SILAHKAN GUNAKAN FASILITAS "SEARCH" pojok kanan atas
untuk mencari judul skripsi yang di inginkan

pemesanan => Hub: 0857-351-08864

Sunday, April 1, 2012

efektifitas manajemen sumber daya manusia dalam peningkatan mutu sekolah | Contoh Skripsi

Penulis : -
Kode     :158
Judul     :  efektifitas  manajemen sumber daya manusia  dalam peningkatan mutu sekolah
 -------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Dalam pembangunan nasional, pendidikan merupakan sebuah proses pencerdasan kehidupan bangsa yang sekaligus menjadi sarana untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. Keberhasilan pembangunan nasional juga ditentukan oleh  kualitas  sumber  daya  manusianya,  baik  dari  segi  pengambil  keputusan, penentu kebijakan, pemikir maupun perencana, bahkan sampai kepada pelaksana teknis dan pelaku pengawasan pembangunan.

Dan sarana yang paling strategis dalam melaksanakan pembangunan nasional  tersebut  adalah  melalui  pendidikan,  yaitu  dengan  cara  meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Menyadari peran strategis pendidikan tersebut, pemerintah Indonesia senantiasa mendukung ide yang menempatkan sektor pendidikan, sebagai prioritas dalam pembangunan nasional. Untuk itu pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan  nasional  yang  berdasarkan  Pancasila  dan  Undang-Undang Dasar         Negara Republik                Indonesia                     Tahun           1945        berfungsi                  mengembangkan kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar  menjadi manusia yang beriman dan bertakwa  kepada




Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Pendidikan selain merupakan sarana untuk dapat meningkatkan kualitas dan harkat manusia juga sebagai tolok ukur martabat suatu bangsa. Tolok ukur kualitas suatu bangsa ini, dapat dilihat dari sejauh mana keberhasilan pelaksanaan pendididikan itu berlangsung dalam sebuah negara. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat di suatu bangsa, maka semakin tinggi pula kualitas masyarakat bangsanya.
Namun   realitas   sistem   pendidikan   Indonesia   belumlah   menunjukkan kualitas dan keberhasilan yang diharapkan. Pendidikan nasional belum bisa menciptakan SDM yang unggul, baik dari sisi intelektualitas, moralitas, spritualitas, profesionalitas dan kemampuan daya saing atau kompetisi bangsa. Dan dalam kenyataannya pendidikan di Indonesia sulit mengalami kemajuan yang berarti, bahkan dalam sekala global kualitas kita jauh dari negara-negra tetangga.
Hasil penelitian United Nation Development  Programe (UNDP) pada tahun
2007 tentang Indeks Pengembangan Manusia menyatakan Indonesia berada pada peringkat ke-107 dari 177 negara yang diteliti. Dan jika Indonesia dibanding dengan negara-negara ASEAN yang dilibatkan dalam penelitian, Indonesia berada pada peringkat ke-7 dari sembilan negara ASEAN. Salah satu unsur utama dalam penentuan komposit Indeks Pengembangan Manusia ialah tingkat pengetahuan bangsa atau pendidikan bangsa. 2

Keterpurukan mutu pendidikan di Indonesia juga dinyatakan oleh United
Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Badan PBB yang mengurus bidang pendidikan.






2009.

1 Sebagiman tercantum dalam UU SISDIKNAS No. 20 Th. 2003 Bab II pasal 2 & 3

2     http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDMOjY=,  diakses   2   November




Menurut Badan PBB itu, peringkat Indonesia dalam bidang pendidikan pada tahun 2007 adalah 62 di antara 130 negara di dunia. Education Development Index (EDI), Indonesia adalah 0.935 di bawah Malaysia (0.945) dan Brunei Darussalam (0.965). Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tercermin dari daya saing di tingkat internasional. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum, 2007-
2008, berada di level 54 dari 131 negara. Jauh di bawah peringkat daya saing sesama
negara ASEAN seperti Malaysia yang berada di urutan ke-21 dan Singapura pada urutan ke-7.3

Penyebab rendahnya  mutu pendidikan di Indonesia  antara lain  adalah penggelolaan pendidikan yang kurang profesional dan rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini adalah guru. Rendahnya mutu guru di Indonesia dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Menurut Balitbang Depdiknas, guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SD baik negeri maupun swasta ternyata hanya 28,94%. Guru SMP negeri 54,12%, swasta 60,99%, guru SMA negeri 65,29%, swasta 64,73%, guru SMK negeri 55,91 %, swasta 58,26 %.4

