SILAHKAN GUNAKAN FASILITAS "SEARCH" pojok kanan atas
untuk mencari judul skripsi yang di inginkan

pemesanan => Hub: 0857-351-08864

Wednesday, September 14, 2011

upaya memperoleh pendidikan formal lebih tinggi pada masyarakat tingkat ekonomi lemah, Contoh Skripsi


Penulis : -
Kode     : 057
Judul     :  upaya memperoleh pendidikan formal lebih tinggi pada masyarakat tingkat ekonomi lemah.” (studi kasus, di dusun ploso, desa ploso kecamatan selopuro kabupaten blitar)
 -------------------------------------------------


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Sudah sepatutnya kemerdekaan negara Republik yang telah dicapai selama setengah abad lamanya dengan pengorbanan darah dan nyawa kita syukuri, sebab dengan pengorbanan ini bangsa Indonesia dapat melaksanakan pembangunan dalam berbagai bidang dalam mengejar ketertinggalan dari  negara lain yang sudah mampu membangun.
Skenario besar yang telah dimainkan oleh kapitalisme global dengan melakukan ekspansi ke negara dunia ketiga yang di dalamnya termasuk Indonesia, membawa implikasi yang sangat besar pada paradigma yang berkembang di dalamnya. Reformasi sosial, ekonomi, dan budaya diakui ataupun tidak juga berimplikasi pada dunia pendidikan. Pendidikan sebagai media memanusiakan manusia dan juga sebagai piranti perubahan budaya ternyata mengalami pergeseran nilai yang seharusnya menjadi suatu formula pengembangan intelektual, spiritual, dan emosional. Pergeseran nilai-nilai pendidikan tersebut lebih mengarah pada komoditi ekonomi yang pada dasarnya menciptakan kapitalisme baru, sehingga tidak heran ketika ada suatu anggapan miring pada wilayah pendidikan yang berkembang di Indonesia dianggap tidak lagi membantu atau mampu untuk mendidik. Hal itu disebabkan karena tidak ada jaminan orang yang berpendidikan tinggi lebih terdidik daripada orang-orang orang yang berpendidikan lebih rendah, hal ini berdasarkan pada titik awalnya yaitu maraknya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di dunia birokrasi yang mayoritas dihuni oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi.Contoh Skripsi

