Penulis : -
Kode :140
Judul : penggunaan asesmen kinerja untuk mengoptimalkan
kemampuan perseptual siswa pada pelajaran biologi di sma negeri 1 malang
-------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Biologi merupakan suatu pendidikan tentang ilmu hayat yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung, karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Penilaian yang selama ini dilakukan oleh guru hanya sebatas memperhatikan hasil ulangan tertulis yang hanya mengamati ranah kognitif, sedangkan ranah afektif dan psikomotor kurang mendapat perhatian, ranah afektif dan psikomotor pun harus diamati kemajuannya seperti keterampilan menggunakan alat–alat, kemampuan menganalisis dan melaksanakan prosedur kerja sampai selesai, kemampuan mengambil keputusan, berdasarkan aplikasi yang diberikan dan kemampuan membaca menggunakan diagram, gambar, dan simbol, kedua ranah tersebut tidak mungkin dapat di ketahui hanya dengan tes tertulis pada ulangan akan tetapi harus dengan tes perbuatan atau bahkan dengan dalam bentuk non tes misalnya dengan mengadakan observasi berupa kegiatan praktikum.Contoh Skripsi
Hasil observasi peneliti yang dilakukan pada proses belajar dan pembelajaran hingga tahap evaluasi pembelajaran di SMA Negeri 1 Malang, menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran biologi hanya dilakukan pada ranah kognitif dengan instrumen tes berupa ulangan harian saja. Jadi, penilaian untuk ranah afektif dan psikomotor masih belum dilaksanakanContoh Skripsi
1
2
dengan optimal, dimana belum ada instrumen penilaian seperti rubrik dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan banyak siswa yang nilai kognitifnya tinggi, tetapi tidak dapat mengaplikasikan informasi yang diperoleh dalam bentuk praktik, sebaliknya beberapa siswa yang lebih mampu dalam hal praktik justru mendapat nilai kognitif yang rendah. Hal itu terlihat pada siswa yang mendapat nilai kognitif terendah di kelas IX IPA 3 yaitu 74 dan 78 justru mendapat nilai psikomotor tinggi yaitu 81 dan 85. Sedangkan untuk siswa dengan nilai kogitif tertinggi yaitu 89, hanya mendapatkan nilai psikomotor 82. Selain itu guru juga kurang perhatian terhadap kecenderungan gaya belajar yang dimiliki siswa dengan menyamaratakan metode pengajaran dan penilaian terhadap semua siswa dalam satu kelas.Contoh Skripsi
Jenis tagihan untuk evaluasi pembelajaran Biologi di kelas XI IPA 3 pada semester ganjil tahun ajaran 2009-2010 mencantumkan pekerjaan rumah, kuis, ulangan harian dan tugas yang berupa tes kertas dan pensil. Jenis tagihan tersebut hanya dapat menilai kemampuan perceptual siswa pada ranah visual saja. Untuk ranah lain yaitu auditori, kinestetik dan taktil belum terangkum dengan optimal bila hanya menggunakan metode penilaian pembelajaran tersebut.
Peneliti mendapatkan informasi hasil wawancara bebas dengan beberapa siswa kelas XI IPA 3, bahwa guru hanya mengadakan ulangan harian pada akhir satu bab materi atau beberapa bab materi. Guru hanya mengadakan pretes atau postes saat pembelajaran di kelas maupun praktikum di laboratorium. Selain itu, pada saat ulangan harian guru juga sering meninggalkan siswa di kelas dan membiarkan siswa saling mencontek atau membuka buku pelajaran, sehingga
3Contoh Skripsi
validitas nilai ulangan menjadi patut dipertanyakan dan sulit untuk dipertanggungjawabkan.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru biologi yang bersangkutan dan hasilnya memang selama ini guru belum menemukan metode penilaian yang efektif untuk dapat menilai baik hasil maupun proses pembelajaran terhadap peserta didik dengan optimal. Guru juga belum pernah mencoba mencari cara untuk menemukan metode penialaian yang sesuai dengan kecenderungan gaya belajar siswa, sehingga metode penilaian untuk semua siswa disamaratakan. Penilaian kognitif berupa ulangan harian yang sering digunakan guru adalah berbentuk pilihan ganda dan uraian (essay) agar lebih cepat dan mudah dalam mengolah nilai.
Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).