Berbagai nada prihatin akan rendahnya kualitas pendidikan nasional menyadarkan pemerintah dengan melakukan perubahan kebijakan politik  dalam ranah sistem pendidikan nasional dimana semangat otonomi sebagai perubahan yang menonjol.Contoh Skripsi

Bermula dengan dilahirkannya Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang Undang No. 25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang juga melahirkan konsekuensi otonomi dalam dunia pendidikan. Sistem pendidikan nasional yang sebelumnya diatur secara terpusat diubah dengan pendekatan desentralisasi. Kewenangan manajemen pendidikan dialihkan dari pusat
ke daerah dengan sekolah sebagai ujung tombaknya.5





3 www.dispendikkabprob.org, diakses 2 November 2009
4 www.dispendikkabprob.org, diakses 6 Desember 2009
5   Mulyasa,  Manajemen  Berbasis  Sekolah,  (Bandung:  PT.  Remaja  Rosdakarya,
2002), hlm. 4-5.




Sebagai langkah lebih lanjut kebijakan tersebut, pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional mengkampanyekan Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan pada  tanggal  2  Mei  2002  yang  dilanjutkan  dengan  ditetapkannya Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.6

Kebijakan pemerintah dalam peningkatan penyelenggaraan pendidikan nasional  bisa  kita  lihat  lebih  nyata  sebagaimana  telah  disebutkan  di  atas  yaitu dengan   disyahkannya   Undang   Undang   No.   20   Tahun   2003   tentang   Sistem Pendidikan Nasional, kemudian diikuti dengan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. UU dan PP tersebut menunjukkan adanya tuntutan adanya peningkatan kemampuan (baca: kompetensi) tenaga pendidik atau guru.7
Hal ini lebih diperjelas oleh UU No. 14 Tahun 2005 pasal 8-10, yang mensyaratkan

dimilikinya kompetensi bagi guru.8 Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya sesuai standar-standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

Kualitas sumber daya manusia yang diperlukan pada era yang serba modern seperti   sekarang   ini   tentunya   tidak   akan   lahir  dalam   waktu   sekejap   tetapi merupakan proses yang didalamnya diperlukan program pendidikan yang diarahkan pada persiapan dan pengembangan kualitas SDM yang sesuai dengan transformasi sosial yang sangat cepat tersebut. Dengan istilah lain bahwa SDM yang berkualitas
itu   mutlak   memerlukan   manajemen   yang   baik   agar   terarah   sesuai   dengan

6     Mulyasa,   Menjadi   Kepala   Sekolah   Profesional,   (Bandung:   PT.   Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 31-32.
7  UU RI No. 20 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra
Umbara, 2006), hlm. 92-93.
8 Lihat UU No. 14 tentang Guru dan Dosen dan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28.




tujuannya.  Untuk  itu  diperlukan  peran  SDM  yang  kompeten  yaitu  SDM  yang memiliki pengetahuan (knowledge-based worker) dan memiliki keterampilan (multiskilling worker) sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Perubahan-perubahan tersebut menuntut SDM untuk memulai pekerjaan secara berbeda dengan menerapkan peraturan-peraturan baru sehingga dapat memprediksi kondisi yang bergejolak. SDM dituntut untuk mengelola karir mereka sendiri karena perubahan dan kemampuan adaptasi merupakan hal penting yang dikendalikan oleh individu dan bukan dikendalikan oleh organisasi.9

Fenomena seperti ini, memunculkan tantangan baru dan kesempatan bagi organisasi   untuk dapat memahami dan membuat konsep pengelolaan organisasi yang efektif melalui pengelolaan atau Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Di  saat  perubahan  lingkungan  dunia  kerja  dan  usaha  yang  sangat  cepat  dan kompleks seperti demografi, geografi, jenis usaha, lingkungan hidup serta dampak globalisasi, mengharuskan organisasi untuk beradaptasi secara cepat dengan lingkungan yang turbulens (tidak menentu) dengan bersikap proaktif.10 Artinya Manajemen  SDM  harus  mampu  mengantisipasi  berbagai  perkembangan  yang sedang dan akan terjadi, kemudian melakukan berbagai tindakan untuk menjawab tantangan tersebut, yang pada akhirnya dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki oleh organisasi lainnya.

