pertumbuhan dan reproduksi bagi ternak. Pakan utama bagi ternak ruminansia
adalah hijauan khususnya rumput, sehingga ketersediaan pakan hijauan baik
kuantitas maupun kualitas yang berkesinambungan sepanjang tahun merupakan
salah satu faktor penting untuk meningkatkan produksi ternak. (Hau, D. K.,
Nenobais, M., Nulik, J. & Katipana, N. G. F. 2005).
Di Indonesia pada musim kemarau, peternak sapi memanfaatkan limbah
pertanian (jerami) sebagai pengganti hijauan untuk pakan utama hewan ternak.
Ketersediaan pakan menjadi sangat terbatas bahkan sampai kekurangan. Menurut
Prihartini (2007) kualitas pakan yang ada juga sangat rendah yaitu tingginya
kandungan lignoselulosa, rendahnya kandungan protein dan tidak seimbangnya
kandungan mineral, selain itu di dalam limbah pertanian (jerami) juga
mengandung pestisida sehingga dapat menurunkan keamanan jerami. Pemberian
pakan yang rendah kualitasnya menyebabkan kondisi dan fungsi rumen kurang
baik (Wina, 2005). Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab rendahnya
peningkatan produksi ternak, terutama ternak ruminansia.Contoh Skripsi
Ternak ruminansia mempunyai kemampuan yang istimewa dalam
memanfaatkan lignoselulosa sebagai sumber bahan makanannya. Lignoselulosa
merupakan komponen utama tanaman yang menggambarkan jumlah sumber
2Contoh Skripsi
bahan organik yang dapat diperbaharui. Lignoselulosa terdiri dari selulosa,
hemiselulosa, lignin dan beberapa bahan ekstraktif lain. (Suparjo, 2008).
Keistimewaan ini karena adanya simbiosis antara ternak ruminansia dengan
berbagai macam mikroba didalam rumennya.
Mikroba didalam rumen terdiri dari tiga macam yaitu bakteri, jamur dan
protozoa. Sebagian besar bakteri dan jamur mempunyai kemampuan
mendegradasi selulosa. Namun mikroba rumen mempunyai kemampuan yang
terbatas dalam mendegradasi lignin. Sementara selulosa secara alami berikatan
dengan lignin, sehingga pemanfaatan lignoselulosa menjadi terbatas. Oleh sebab
itu, berbagai teknologi diperlukan untuk mempertahankan ketersediaan pakan
terutama pada musim kemarau yang panjang, meningkatkan kualitas pakan atau
mengoptimumkan kerja rumen. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan
mikroorganisme (Wina, 2005). Mikroorganisme yang dimanfaatkan ini dapat
berupa “ probiotik “ (bakteri, jamur, khamir atau campurannya).Contoh Skripsi
Menurut Ngadiyono dalam Hau, D. K., Nenobais, M., Nulik, J. &
Katipana, N. G. F. (2005) probiotik adalah suatu produk yang mengandung satu
atau campuran berbagai macam mikroorganisme yang berfungsi sebagai pencerna
serat dalam pakan dan dapat berinteraksi positif dengan mikroba rumen ternak
target.
Prihartini (2007) menemukan bakteri lignochloritik yaitu bakteri yang
mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mendegradasi lignin dan residu
organochlorin. Setiap mikroba juga mempunyai kemampuan biodegradasi lignin
yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh komposisi dan struktur lignin pada dinding
3
sel tanaman serta kemampuan oksidatif enzim lignolitik yang dihasilkan mikroba.
Bakteri lignochloritik mempunyai sifat fakultatif anaerob dan pertumbuhan yang
tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai probiotik dan dapat diintroduksikan
ke dalam rumen untuk meningkatkan kemampuan rumen dalam mencerna bahan
lignoselulosa (Prihartini, 2008).
Probiotik bakteri lignochloritik ditambahkan dalam rumen agar dapat
menetralkan pH rumen, dapat membantu bakteri rumen dalam mendegradasi
lignin dan organochlorin sehingga limbah pertanian (jerami padi) bisa dikonsumsi
lebih banyak lagi terutama pada musim kemarau dan dapat meningkatkan sintesis
mikrobial.Contoh Skripsi
Menurut Suparjo (2009) probiotik yang ada dalam saluran pencernaan
berguna menetralisir racun yang dihasilkan bakteri pathogen, menghambat
pertumbuhan bakteri pathogen dan meningkatkan kekebalan tubuh, sedangkan
bakteri lignochloritik mempunyai kemampuan mendegradasi lignin dan
organochlorin. Apabila kandungan lignin dan organochlorin dibiarkan maka
tingkat kecernaan ternak ruminansia menurun sehingga sintesis mikroba rumen
terhambat dan menurunkan kecernaan zat nutrisi dalam rumen.
Dari uraian diatas, perlu rasanya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui potensi isolat bakteri lignochloritik sebagai probiotik, maka
dikemukakan sebuah judul penelitian yaitu “Uji Potensi Isolat Bakteri
Lignochloritik Sebagai Probiotik Rumen Sapi Secara In Vitro“.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah diuraikan diatas maka
disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimanakah potensi isolat bakteri lignochloritik sebagai probiotik rumen
sapi secara in vitro ?Contoh Skripsi
No comments:
Post a Comment