Penilaian untuk ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti praktik di laboratorium, praktik sholat, presentasi, bermain peran dan sebagainya, maka penilaian yang paling cocok adalah dengan menggunakan penilaian unjuk kerja atau penilaian kinerja (Jihad, 2008).
Menurut Majid (2007), penilaian kinerja (performance assessment) merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tesContoh Skripsi
4
diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Penerapan penilaian kinerja dalam praktikum Biologi akan dapat memberikan gambaran bagi guru atau penilai mengenai seberapa jauh pemahaman siswa tersebut serta kemampuannya dalam mengaplikasikan pengetahuan atau materi yang diterima sebelumnya. Penelitian tindakan kelas yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Ika Ningtias (2007) mengenai penggunaan asesmen kinerja pada pembelajaran kontekstual menunjukkan hasil bahwa penggunaan asesmen kinerja dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga hasil belajarnya pun meningkat secara signifikan.
Harrow (1972) membagi keterampilan psikomotor menjadi enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.
Keterampilan yang memiliki kriteria paling sesuai dengan modalitas inderawi individu dari keenam tahapan keterampilan psikomotor tersebut, yaitu kemampuan perseptual. Modalitas inderawi yang dimaksud adalah diskriminasiContoh Skripsi
5
visual, auditori, kinestetik dan taktil. Hal inilah yang nantinya akan mengakibatkan perbedaan gaya belajar setiap individu sesuai dengan potensi modalitas inderawinya agar setiap individu dapat belajar dengan efektif dan memperoleh hasil yang memuaskan (Ambarwati, 2009).
Penilaian terhadap kemampuan perseptual sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana siswa atau peserta didik mampu menerima, menginterpretasikan dan merespon informasi yang diterima dalam bentuk keterampilan. Namun, sebagian besar alat penilaian kemampuan perseptual cenderung lebih mengarah pada ranah Psikologis daripada ranah pendidikan. Contohnya Oseretsky Test yang diprakarsai oleh Bruininks (1978) yang mengukur perkembangan kemampuan motor-perseptual dalam merespon stimulus. Untuk itulah peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Asesmen Kinerja untuk Mengoptimalkan Kemampuan Perseptual Siswa pada Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Malang.”Contoh Skripsi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permalahan yang akan diangkat yakni :
1. Bagaimana penggunaan asesmen kinerja dapat mengoptimalkan kemampuan perseptual siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Malang?
2. Berapa persentase siswa yang dapat dioptimalkan kemampuan perseptualnya setelah menggunakan asesmen kinerja?
3. Bagaimana kemampuan kognitif siswa setelah menggunakan asesmen kinerja?
Hasil observasi peneliti yang dilakukan pada proses belajar dan pembelajaran hingga tahap evaluasi pembelajaran di SMA Negeri 1 Malang, menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran biologi hanya dilakukan pada ranah kognitif dengan instrumen tes berupa ulangan harian saja. Jadi, penilaian untuk ranah afektif dan psikomotor masih belum dilaksanakanContoh Skripsi
1
2
dengan optimal, dimana belum ada instrumen penilaian seperti rubrik dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan banyak siswa yang nilai kognitifnya tinggi, tetapi tidak dapat mengaplikasikan informasi yang diperoleh dalam bentuk praktik, sebaliknya beberapa siswa yang lebih mampu dalam hal praktik justru mendapat nilai kognitif yang rendah. Hal itu terlihat pada siswa yang mendapat nilai kognitif terendah di kelas IX IPA 3 yaitu 74 dan 78 justru mendapat nilai psikomotor tinggi yaitu 81 dan 85. Sedangkan untuk siswa dengan nilai kogitif tertinggi yaitu 89, hanya mendapatkan nilai psikomotor 82. Selain itu guru juga kurang perhatian terhadap kecenderungan gaya belajar yang dimiliki siswa dengan menyamaratakan metode pengajaran dan penilaian terhadap semua siswa dalam satu kelas.Contoh Skripsi
Jenis tagihan untuk evaluasi pembelajaran Biologi di kelas XI IPA 3 pada semester ganjil tahun ajaran 2009-2010 mencantumkan pekerjaan rumah, kuis, ulangan harian dan tugas yang berupa tes kertas dan pensil. Jenis tagihan tersebut hanya dapat menilai kemampuan perceptual siswa pada ranah visual saja. Untuk ranah lain yaitu auditori, kinestetik dan taktil belum terangkum dengan optimal bila hanya menggunakan metode penilaian pembelajaran tersebut.