Manajemen SDM harus terlibat aktif dalam perencanaan, pengelolaan serta

pengendalian organisasi yang berkaitan dengan alokasi dan pengembangan SDM.



9  Lina Anatan dan Lena Ellitan, Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Bisnis
Modern, (Bandung : Alfabeta, 2007), h. 123
10 Ibid., h. 124




Merubah sistem kerja yang responsive menjadi proaktif, dan struktur fungsional ke struktur yang lebih fleksibel dan melaksanakan kebijakan strategis.11

Sejalan dengan itu, bagi dunia pendidikan dukungan Manajemen SDM yang kuat dan komitmen pemimpin ( kepala sekolah) merupakan hal yang mutlak untuk keberhasilan organisasi secara menyeluruh serta  pengembangan dan usaha meraih keunggulan kompetitif dan peningkatan mutu pendidikan.

Sebagai   agen  of  change   perubahan  sosial,  sesungguhnya  pendidikan dalam atmosfir modernisasi dan globalisasi dewasa ini dituntut untuk mampu memainkan perannya secara dinamis proaktif. 12    Pendidikan   diharapkan mampu membawa perubahan dan kontribusi yang berarti bagi perbaikan posisi umat  , baik pada dataran sumber daya umat secara intelektual, moral, spiritual maupun pada dataran yang bersifat praktis dalam bentuk solusi-solusi bagi problematika umat. Dan bagi sekolah yang dikelola dengan manajemen yang profesional akan tumbuh sehat dan kuat, sehingga dapat terus berimprovisasi, mengembangkan program- program yang credible ( terpercaya) dan marketable ( layak jual). Pada gilirannya menjadi program-program unggulan masyarakat. Sebaliknya, sekolah yang tidak dikelola  dengan  professional  sehingga                                                                   tidak  mampu  memenuhi  tuntutan  dan harapan stakeholder maka berangsur-angsur akan ditinggalkan masyarakat.

Untuk mengatasi berbagai persoalan di atas, selain persoalan tentang peranan dan aktivitas manajemen, tampaknya lembaga pendidikan                                                  tidak cukup
hanya dengan melakukan berbagai langkah dan aktivitas manajerial semata, tapi

11  Eka Nuraini Rachmawati, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai Basis Meraih Keunggulan Kompetitif, (Yogyakarta : Ekonisia, 2004), h. 6
12 Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik, (Yogyakarta : IRCISoD, 2004),
h. 27




lebih dari itu aktivitas manajerial pun dituntut harus bisa mewujudkan tujuan yang berorientasi pada peningkatan mutu lembaga, seperti salah satunya adalah bagaimana manajemen sekolah berupaya untuk meningkatkan kepuasan kehidupan kerja personel.13 Hal ini penting, mengingat tidak sedikit lembaga-lembaga pendidikan,  termasuk  lembaga  pendidikan   yang  hanya  memikirkan  bagaimana memproduksi output pendidikan yang baik, tapi kurang memperhatikan tentang bagaimana  memberikan  kepuasan  kerja  kepada  para  personel  -  yang  menjadi motor penggerak pendidikan di sekolah- dalam kehidupan kerjanya.

Sesungguhnya apa yang dinyatakan di atas adalah bahwa pekerjaan tidak hanya sekedar melakukan pekerjaan, tetapi terkait juga dengan aspek lain seperti interaksi  dengan  rekan  sekerja,  atasan, mengikuti  aturan-aturan dan lingkungan kerja tertentu yang sering kali tidak memadai atau kurang disukai. Hal ini menunjukkan  bahwa  kepuasan  kerja  seseorang  dipengaruhi  oleh  banyak  faktor, tidak hanya gaji, tetapi terkait dengan pekerjaan itu sendiri, dengan faktor lain seperti hubungan kerja dengan atasan, rekan sekerja, lingkungan kerja dan aturan- aturan.

Dari keseluruhan gambaran tentang kondisi lembaga pendidikan di atas, menjadi realitas obyektif yang terjadi hampir di seluruh sekolah di Indonesia, baik sekolah negeri maupun swasta. Meskipun sekolah negeri sedikit lebih diuntungkan dengan kecukupan sarana dan fasilitas, namun secara umum mereka pun masih dihadapkan  pada  problem-problem  yang  cukup  kompleks  khususnya  berkaitan
dengan kemandirian lembaga untuk mengembangkan visi kelembagaan. Sehingga


13 Eka Nuraini Rachmawati, Op.Cit h. 8




daya  saing  sekolah  negeri  pun  belum  cukup  mampu  berbicara  banyak  dalam konteks peningkatan mutu serta ketatnya persaingan dunia pendidikan.

