasama  di  dalam kehidupan sehari-sehari dengan orang-orang yang bukan muslim. 10
Bukan toleransi di bidang mu’amalah saja tetapi di bidang ibadah juga terdapat toleransi. Karena Islam adalah agama fitroh, sesuai dengan naluri, maka ini ajaran Islam memang amat ringan. “Dan Allah tidak menjadikan atas kamu pada agama itu dari kesempitan.” Dalam suarah Al-Hajj ayat 78 yang berbunyi:

Íä3‹Î/r&   '©#Ïi    ltym Ï   ⎦⎪Ïd9$#      Îû         /ä3øn=tæ   yèy_                 $tÂuñ        Íä38u;tFô_$èèä     ÍíÏŠ$yãÅ_     ,ym         !$#             Îû     #ñßÎã≈y_uñ

#èçÑèä3s?uñ           /ä3øn=tæ     #´Îãx©                Áèߧ9$#           âèä3uÏ9     #xyä                    Îûuñ                   ö6sÏ                 ⎦⎫ÏϑÎ=ó¡ßϑø9$#            Íä39y™       èèä          ÏŠÏä≡tö/Î)

n<öèyϑø9$#  Í÷èÏØsù        Ïä39s9öèt     èèä   !$$Î#èßϑÅÁtGôã$#uñ    ï4èx.¨9$#    #èè?#uuñ     ï4èn=¢Á9$#  #èßϑŠÏ%r'sù           ¨$¨Æ9$#    n?tã              !#ypêà

∩∠∇∪      ŽÅÁ¨Æ9$#          Ï÷èÏÑuñ
Artinya:  "Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-
               benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan
              
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang
               tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang
              
Muslim dari dahulu dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya
               Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi

10               Ibid, h 251-253 




10



saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat   dan  berpeganglah  kamu  pada  tali  Allah.  Dia  adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong".
Thomas W. Arnold dalam “The Preaching Of Islam” juga menyatakan: “kita dapat memastikan, bahwa hubungan yang sangat baik antara umat Islam dan Nasrani itu  karena  kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki umat Islam tidak digunakan secara fanatik  untuk  memaksa mengubah kepercayaan orang lain kepada Islam. Nabi Muhammad s.a.w. sendiri membuat perjanjian kerjasama dengan  sebagian  kabilah  nasrani,  dan  bertindak  melindungi  mereka,  serta memberikan  kebebasan  kepada  mereka  menjalankan  kebaktian-kebaktian keagamaan  mereka  demikian  pula  memberikan  hak  kegiatan  kepada  para pemuka-pemuka agama mereka.11
Sekolah-sekolah  di  Indonesia,  maksudnya  memeluk  berbagai  macammacam agama, demikian juga di SMAN 1 Gresik pun tidak hanya satu agama saja yang menuntut ilmu, melainkan dari beberapa pemeluk agama lain yang menuntut ilmu.  Berarti  dalam  satuan  lembaga  pendidikan  tiap-tiap  siswa  memperoleh pengajaran yang sesuai agama masing-masing (materi agama).
Maka dari itu   dalam kurikulumnya terdapat beberapa materi misalnya dalam kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diantaranya   yang mana harus di tempuh oleh anak didik dalam beribadahnya cara mengerjakan shalat yang benar, membedakan mana antara larangan-larangan Allah dengan

11  Muhammad Tholhah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosiokoltural, (Jakarta : Lantabora
Press, 2005), h 193-194 




11

yang dihalalknNya, akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap guru, teman dll, kemudian cara membaca al-Qur’an yang benar, mengetahui sejarah nabi dan para rasul, memahami sajarah kebudayaan Islam, dan lain sebagainya.
Karna kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Dan isi  kurukulum adalah pengetahuan ilmiah, termasuk kegiatan dan pengalaman belajar, yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Kurikulum akan mempunyai arti dan fungsi untuk mengubah siswa apabila dilaksanakan dan ditransformasikan oleh guru kepada siswa dalam suatu kegiatan yang disebut proses belajar mengajar. Dengan perkataan lain proses belajar mengajar adalah operasionalisasi dari kurikulum.12
Dari segi hubungan sosial di SMAN 1 Gresik dapat menciptakan toleransi terhadap agama lain baik pemeluk agama Islam maupun non Islam. Oleh karena itu  dalam  pendidikan  agama  Islam  disini  benar-benar  di  tekankan  untuk memahami betapa pentingnya toleransi  terhadap  agama  lain.  Maka  dari  itu pemahaman pendidikan agama Islam pada siswa khususnya agama Islam lebih ditingkattkan untuk memiliki rasa toleransi dengan pemeluk agama lain.
Berpijak pada uraian latar belakang di atas, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan. Dalam hal ini, penulis ingin mengatakan satu topic yang sesuai dengan kondisi yang di hadapi saat ini, yaitu :


12    Nana Sudjana, Pembinaan&Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1996), h 3 




12

“KORELASI ANTARA PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DAN TOLERANSI TERHADAP PEMELUK AGAMA LAIN DI SMA NEGERI 1 GRESIK”.


B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka dapat penulis kemukakan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.   Bagaimana pemahaman pendidikan agama Islam di SMAN 1 Gresik ?
2.   Bagaimana toleransi pendidikan agama Islam terhadap pemeluk agama lain          di SMAN 1 Gresik ?
3.   Adakah  korelasi  tingkat  pemahaman  pendidikan  agama  islam  dengan   torelansi terhadap pemeluk agama lain di SMAN 1 Gresik ?

=================================== 
DAPATKAN FILE nya Dengan menghubungi admin
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Silahkan download file aslinya setelah menghubungi admin….. klik disini
 Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar,  50.000,- MURAH Meriah
                                                     Anda tidak repot lagi mencari referensi.
                                                     Di jamin asli.contohmakalah

  

No comments:

Post a Comment

1

2










                 KLIK

translet


Tags

tempat sharing

Blog Archive

Blog Archive