Pendidikan
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia. Melalui pendidikan,
manusia dapat belajar menghadapi alam semesta demi mempertahankan hidupnya.
Ditinjau dari sisi filasafat pendidikan, memang manusia adalah yang layak dan
memiliki potensi untuk belajar dan mengajar.1 Mungkin
karena itu pula, alasan
Islam menempatkan pendidikan
dalam kedudukan yang sangat tinggi sesusai dengan firman Allah dalam
surat AlMujadalah ayat 11 yang berbunyi:
Hai
orang-orang beriman apabila
kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.2
|
Dalam
pembukaan UUD 1945 disebutkan tentang cita-cita bangsa Indonesia yang
diantaranya adalah mencerdaskan anak
bangsa. Untuk merealisasikan
cita-cita tersebut bukanlah hal yang sederhana. Dimana harus adanya Perananan
atau pelaksanaan pendidikan demi tercapainya cita - cita bangsa Indonesia,
dari semua pihak
diantaranya pemerintah, lembaga pendidikan baik, in formal, formal
maupun non formal dan seluruh elemen masyarakat.Contoh Skripsi
|
Dalam UU
No 20 tahun 2003 pasal 30
berbunyi pendidikan keagamaan
dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal.3 Mengingat
pembahasan dalam pendidikan
Islam cukup kompleks dan luas
maka sudah sewajarnya akan membutuhkan waktu yang panjang dan sarana
prasarana yang mendukung karna ilmu di dunia ini sangat terhampar luas, dan
ilmu pengetahuan tidak selesai pada tataran tekstual karna masih harus digali
dan dikembangkan seperti firman Allah dalam surat ArRum ayat 48:
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu
angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit
menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu
kamu Lihat hujan keluar dari celahcelahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.4
|
Ayat
di atas menjelaskan bahwasanya ilmu penegetahuan harus digali dan dikembangkan agar
bisa secara komprehensif mendapatkan
sutau penegtahuan, dan itu semua membutuhkan waktu yang pnjang. Akan
tetapi sesuai yang kita ketahui bahwasannya Pendidikan Islam yang
diselenggarakan pada pendidikan formal sangat terbatas, padahal pendidikan
Islam merupakan pendidikan yang sangat
esensial dimana dengan
pendidikan Islam bisa digunakan untuk memfilter budaya bangsa
barat yang masuk ke Indonesia, karena
dengan Pendidikan Islam bisa
membentuk Insan kamilah dengan akhlaqul karimah. Maka dari itu
Pendidikan Islam selain diselenggarakan di pendidikan formal juga perlu
ditambah dengan pendidikan non formal sebagai penyempurna pendidikan
Islam yang diselenggarakan oleh
pendidikan formal.5
|
Pendidikan
harus dipandang sebagai suatu konteks interdisplin sebagai factor pembangunan
yang multidimensional dimana manusia
menjadi tujuan sekaligus juga
sebagai instrument. Manusia sebagai tujuan pembangunan artinya manusia
menjadi subjek didik yang harus ditingkatkan kualitasnya
|
melalui
pendidikan, sedangkan sebagai instrument maksudnya bahwa manusia menjadi
pelaku pembangunan yang harus memiliki kemampuan tinggi untuk berpartisipasi
dalam membangunan bangsa dan Negara.Contoh Skripsi
|
La Belle (1976) menyatakan bahwa
di Amerika Latin, pendidikan Non formal merupakan contoh upaya untuk
menciptakan perubahan sosial pada tingkat lokal. Pada pendidikan Non formal
ada dua penekanan dalam upaya mencapai
tujuan, yaitu perubahan
tingkah laku dan
perubahan social.
Perubahan tingkah laku
ditujukan kepada indiviu -
individu anggota
masyarakat, yaitu adanya
perubahan setelah intervensi pemberian pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap. Perubahan
yang akan meningkatkan kualitas
kinerja individu dalam
mengatasi masalah dan kebutuhan hidupnya
atau kesulitan hidupnya.
Pendidikan Non formal diarahkan pada penumbuh kembangan
pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab
atau kesejahtraan diri
dan masyarakatnya. Dalam
hubungan ini, pendidik harus
menggunakan pendekatan psikologis,
artinya dia harus menguasai psikologi
belajar, psikologi kepribadian dan
psikologi perkembangan. Dengan kualitas individu yang lebih baik, kita harapkan
keluarga dan masyarakat menjadi lebih baik.
|
Pendekatan
yang kedua adalah perubahan sosial,
yaitu perubahan struktur dan
peran - peran anggota masyarakat dalam
menjalankan fungsi sosialnya. Intervensi pendidikan ditujukan kepada individu
dan kelompok kelompok masyarakat agar
supaya terjadi gerakan
yang secara sengaja
|
diciptakan
agar timbul kesadaran untuk memperjuangkan nasibnya dengan bekerja atau
melakukan tindakan - tindakan kolektif sebagai dampak hasil belajarnya untuk
melakukan perbaikan - perbaikan. Di sini pendidikan Non formal lebih
menekankan belajar dan bekerja untuk melakukan tindakan tindakan perbaikan.
Dalam hubungan ini,
di samping harus
menguasai psikologi
belajar, dia dituntut
menguasai psikologi social,
dinamika kelompok, sosiologi, antropologi, dan andragogi. 6
|
Program
luar sekolah secara terorganisasikan dengan program yang sistematik memang
lahir kemudian, yang selanjutnya disebut pendidikan Non formal. David R.
