dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kondisi pemasaran produk yang
sangat dinamis, membuat para pelaku pasar dan produsen berlomba untuk
memenangkan kompetisi yang sangat ketat ini. Setiap saat baik melalui media
televisi, radio, koran, majalah ataupun internet kita melihat peluncuran produk
baru yang seolah tidak pernah berhenti. Produk-produk yang ditawarkan
begitu beragam dengan merek yang sangat bervariasi. Begitu banyak hal yang
ditawarkan pada konsumen. Hal ini tentu membuat para konsumen menjadi
lebih leluasa dalam menentukan pilihannya. Sementara dampaknya bagi
produsen, hal ini menjadi tantangan yang membuat mereka harus bekerja lebih
keras untuk mempertahankan loyalitas konsumennya. Loyalitas konsumen
salah satunya bersumber pada merek produk. Loyalitas tersebut biasanya
disebut pakar ekonomi sebagai loyalitas merek.
Menurut Jeffrey Gitomer, penulis buku Customer Satisfaction is
Worthless, Customer Loyalty is Priceless, menegaskan bahwa loyalitas
pelanggan terhadap suatu merek merupakan suatu aset yang tak ternilai
harganya bagi perusahaan. Dengan pelanggan yang loyal, pemasar bisa duduk
manis dan uang pun akan mengalir disebabkan pembelian berulang yang
dilakukan konsumen (Sudarmadi, 2006).Contoh Skripsi
2
Namun dewasa ini, membangun loyalitas pelanggan juga semakin sulit,
karena lanskap di semua industri benar-benar mengalami pergeseran. Secara
umum bisa dikatakan, pelanggan sekarang lebih tidak loyal dibanding era
1990-an. Pelanggan kini terlalu dimanjakan berbagai pilihan produk dan
merek. Hampir di semua kategori produk terdapat puluhan atau bahkan ratusan
merek yang masing-masing menawarkan produk hampir sama, baik dari harga,
gerai, dan model promosinya,” ujar Sumardi, pengamat pemasaran dari
OctoBrand. Karena pilihan konsumen makin banyak, pemasar makin sulit
mencari loyalitas pelanggan (Sudarmadi, 2006).Contoh Skripsi
Fakta yang ada dari hasil temuan The Indonesian Best brand Survey 2006
menunjukkan hasil, bahwa ditemukan adanya perbedaan pada peringkat
tertinggi dalam meraih loyalitas pelanggan pada suatu merek. Seperti Coca-
Cola di kategori minuman ringan bersoda dengan menjulangkan “saudaranya”
yaitu Fanta, Viva di kategori bedak wajah dengan menggeser Sari Ayu, dan
Toyota di kategori mobil sedan dengan menyalip BMW.Contoh Skripsi
Sikap positif konsumen yang tinggi didapatkan jika produk tersebut
benar-benar sesuai dengan keinginan konsumen itu sendiri. Perusahaan
memenuhi keinginan konsumen tersebut diawali dengan memberikan nilai
melalui produk yang dirancang untuk memuaskan keinginan konsumen.
Namun pada era hiperkompetitif saat ini dimana gempuran persaingan yang
semakin nekat dan agresif, apakah sebuah produk tersebut akan mampu
membangun kesetiaan pelanggan?. Banyak pelanggan yang mengaku puas
terhadap suatu merek tetapi tetap beralih ke merek yang lain. Memuaskan
3
pelanggan tidaklah cukup untuk membangun dan mempertahankan kesetiaan
pelangggan terhadap suatu merek.Contoh Skripsi
Menurut Sutisna (2002: 04) loyalitas merek bisa didefinisikan sebagai
sikap menyenangi terhadap suatu merek yang dipresentasikan dalam
pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu.Contoh Skripsi
Loyalitas konsumen pada suatu merek tertentu dapat dilihat melalui
sebuah perilaku membeli yang berulang meskipun pilihan terhadap produk
sejenisnya banyak disediakan di pasaran. Pembelian secara berulang
mencerminkan adanya rasa percaya dan adanya sikap rasa suka terhadap
produk tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen adalah kualitas
pelayanan (Kurniawan, 2008). Kurniawan meneliti tentang hubungan antara
kualitas pelayanan dengan loyalitas konsumen. Dari penelitian tersebut
menunjukkan adanya hubungan positif antara kualitas pelayanan dengan
loyalitas konsumen dengan hasil nilai r adalah 0,461 dan p=0,000, artinya bila
kualitas pelayanan baik maka loyalitas konsumen tinggi dan sebaliknya.