Dan dari masalah inilah penelitian ini disusun, kemudian berupaya menemukan solusi bagi upaya merekonstruksi kembali kelemahan-kelemahan manajerial  di  sekolah  yang pada  umumnya  selama ini  masih terjadi,  khususnya tentang implementasi dan efektivitas implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia   (MSDM)   di   sekolah   serta   faktor-faktor   lain   yang   sekiranya   dapat mendukung serta menghambat implementasi manajemen sumber daya manusia (MSDM)  dalam  upayanya meningkatkan mutu,  dengan  harapan  sekolah  sebagai lembaga  pendidikan           unggul  yang  dikelola  secara  profesional.  Kajian  berikut mencoba mengkaji salah satu sekolah, yakni SMA Negeri 2 Sragen.

Selain itu, ada beberapa hal lain yang menjadi alasan penulis sehingga mendorong melakukan penelitian ini, antara lain, pertama, sebagai mana diungkapkan oleh A. Malik Fadjar bahwa pengembangan pendidikan                                                                                                                              bukanlah pekerjaan sederhana karena memerlukan perencanaan secara terpadu dan menyeluruh serta juga perlu didukung suatu riset dan evaluasi sebagai empirical inquiry yang dapat dijadikan landasan pengembangan secara bijak.14

Alasan kedua adalah, SMA Negeri 2 Sragen, seperti sekolah pada umumnya, menghadapi tantangan yang semakin berat seiring dengan perubahan masyarakat dan peran SDM dalam kehidupan kerja mereka yang syarat dengan probelematika.
Agar dapat berperan serta dan terlibat aktif dalam perubahan tersebut juga tanpa






h. 10-11

14 A. Malik Fadjar, Madrasah dan Tantangan Modernitas, (Bandung : Mizan, 1998),




harus menanggalkan amanah untuk terus memberikan penyadaran terhadap nilai- nilai moral/agama   dalam masyarakat yang senantiasa dinamis, maka SMA Negeri 2
Sragen juga harus mampu menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Dalam upayanya menghasilkan dan meningkatkan pendidikan yang bermutu itulah maka dituntut  pengelolaan  yang  profesional,  termasuk  bagaimana  mengelola  sumber daya manusia SMA Negeri 2 Sragen agar dapat meningkat terus profesionalitasnya?

Dari gambaran tersebut penulis merasa perlu untuk menemukan dan mengkaji lebih mendalam terkait dengan efektivitas implementasi manajemen sumber daya manusia di SMA Negeri 2 Sragen. Mengingat SMA Negeri 2 Sragen beberapa tahun belakangan ini terus mengalami peningkatan prestasi dan menjadi sekolah yang cukup diminati oleh masyarakat. Indikator   yang paling jelas adalah SMA Negeri 2 Sragen sebagai Sekolah, yang terakriditasi A” dan meningkatnya prestasi non akademik siswa dari tahun ke tahun15.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, masalah pokok yang hendak dijawab dalam kajian ini adalah bagaimana efektivitas manajemen sumber daya manusia dalam peningkatan mutu di SMA Negeri 2 Sragen. Untuk memudahkan kajian dan sistematikanya, maka rumusan masalah yang dibahas dalam kajian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.   Bagaimana implementasi manajemen sumber daya manusia di SMA Negeri 2

Sragen?





15 Profil SMA Negeri 2 Sragen 2008




2.   Bagaimana efektivitas implementasi manajemen sumber daya manusia di SMA Negeri 2 Sragen dalam peningkatan mutu sekolah?
3.   Apa  Faktor-faktor    yang  mendukung  dan  menghambat  manajemen  sumber daya manusia di SMA Negeri 2 Sragen dalam upaya peningkatan mutu sekolah?


=================================== 
DAPATKAN FILE nya Dengan menghubungi admin
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Silahkan download file aslinya setelah menghubungi admin….. klik disini
 Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar,  50.000,- MURAH Meriah
                                                     Anda tidak repot lagi mencari referensi.
                                                     Di jamin asli.contohmakalah
winrar sortware: 
http://www.ziddu.com/download/17271885/wrar390.exe.html




No comments:

Post a Comment

1

2










                 KLIK

translet