Kemajuan di bidang ekonomi dapat kita lihat dan kita rasakan dengan adanya tahapan dalam bidang ekonomi semakin meningkat. Bila pada masa awal pembangunan Republik Indonesia prioritas pembangunan ekonomi dan pertanian   maka prioritas ini bergerak dalam bidang industri dan informasi semakin canggih. Yang lebih membanggakan lagi dalam tahapan-tahapan pembangunan ini secara teoritik tidak ditemukan adanya unsur-unsur yang saling menjatuhkan atau bertentangan antara bidang garapan pembangunan yang satu dengan yang lain tetapi saling mengisi, saling melengkapi, dan saling mendukung.
            Namun kita tidak dapat memungkiri bahwa dalam menjalankan roda pembangunan ini di samping keberhasilan dan kesuksesan yang telah dicapai terdapat pula kekurangan-kekurangan yang perlu dikoreksi dan diperbaiki lebih dalam lagi. Pembangunan sebagai usaha untuk merubah masyarakat kenyataannya melahirkan fenomena yang sekaligus berlawanan. Di satu pihak menjadi kebanggaan bangsa karena menghasilkan pertumbuhan ekonomi, sedang di pihak lain pembangunan di bidang ekonomi membentuk tingkat kesenjangan ekonomi, sosial, dan politik semakin melebar. Pertumbuhan ekonomi persentase besar dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, sedang sebagian besar penduduk hanya menikmati sebagian kecil dari hasil pembangunan.[1]
            Dari pengalaman tersebut dapat dimisalkan dalam pembangunan jaringan irigasi,  tujuan dari pembangunan itu tidak dipersoalkan, yaitu irigasi digunakan untuk kepentingan masyarakat kecil. Orientasi pembangunan seperti itu sudah jelas terarah kepedesaan dan pertanian, tapi yang memperoleh keuntungan adalah bukan rakyat pedesaan yang dalam tujuan awalnya tercatat sebagai konsumen, melainkan sebagian kontraktor yang menjalankan proyek tersebut termasuk kaum profesional  pendidikan. Dalam kasus semacam ini jelas yang mengambil keuntungan adalah kontraktor atau birokrat dalam pemerintahan yang mendapatkan uang semir. Ternyata kasus semacam ini banyak terjadi dalam masyarakat.[2]
            Hal tersebut tentu saja semakin membawa dampak pada timbulnya kesenjangan-kesenjangan sosial dan ekonomi, antara yang kaya dan yang miskin, yang mana orang miskin adalah mayoritas.
            Sering kita membaca, mendengar, dan menyaksikan sendiri kehidupan masyarakat tingkat ekonomi bawah, mereka hidup dalam serba kesulitan serta hidup dalam lingkungan yang memprihatinkan. Mereka tidak dapat melepaskan diri dari keadaan yang demikian itu, karena mereka tidak mempunyai bekal dan kemampuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Adapun yang dimaksud dengan kemampuan adalah tidak mempunyai pendidikan dan ketrampilan.Contoh Skripsi
            Pendapat konfensional yang tumbuh dalam benak para perancana pembangunan di Indonesia adalah bahwa pendidikan adalah terapi yang paling tepat untuk memajukan negara, yang pada umumnya hidup dalam keadaan yang serba terbelakang.[3] Seorang petani di desa yang miskin dan bodoh sekalipun, tetapi ia mempunyai pemikiran bahwa pendidikan merupakan jalan untuk menghindarkan diri dari kemiskinan. Dengan menyekolahkan anaknya walaupun dengan susah payah, ia berharap agar anaknya mempunyai ketrampilan yang tinggi, sehingga walaupun kecil peluangnya mereka dapat terentaskan dari kemiskinan setelah anaknya mendapatkan pekerjaan  nanti.
Dalam kenyataan kemampuan anggota masyarakat dalam menjawab perubahan tersebut amat beragam.[4] Lapisan menengah ke atas lebih mudah menjawab perubahan tersebut. Rata-rata tingkat pendidikan relatif tinggi dan mereka mempunyai ketrampilan yang lebih tinggi sehingga mereka mudah untuk mengisi peluang-peluang yang ada  dalam masyarakat.
            Kondisi sangat berbeda lapisan bawah, tingkat pendidikan mereka pada umumnya sangat rendah. Oleh karenanya mereka selalu termarginalkan dalam segala bidang. Dan lagi-lagi masalah pendidikan kembali berputar dari mengkait, saling menyebabkan, dan saling mengakibatkan dengan rendahnya tingkat ekonomi masyarakat. Hal itu dapat dijelaskan dengan kata-kata  bahwa masyarakat dengah tingkat ekonomi rendah secara otomatis kurang mampu mengeyam dunia pendidikan yang lebih baik.  Bagi mereka maupun bagi anak-anaknya karena biaya yang di perlukan untuknya tidaklah ringan dan di luar jangkauan mereka.
            Jarang sekali dipikirkan oleh siapapun orang-orang kelas ekonomi bawah dengan rela melakukan apa saja dengan harapan anaknya bisa memasuki gerbong pendidikan. Kadang mereka berbondong-bondong ke kantor penggadaian untuk menggadaikan apa saja yang layak untuk digadaikan, demi mendapatkan uang pinjaman sekedar untuk membiayai anaknya agar bisa sekolah di sekolah yang berkualitas tinggi.
            Di manapun, pendidikan memang tidak murah tapi haruskah pendidikan itu mahal dan juga dibebankan kepada sebagian masyarakat kelas bawah yang jelas tidak mampu, begitu tragiskah pendidikan yang ada di Indonesia ini!Contoh Skripsi
            Berdasarkan pada beberapa kenyataan yang ada tersebut, maka sudah selayaknya kita ikut peduli untuk memikirkan dan mengatasi masalah kemiskinan dan kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih tinggi yang ada pada masyarakat  tingkat ekonomi lemah. Sebab kita tahu bahwa masalah tersebut bukanlah satu masalah yang ringan untuk hanya dipikul oleh satu pihak saja.
Dari latar belakang di atas peneliti mengambil tema tentang “UPAYA MEMPEROLEH PENDIDIKAN FORMAL LEBIH TINGGI PADA MASYARAKAT TINGKAT EKONOMI LEMAH.” (Studi Kasus, di Dusun Ploso, Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar)

B. Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Keadaan Perekonomian Masyarakat Dusun Ploso, Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar.
2.      Bagaimana kesempatan masyarakat ekonomi lemah Dusun Ploso, Desa Ploso untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.
3.      Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan masyarakat Dusun Ploso, untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. 

===================================  
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Silahkan download file aslinya setelah menghubungi admin….. klik disini
 Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar,  50.000,- MURAH Meriah
                                                     Anda tidak repot lagi mencari referensi.
                                                     Di jamin asli.contohmakalah




[1]  Susetiawan, “Harmoni, stabilitas politi dan kritik sosial”, dalam Moh. Mahfud MD (Ed.),  Kritik Soial Dalam Wacana Pembangunan, Yogyakarta, UII Press, 1999, hlm; 12.

[2] Chamber, Robert, Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang, pengantar oleh Dawam Raharjo, Jakarta, LP3ES, 1987, hlm; xvii.
[3] Loekman Sutrisno, Kemiskinan, Perempuan , Dan Pemberdayaan, Yogyakarta, Kanisius, 1997, hlm;  25.
[4] Sunyoto Usman, Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset, 1998, hlm; 14.

No comments:

Post a Comment

1

2










                 KLIK

translet


Tags

tempat sharing

Blog Archive

Blog Archive