Evans (1981) menyebutnya “ anggur lama yang dimasukkan kedalam botol baru”
atau old wine in new bottles, artinya ia bukan barang baru. Konsep
pendidikan Non formal,
menurut evans adalah
kegiatan pendidikan yang terorganisasikan di luar sistem pendidikan
formal. Beliau juga menempatkan pendidikan Non formal sebagai bagian dari keseluruhan
konsep terpadu dari sistem terpadu dari sistem pendidikan. Dalam konsep itu,
beliau juga memberikan penekanan pada ciri - cirri antara lain : sebarannya
sangat luas, partisipatif, melibatkan
kerja organisasi kemasyarakatan, perkumpulan swasta,
lebih mementingkan tindakan
pada tingkat lokal. Namun, pada saat yang sama, hal itu
menimbulkan kerancauan yang lebih
|
kompleks
antara perencanaan pendidikan Non formal dan sistem pendidikan pada umumnya
yang mempertimbangkan tujuan pembangunan nasional.7
Mengingat betapa pentingnya peran
pendidikan Non formal dalam pembangunan sumber daya manusia dan meningkatkan
pendidikan kaum marginal serta memelihara dan meningkatkan martabat orang -
orang dewasa yang mengalami ketertinggalan di segala bidang, maka sudah
selayaknya pendidikan Non formal tidak dipandang sebagai residu pendidikan
sekolah. Pandangan ini kurang tepat dan berimplikasi pada anggapan penting
tidaknya pendidikan Non formal yang kemudian dinomorduakan setelah sekolah,
yang seharusnya mempunyai kedudukan yang sama. Implikasi lebih lanjut adalah
perhatian dan kebijakan
menomorduakan yang berdampak
pada alokasi anggaran. Itulah
sebabnya diperlukan rumusan baru tentang pendidikan Non formal yang berdampak
pada kebijakan Departemen Pendidikan Nasional.8
Di kecicang Islam, Bungya Kangin,
Bebandem, Karangassem - Bali. Masyarakat ini berada di tengah - tengah masyarakat Hindu. Masyarakat
minoritas muslim khawatir terhadap keberadaan mereka yang nantinya akan
terasingkan oleh masyarakat mayoritas Hindu. Oleh karena itu masyarakat
minoritas muslim berusaha untuk selalu mempertahankan ke eksistensiannya. Hal
ini dikarenakan adanya suatu pendidikan yang ada di luar
sekolah ( Non formal ) yang telah dilakukan
oleh khususnya msyarakat muslim disitu.
|
Dan untuk
lebih menjaga ke
eksistensian mereka (masyarakat
minoritas muslim) itu sendiri, yang hidup di tengah - tengah masyarakat mayoritas Hindu.
Pelaksanaan pendidikan Non
formallah khususnya di Kecicang
Islamyang menjadi suatu
sistem pendidikan yang
memberikan layanan alternatif yang diprogramkan di luar sistem
persekolahan tersebut, yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau
pelengkap pendidikan formal
sistem persekolahan. Program - program yang sudah
ada dan terlaksana sesuai
dengan apa yang telah dijadwalkan oleh masyarakat yang terlibat dalam
kegiatan ini. Diantaranya, mengaji, da’wah, majlis ta’lim dan lain
sebagainya.
|
Hal ini
dilaksanakan untuk memberikan
kesempatan kepada
masyarakat dalam mengembangkan
intelegensi ( pengetahuan ) dan skill ( kemampuan ), serta
untuk mempertahankan eksistensinya di
tengah masyarakat
mayoritas Hindu. Sehingga
masyarakat minoritas muslim
di Kecicang Islamsecara kuantitatif akan bertambah dan secara kualitatif
akan mempertebal keimanan dan berlomba - lomba untuk mencari pahala.
Dari deskripsi di atas dan tentang
kondisi yang ada di masyarakat Bali, khususnya di daerah Kecicang Islam,
Karangasem - Bali. Peneliti tergugah untuk
melakukan penelitian tentang:”Study Korelasi
Pelaksanaan Pendidikan Non formal
bagi Masyarakat Minoritas
Muslim dalam
mempertahankan Eksistensinya di
tengah Masyarakat Minoritas
|
Hindu
Dari uraian latar belakang di atas
maka dapat penulis kemukakan beberapa permasalahan sebagai berikut:
|
1.
Bagaimana pelaksanan pendidikan Islam
Non formal bagi masyarakat minoritas
muslim di tengah masyarakat mayoritas Hindu di Kecicang Islam, Bungaya
Kangin, Bebandem, Karangasem-Bali?
|
2.
Bagaimana eksistensi
masyarakat minoritas muslim
di tengah masyarakat mayoritas
Hindu di Kecicang
Islam, Bungaya Kangin, Bebandem, Karangasem-Bali?
|
3.
Adakah kolerasi antara pelaksanaan
pendidikan Islam Non formal dalam
mempertahankan
eksistensinya di tengah masyarakat mayoritas Hindu di Kecicang Islam, Bungaya
Kangin, Bebandem, Karangasem-Bali?
4.
Sejauh mana korelasi pelaksanaan
pendidikan Islam Non formal dalam
mempertahankan
eksistensinya di tengah masyarakat mayoritas Hindu di Kecicang Islam, Bungaya
Kangin, Bebandem, Karangasem-Bali?
|
di
Kecicang Islam, Bungaya Kangin, Bebandem, Karangasem Bali".
===================================
DAPATKAN FILE nya Dengan menghubungi admin
Silahkan download file aslinya setelah menghubungi admin….. klik disini
Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar, 50.000,- MURAH Meriah
Anda tidak repot lagi mencari referensi.
|
|
|
No comments:
Post a Comment