Peneliti mendapatkan informasi hasil wawancara bebas dengan beberapa siswa kelas XI IPA 3, bahwa guru hanya mengadakan ulangan harian pada akhir satu bab materi atau beberapa bab materi. Guru hanya mengadakan pretes atau postes saat pembelajaran di kelas maupun praktikum di laboratorium. Selain itu, pada saat ulangan harian guru juga sering meninggalkan siswa di kelas dan membiarkan siswa saling mencontek atau membuka buku pelajaran, sehingga
3Contoh Skripsi
validitas nilai ulangan menjadi patut dipertanyakan dan sulit untuk dipertanggungjawabkan.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru biologi yang bersangkutan dan hasilnya memang selama ini guru belum menemukan metode penilaian yang efektif untuk dapat menilai baik hasil maupun proses pembelajaran terhadap peserta didik dengan optimal. Guru juga belum pernah mencoba mencari cara untuk menemukan metode penialaian yang sesuai dengan kecenderungan gaya belajar siswa, sehingga metode penilaian untuk semua siswa disamaratakan. Penilaian kognitif berupa ulangan harian yang sering digunakan guru adalah berbentuk pilihan ganda dan uraian (essay) agar lebih cepat dan mudah dalam mengolah nilai.
Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).
Penilaian untuk ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti praktik di laboratorium, praktik sholat, presentasi, bermain peran dan sebagainya, maka penilaian yang paling cocok adalah dengan menggunakan penilaian unjuk kerja atau penilaian kinerja (Jihad, 2008).
Menurut Majid (2007), penilaian kinerja (performance assessment) merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tesContoh Skripsi
4
diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Penerapan penilaian kinerja dalam praktikum Biologi akan dapat memberikan gambaran bagi guru atau penilai mengenai seberapa jauh pemahaman siswa tersebut serta kemampuannya dalam mengaplikasikan pengetahuan atau materi yang diterima sebelumnya. Penelitian tindakan kelas yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Ika Ningtias (2007) mengenai penggunaan asesmen kinerja pada pembelajaran kontekstual menunjukkan hasil bahwa penggunaan asesmen kinerja dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga hasil belajarnya pun meningkat secara signifikan.
Harrow (1972) membagi keterampilan psikomotor menjadi enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.
Keterampilan yang memiliki kriteria paling sesuai dengan modalitas inderawi individu dari keenam tahapan keterampilan psikomotor tersebut, yaitu kemampuan perseptual. Modalitas inderawi yang dimaksud adalah diskriminasiContoh Skripsi
5
visual, auditori, kinestetik dan taktil. Hal inilah yang nantinya akan mengakibatkan perbedaan gaya belajar setiap individu sesuai dengan potensi modalitas inderawinya agar setiap individu dapat belajar dengan efektif dan memperoleh hasil yang memuaskan (Ambarwati, 2009).
Penilaian terhadap kemampuan perseptual sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana siswa atau peserta didik mampu menerima, menginterpretasikan dan merespon informasi yang diterima dalam bentuk keterampilan. Namun, sebagian besar alat penilaian kemampuan perseptual cenderung lebih mengarah pada ranah Psikologis daripada ranah pendidikan. Contohnya Oseretsky Test yang diprakarsai oleh Bruininks (1978) yang mengukur perkembangan kemampuan motor-perseptual dalam merespon stimulus. Untuk itulah peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Asesmen Kinerja untuk Mengoptimalkan Kemampuan Perseptual Siswa pada Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Malang.”Contoh Skripsi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permalahan yang akan diangkat yakni :
1. Bagaimana penggunaan asesmen kinerja dapat mengoptimalkan kemampuan perseptual siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Malang?
2. Berapa persentase siswa yang dapat dioptimalkan kemampuan perseptualnya setelah menggunakan asesmen kinerja?
3. Bagaimana kemampuan kognitif siswa setelah menggunakan asesmen kinerja?
===================================
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar, 50.000,- MURAH Meriah
Anda tidak repot lagi mencari referensi.
Di jamin asli.contohmakalah
winrar sortware:
http://www.ziddu.com/download/17271885/wrar390.exe.html
No comments:
Post a Comment