Kemudian dari hasil perhitungan koefisien korelasi determinasi untuk kualitas
pelayanan terhadap loyalitas sebesar 21% sedangkan sisanya 79% disebabkan
faktor lain.Contoh Skripsi
Selain kualitas pelayanan, citra merek juga berpengaruh pada loyalitas
konsumen (Wijayanti, 2005). Dalam penelitiannya Wijayanti meneliti tentang
hubungan antara citra merek dengan loyalitas konsumen. Sampel penelitian
yang diambil adalah 50 orang yang berada di Desa Majang Tengah Kecamatan
4Contoh Skripsi
Dampit Kabupaten Malang. Dari hasil penelitian menunjukkan nilai r = 0,564
dengan p =0,000, yang artinya bahwa ada hubungan yang positif dan sangat
signifikan antara citra merek dengan loyalitas konsumen. Adapun nilai r =
0,318, hal ini menunjukkan bahwa sumbangan efektif citra merek terhadap
loyalitas konsumen sebesar 31,8 % sedangkan sisanya 68,2 % dipengaruhi
oleh faktor lain.
Ekuitas merek juga mempengaruhi loyalitas konsumen. Whardani (2007)
dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
ekuitas merek terhadap loyalitas konsumen. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa responden Pond’s memiliki penilaian positif terhadap ekuitas merek
Pond’s dan responden Pond’s juga memperlihatkan konsumen yang loyal,
berdasarkan analisis regresi linier terdapat pengaruh ekuitas merek Pond’s
terhadap loyalitas konsumen Pond’s.Contoh Skripsi
Selain itu, sikap terhadap inovasi produk (Wijaya, 2007) juga
mempengaruhi loyalitas merek. Wijaya meneliti tentang hubungan antara
sikap terhadap inovasi produk dengan loyalitas merek. Dalam penelitiannya, ia
meneliti mahasiswa FISIP Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa
Timur sebanyak 100 orang, dan didapatkan hasil r = 0,348 dan p = 0,000, yang
artinya bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara sikap
terhadap inovasi produk dengan loyalitas merek. Dari hasil penelitian dapat
ditunjukkan bahwa sumbangan efektif dari sikap terhadap inovasi produk
sebesar 12% terhadap loyalitas merek dan sisanya 88% adalah dipengaruhi
oleh faktor lain.Contoh Skripsi
5
Kompetisi diantara banyak organisasi sebagai produsen dalam sebuah
pasar, terutama pasar global dewasa ini semakin ketat. Hal ini memaksa tiap
produsen untuk membuat strategi yang baik dan efektif agar selamat dalam
persaingan. Ada berbagai strategi yang dapat diambil, terutama dalam merek,
dan salah satunya ialah perluasan merek (brand extension), sebuah strategi yang
menggunakan nama merek yang sudah mapan untuk memasuki kategori produk
baru (Aaker dan Keller, dalam Barrett, J., et al, 1999: 3).
Perluasan merek ini merupakan bagian dari strategi merek yang telah
populer. Alasan dari banyaknya perusahaan yang menggunakan alternatif
strategi ini adalah karena strategi ini membutuhkan biaya yang lebih kecil
dalam meluncurkan produk baru dibanding dengan biaya yang diperlukan
untuk memperkenalkan merek baru (Pitta dan Katsanis, 1995: 58).Contoh Skripsi
Keuntungan menggunakan merek yang sudah diterima konsumen antara
lain perusahaan bisa mengurangi biaya promosi untuk mengenalkan produk
baru ke target market karena konsumen sudah familiar dan mengetahui
reputasi dari merek tersebut (belief). Karena itu merek yang digunakan untuk
kategori baru, haruslah merek yang telah teruji kualitas produknya oleh
konsumen (quality). Evaluasi konsumen tentang perluasan merek didasarkan
pada mutu merek induk, kesesuaian antara merek induk dan kategori perluasan
(Aaker dan Keller dalam Xie, 2008: 236).
Suatu penelitian tentang pengaruh kesan kualitas pasta gigi Pepsodent,
kesan kesesuaian dan keinovatifan konsumen terhadap keberhasilan perluasan
6
merek Pepsodent sebagai merek sikat gigi di Surabaya. Hasil menunjukkan
bahwa ketiga variabel bebas tersebut secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan perluasan merek Pepsodent
sebagai merek sikat gigi. Koefisien determinasi yang dihasilkan oleh model
regresi ini sebesar 0,785 atau dapat diartikan sumbangan pengaruh ketiga
variabel bebas terhadap varibel dependen sebesar 78,5% (Triambodo, 2008).
Manfaat lain dari perluasan merek adalah memudahkan penerimaan
produk baru di pasar oleh konsumen. Konsumen cenderung dapat mengurangi
resiko yang mungkin diterima dari peluncuran produk baru melalui merek
yang sama dengan merek inti. Nama merek yang telah dikenal baik dan
disukai akan membentuk harapan konsumen berkaitan dengan kemungkinan
komposisi dan kinerja sebuah produk baru didasarkan pada apa yang telah
mereka ketahui tentang merek itu sendiri dan pada tingkat mana konsumen
merasa informasi tersebut relevan dengan produk baru (Keller, dalam Barrett,
J., et al: 1999). Semakin memiliki kesesuaian antara produk kategori baru yang
memakai merek sama dengan produk sebelumnya dalam kinerja akan
mempermudah konsumen dalam menilai sebuah merek. Sehingga konsumen
tidak akan canggung untuk mencoba atau membeli produk baru dengan merek
sama.
