keterampilan sikap serta tanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan
dengan cara mencari tahu dan memahami alam dan makhluk hidup secara sistematis
sehingga pelajaran biologi bukan hanya penguasaan tetapi juga proses penemuan.
Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang
memberikan pembelajaran secara langsung, atau siswa ditekankan untuk aktif dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
Menurut UU no. 23 tahun 1997 pencemaran lingkungan hidup adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain
ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.Contoh Skripsi
Pada dasarnya, adanya perubahan kondisi lingkungan akibat kerusakan dan
pencemaran lingkungan disebabkan oleh tangan-tangan manusia itu sendiri yang
akan mempengaruhi ekosistem di alam. Bentuk perusakan lingkungan seperti
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan menurunnya kualitas
lingkungan akibat bencana alam, yakni banjir, longsor, kebakaran hutan, krisis air
bersih, bisa berdampak buruk pada lingkungan, khususnya bagi kesehatan manusia.
Manusia merupakan faktor utama perusak lingkungan. Kegiatan manusia
cenderung lebih mementingkan faktor ekonomi dan mengesampingkan lingkungan.
1
2
Sehingga tidak mengherankan apabila lingkungan dijadikan sebagai sapi perah yang
terus menerus diambil susunya tanpa diperhatikan kesehatannya. Kerusakan hutan
dunia bersifat negatif artinya menyebabkan bencana karena kondisi alam yang
kurang kondusif menerima perubahan yang relatif cepat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi biologi kelas X-5
SMA Labortorium Univesitas Negeri Malang pada bulan April. Hasil observasi
menunjukkan bahwa ada beberapa permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran
Biologi di kelas. Kegiatan dalam mengerjakan tugas siswa kurang mengarah pada
konsep seperti pada saat membuat laporan penulisan, kurang fokus pada masalah/
konsep, bahasa kurang komuniatif dan informas pendukung kurang. Siswa kurang
dapat bekerjasama dengan siswa lain saat mengerjakan tugas dengan kelompok ada
siswa yang hanya duduk, diam bahkan ada yang ramai sendiri tidak ikut partisipasi
dengan temannya. Kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa kurang. Hal
ini dikarenakan aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar lebih banyak
menghafal materi sehingga dalam pembelajaran pemecahan masalah siswa masih
bingung dengan tahapan pemecahan masalah terutama terletak pada rumusan
masalah dan hipotesis. Pemecahan konsep rendah, hal tersebut dapat dilihat dari
hasil ulangan sebelumnya. Nilai rata-rata belajar yang dicapai siswa dibawah
ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah yaitu 75.Contoh Skripsi
Kondisi kelas X-5 merupakan kelas bermasalah, banyak guru yang enggan
masuk kelas ini, karena siswanya sangat ramai dan sulit diajak kerjasama pada
proses belajar mengajar. Diantara kelas X jika dirangking guru mata pelajaran di
SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang akan memberi nilai negatif pada,
1. X-1 4. X-2
2. X-5 5. X-3
3. X-6 6. X-4
Namun jika kelas X-5 dibimbing dengan baik kelas ini dapat lebih diatur. Rahmi
adalah siswa yang pandai dan rajin, tapi siswa ini tidak mampu membawa temantemannya
untuk belajar yang rajin di kelas. Untuk itu diperlukan Penelitian Tindakan
Kelas untuk memperbaiki sikap dari kelas X-5. Hampir 90% siswa X-5 memiliki
ketertarikan belajar yang sangat rendah. Terbukti dari hasil belajar pada materi
Ekosistem semester ganjil (semester 1)
Metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas harus sesuai dengan
materi yang diajarkan. Pada pokok bahasan pencemaran lingkungan, materi yang
diajarkan sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Masalah yang muncul
sering terjadi dalam kehidupan nyata, apabila menggunakan metode ceramah siswa
kurang bisa berfikir kritis untuk menyelesaiakan permasalahan yang ada.
Mengakibatkan siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas, sehingga hasil belajar di kelas kurang maksimal. Padahal di era globalisasi
kemampuan berpikir kritis siswa sangat dibutuhkan.
Menurut Ratnanigsih (2003) Problem Based Learning (PBL) dapat
memembuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri, artinya ketika siswa belajar,
maka siswa dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil menggunakan
strategi tersebut untuk belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, serta
termotivasi untuk menyelesaikan belajarnya itu, dengan demikian siswa termotivasai
untuk berfikir kritis dan profesional dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
diberikan dalam pembelajaran yang berkaiatan dengan kenyataan yang ada sekarang.
Siswa menjadi aktif dalam belajar dan hasil belajar menjadi optimal.Contoh Skripsi
4
Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan yang diharapkan
dimiliki siswa pada saat menghadapi dunia nyata dimana siswa secara intelektual
aktif dan terampil dalam memecahkan masalah, memberikan argumentasi,
mengevaluasi informasi yang diperoleh baik dari pengamatan, pengalaman,
penalaran dan komunikasi sebagai penentu perbuatan. Kemampuan berpikir kritis
siswa dapat diajarkan di sekolah melalui proses pembelajaran misalnya pembelajaran
biologi.
Problem Based Learning (PBL) pernah diteliti oleh de Goeij et.al. (1987) di
universitas Limburg Belanda dan telah menghasilkan kurikulum berbasis masalah
dengan beberapa karakteristik yang menarik. Selain itu di Indonesi juga pernah
dilakukan penelitian tentang Problem Based Learning (PBL) oleh I Gusti Agung
Nyoman Setiawan pada tahun 2008 pada mata pelajaran biologi untuk meningkatkan
hasil belajar biologi siswa kelas x2 sma laboratorium Singaraja. Hasil dari penelitian
menunjukkan terjadi peningkatan interaksi siswa dalam mengikuti pelajaran dan
hasil belajar biologi bagi siswa kelas X-2 SMA Laboratorium Undiksha. Oleh Ni
Mede Suci pada mata kuliah teori akuntansi untuk meningkatkan partisipasi belajar
dan hasil belajar teori akuntansi mahasiswa jurusan ekonomi undiksha pada tahun
2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis
masalah dengan pendekatan kooperatif 1) meningkatkan aktivitas (partisipasi)
mahasiswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 2) meningkatkan hasil belajar
mata kuliah teori akuntansi 3) mendapat respon yang positif dari mahasiswa karena
pembelajaran menjadi lebih bermakna.Contoh Skripsi
Berdasarkan uraian di atas maka dengan ini akan dilakukan penelitian dengan
judul: “Analisis Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mata Pelajaran
5
Biologi dengan Penerapan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas X-5 SMA
Laboratorium Universitas Negeri Malang”.Contoh Skripsi
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah bagaimanakah hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas X-5 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang
pada mata pelajaran biologi dengan penerapan Problem Based Learning (PBL)?
No comments:
Post a Comment