termasuk komoditas sosial. Produk kelapa merupakan salah satu dari sembilanbahan pokok masyarakat Indonesia. Hampir semua bagian dari kelapa dapat
dimanfaatkan tetapi pada umumnya buah kelapa hanya dijadikan sebagai kelapa
sayur. Di beberapa tempat telah berkembang produk olahan dari kelapa seperti
dessicated coconut, nata de coco, serat sabut dan arang aktif. Produk berharga
dari kelapa adalah minyak kelapa.
Pada dasarnya ekstraksi minyak kelapa dilakukan dengan merusak lapisan
protein yang membungkus minyak dalam santan. Dengan rusaknya lapisan protein
minyak kelapa akan bebas dari ikatan-ikatan emulsi dengan protein sebagai
emulgatornya. Dengan lepasnya ikatan-ikatan tersebut, minyak akan mengumpul
tersendiri (Wahyuningsih, 2007)
Contoh Skripsi
Pada prinsipnya ada 2 cara untuk menghasilkan minyak kelapa, yaitu cara
basah dan cara kering. Cara kering umumnya dilakukan oleh industri menengah
dan besar. Cara kering biasanya dikenal dengan cara modern karena
pengolahannya menggunakan kopra atau kelapa yang dikeringkan. Sedangkan
cara basah menggunakan santan yang diperoleh dari kelapa. Cara basah dikenal
dengan cara tradisional. Cara ini biasanya digunakan oleh industri kecil atau
industri rumah tangga (Rindengan, 2002).Contoh Skripsi
Menurut SII (Standart Industri Indonesia) syarat mutu (kualitas) minyak
kelapa meliputi kadar air 0,5%, kadar asam lemak maksimum 5% dan angka
2
peroksida maksimum 5. Proses pengolahan dalam waktu yang lama dan
menggunakan energi yang banyak merupakan kelemahan ekstraksi minyak kelapa
secara tradisional. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk memperbaiki
proses pengolahan agar dapat mengkasilkan minyak kelapa yang berkualitas
dengan biaya minimal. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan menggunakan metode fermentasi.Contoh Skripsi
Pengolahan dengan menggunakan metode fermentasi pada dasarnya sama
dengan pengolahan tradisional, hanya saja sebelum dimasak santan terlebih
dahulu difermentasi dengan memanfaatkan aktifitas mikroba untuk mengganggu
atau merusak kestabilan emulgator sehingga minyak dapat terpisah dari lapisan
protein (Baswardojo 2005). Menurut Farida (2002) proses pemanasan pada
pembuatan minyak kelapa secara fermentasi membutuhkan energi panas relatif
sedikit dibandingkan dengan pengolahan minyak cara basah.Contoh Skripsi
Pengolahan minyak kelapa dengan menggunakan mikroba saat ini mulai
dikembangkan. Namun informasi yang ada belum lengkap dimana informasi
tersebut tidak menyebutkan jenis ragi maupun konsentrasi yang digunakan.
Padahal, ragi yang beredar di pasar sangat banyak ada ragi roti, ragi tempe, ragi
tape dan masih banyak lagi yang lainnya.Contoh Skripsi
Mikroba yang terdapat pada setiap ragi berbeda-beda, pada ragi tempe
terdapat mikroba Rhizophus sp. Sedangkan pada ragi roti dan ragi tape terdapat
mikroba yang sama yaitu Saccharomycess cereviceae, bedanya ragi tape dibuat
dengan penambahan bumbu-bumbu dan mikroorganisme lain sehingga tidak
hanya kamir tetapi ada juga beberapa jenis bakteri lain (Andarwulan, 2010).
3Contoh Skripsi
Ragi yang digunakan dalam fermentasi ini adalah ragi tempe dan ragi tape.
Karena pada ragi tempe dan ragi tape terdapat mikroba yang berbeda. Menurut
Hasnunidiah (2004) ragi roti dapat dijadikan sebagai starter dalam pembuatan
minyak kelapa. Menurut Mariantini (2004) ragi roti yang mengandung mikroba
Rhizopus sp dengan konsentrasi 3% dapat menghasilkan minyak kelapa dengan
kualitas yang baik. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa ragi tape juga
dapat digunakan sebagai starter pembuatan minyak kelapa karena pada ragi tape
juga terdapat mikroba Sachromices cereviceae.Contoh Skripsi
Faktor yang mempengaruhi proses fermentasi minyak kelapa diantaranya
adalah jenis mikroba atau starter dan konsentrasi starter. Mikroba dapat berperan
dalam proses fermentasi karena mengandung enzim yang diperlukan dalam
reaksi-reaksi kimia tersebut. Enzim yang terdapat dalam setiap mikroba
mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memecah emulsi santan. Sehingga
perbedaan mikroba pada ragi tempe dan ragi tape dapat menyebabkan hasil
produksi minyak kelapa yang terbentuk berbeda, baik dari kualitas maupun
rendemen yang dihasilkan. Kecepatan suatu enzim yang terdapat pada mikroba
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
Dengan demikian konsentrasi mikroba sebagai starter juga berpengaruh terhadap
proses fermentasi. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan karena dalam
pengolahan minyak secara fermentasi faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap
kualitas minyak kelapa yang akan dihasilkan.Contoh Skripsi
Dari uraian masalah di atas, dapat diketahui bahwa perlu dilakukan suatu
penelitian guna mengetahui jenis ragi sebagai starter dan konsentrasi ragi yang
4
tepat agar dapat menghasilkan minyak dengan kualitas terbaik. Oleh karena itu
penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Jenis dan
Konsentrasi Ragi terhadap Kualitas Minyak Kelapa dengan Pembuatan
Secara Fermentasi”.Contoh Skripsi
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Adakah pengaruh jenis dan konsentrasi ragi terhadap kualitas minyak
kelapa yang dibuat dengan cara fermentasi?
1.2.2 Pada jenis ragi apa dan konsentrasi berapa yang dapat menghasilkan
minyak kelapa dengan kualitas terbaik?
No comments:
Post a Comment