Santoso (2008) menganalisa pengaruh ekuitas merek terhadap perluasan
merek dari kategori produk minyak goreng merek Filma di Surabaya, dengan
jumlah responden sebesar 200 orang memperoleh hasil bahwa ekuitas merek
mempunyai pengaruh terhadap perluasan merek.Contoh Skripsi
7
Meskipun memiliki banyak keunggulan, perluasan merek juga dapat
menjadi resiko. Perluasan merek kemungkinan besar dapat melemahkan
ekuitas dari sebuah merek (Pitta dan Katsanis, 1995 59). Jika kategori produk
baru yang memakai merek perluasan tidak memiliki kesesuaian (fit) dengan
merek inti maka kemungkinan produk baru tersebut tidak bisa memberikan
hasil seperti produk sebelumnya meskipun memakai nama merek yang sama,
bahkan mungkin akan menggerogoti keberadaan merek inti sendiri.
Fenomena tentang perluasan merek telah menjadi sesuatu yang tidak asing
bagi para konsumen. Kita telah melihat berbagai merek melakukan strategi ini
untuk memasarkan produknya. Contohnya merek Adidas yang semula kita
kenal sebagai merek sepatu olah raga, saat ini telah memperluas penggunaan
mereknya pada produk pakaian bahkan parfum. Merek Gillete yang semula
hanya digunakan pada produk silet kini digunakan pada produk alat pencukur
dan after shave lotion. Merek Sony yang pada awalnya digunakan pada produk
tape recorder kemudian memperluas penggunaan mereknya ke berbagai
produk seperti televisi, radio, VCD, DVD bahkan laptop dan handphone yang
berbeda dari parent brand. Strategi ini tidak hanya dilakukan oleh merek
berskala multinasional, tetapi juga oleh merek nasional, seperti merek ABC
yang semula kita kenal sebagai merek kecap telah memperluas penggunaan
mereknya untuk produk lain seperti, sirup, mie instan, dan saus tomat serta
sambal. Merek Pepsodent yang semula hanya digunakan sebagai merek pasta
gigi, saat ini telah meluas pada produk cairan pembersih mulut dan permen.
Begitu pula merek Citra dikenal pertama kali sebagai merek Hand & Body
8Contoh Skripsi
Lotion tetapi beberapa tahun belakangan ini telah memperluas merek ke
segmen lain seperti Sabun Cair, Body Scrub, Pembersih Wajah dan Pelembab
Wajah.
Dalam hal ini strategi perluasan merek yang dilakukan mencoba untuk
menawarkan keunggulan sebuah merek yang tidak dimiliki oleh pesaing atau
merek lain. Pada kenyataannya, memang perluasan merek merupakan salah
satu strategi untuk mempertahankan merek, akan tetapi apakah strategi
tersebut efektif untuk mempertahankan loyalitas konsumen?. Seperti yang
sudah sebagian di uraikan di atas, bahwa loyalitas konsumen terhadap merek
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: kualitas pelayanan, citra merek,
citra toko, ekuitas merek, sikap terhadap inovasi produk. Walaupun demikian,
segala sesuatunya tetap harus dikembalikan pada sikap kosumen itu sendiri.
Sikap konsumen terhadap perusahaan dan produk-produknya sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan strategi pemasaran
perusahaan tersebut. Ketika konsumen memiliki sikap yang sangat negatif
terhadap satu aspek atau lebih dalam praktek pemasaran perusahaan, mereka
kemungkinan tidak hanya berhenti menggunakan produk perusahaan tersebut,
tetapi juga mendorong kerabat dan teman-teman mereka untuk melakukan hal
yang sama, dan begitu juga sebaliknya.
Keyakinan dan sikap konsumen merupakan komponen psikologi
konsumen yang mempengaruhi perilaku konsumen baik itu dalam proses
pengambilan keputusan pembelian maupun perilaku dalam hal keputusan
untuk tidak lagi menggunakan produk (Ferrinadewi, 93:2008).Contoh Skripsi
9
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan antara sikap konsumen terhadap perluasan
merek yang semakin pesat dengan loyalitas merek. Dengan demikian judul
penelitian ini adalah, ”Hubungan Antara Sikap Terhadap Perluasan Merek
dengan Loyalitas Merek”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah “Apakah Ada Hubungan Antara
Sikap Terhadap Perluasan Merek (Brand Extension) dengan Loyalitas Merek”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui “Hubungan Antara Sikap
Terhadap Perluasan Merek (Brand Extension) dengan Loyalitas Merek”.
No comments:
Post a Comment