SILAHKAN GUNAKAN FASILITAS "SEARCH" pojok kanan atas
untuk mencari judul skripsi yang di inginkan

pemesanan => Hub: 0857-351-08864

Thursday, April 5, 2012

analisis hubungan gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja pegawa |Contoh Skripsi

Penulis : -
Kode     :162
Judul     :  analisis hubungan gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja pegawai di  kantor wilayah hukum dan hak asasi manusia sumatera utara
 -------------------------------------------------

BAB 1


1.1. Latar Belakang

Disiplin  kerja   pegawai   dalam   organisasi   merupakan   satu   fungsi   dari manajemen sumber daya manusia karena dengan kondisi yang penuh dengan disiplin, pegawai dapat diharapkan menjadi tonggak dasar yang tangguh pada suatu organisasi untuk  mencapai  tujuan.  Dengan  adanya  pegawai  yang  berdisiplin  kerja,  dimana mereka  mematuhi segala aturan dalam organisasi, kondisi tersebut akan memberikan dukungan   positif   kepada   pencapaian   tujuan   organisas yang   pada   umumnya dikendalikan  oleh  manusia  dengan  aneka  ragam  disiplin  ilmu,  keterampilan  dan tanggung jawab.
Peraturan  disiplin  kerja  dalam  suatu  organisasi/instansi  sudah  berjalan sebagaimana mestinya atau belum, dapat dilihat sebagai berikut: 1) pegawai datang ke  kantor  tepat  waktu;  2)  apabila  mereka  selalu  berpakaian  seragam                                                                              di  tempat bekerja; 3) apabila mereka menggunakan bahan dan perlengkapan dengan hati-hati dan menurut peraturan; 4) apabila menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang menurut standar; 5) apabila mengikuti cara kerja yang ditentukan kantor; 6) apabila mereka melakukan pekerjaan dengan semangat yang baik.
Untuk  menumbuhkan  dan  memelihara  disiplin  kerja  pegawai  perlu  ada peraturan tata tertib yang wajib ditaati dan dilaksanakan dengan adanya ganjaran bagi pelanggar peraturan, supaya  dapat mencapai tujuan dengan baik serta berdisiplinContoh Skripsi







secara berkesinambungan. Rendahnya disiplin dapat dipengaruhi oleh berbagai dalam pelaksanaan  pekerjaan yaitu: 1) pelanggaran pada peraturan yang wajib ditaati; 2) tidak menghiraukan keputusan-keputusan manajemen; 3) tidak menghargai nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi.
Dari   kenyataan    sehari-hari    yang    dapat   diamati   di   lapangan,    kondisi kesembrawutan disiplin kerja pegawai masih terlihat. Banyak diantara pegawai yang bekerja  belum  mengikuti  sepenuhnya  disiplin  (atau  kode  etis)  yang  seharusnya ditaati. Hal-hal tersebut  terutama  mudah dijumpai mengenai pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk ketentuan  jam bekerja. Contoh yang paling mudah dapat dilihat adalah pola kehadiran pegawai, ketekunan  dalam mengerjakan tugas pokok, kesetiaan mentaati prihal absensi, tanggung jawab menyelesaikan  pekerjaan dan berbagai hal lain sebagainya.Contoh Skripsi
Faktor-faktor penyebab buruknya disiplin kerja pegawai, merupakan suatu permasalahan yang komplek yang disebabkan oleh banyak faktor. Namun demikian setelah diamati di lapangan diduga faktor dominan yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai  adalah  karena  kurangnya  pengawasan  oleh  pimpinan,  membuat  semua perihal  indispliner  jadi  merebak  berkelanjutan.  Dalam  pelaksanaan  pengawasan pegawai yang paling tepat adalah atasan langsung, pada tingkatan manapun ia berada dan ini dilanjutkan secara berjenjang sampai kepada pimpinan  dan  pimpinan akan bertanggung   jawab   dalam   pelaksanaan   pengawasan,   ini   akan   menumbuhkan kedisiplinan   moral secara langsung dapat mengetahui kemampuan kerja pegawai serta penilaian  yang objektif terhadap pegawai.Contoh Skripsi






Pembinaan  disiplin  kerja  pegawai  yang  dilakukan  oleh  Kantor  Wilayah Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara untuk bisa lebih tertib dan bertugas dengan disiplin kerja yang baik, disamping untuk peningkatan keahlian, keterampilan, pengetahuan juga harus dapat  mengendalikan pegawai untuk bekerja lebih bersemangat menjaga disiplin kerja sebagaimana mestinya. Dengan penerapan disiplin yang kuat dalam proses pengawasan akan membentuk pegawai yang kuat dan matang dalam melaksanakan pekerjaannya.
Perkembangan    iklim    demokrasi    pada   saat-saat    terakhir    seperti    lebih transparan dan lebih berani menerobos suasana yang dahulu dianggap sakral. Pada masa sekarang  banyak diberitakan sorotan dan kritik yang bernuansa menunjukkan bahwa pada Departemen Hukum dan HAM terjadi fenomena kekisruhan pengawasan disiplin baik dalam lingkup yang kecil ataupun lingkup yang luas. Masalah kemelut di pengadilan, masalah kecurangan yang pernah terjadi di  Departemen Hukum dan HAM juga sudah mengimbangi popularitas kemerosotan kualitas disiplin yang ada di Departemen-Departemen pelayanan publik lainnya. Mengapa di Departemen Hukum dan  HAM yang berfungsi menjadi unsur penegakan hukum dalam tatanan negara dapat  terjadi  fenomena  yang  tidak  diinginkan?  Jawaban  yang  enteng  barangkali mudah  diucapkan  karena  mereka  yang  duduk  bertanggung  jawab  di  Departemen Hukum  dan  HAM  adalah  juga  manusia.  Manusia,  dimanapun  ia  bekerja  selama mereka merupakan bagian dari masyarakat yang mungkin  bersalah, adalah sensitif terhadap  kondisi  lingkungan  yang  potensil  bersalah  pula.  Pertanyaan  berikutnya timbul, yaitu bagaimana hubungan antara tingkat displin yang ada di lingkunganContoh Skripsi






kepegawaian Departemen Hukum dan HAM (nota bene bahwa pegawai negeri sipil di   manapun   memiliki   kode   etik melihat   kondisi   pengelolaan   disiplin   yang dicontohkan oleh pemimpinnya. Lengkaplah kiranya alasan klasik yang dilantunkan pepatah asing homo sum et  humani, ame nil alienum puto (kita adalah manusia biasa,  sehingga  tiada  yang  lazim  bagi  orang  lain  ganjil  bagi  kita),  dipakai  oleh kebanyakan  petugas-petugas  untuk  tetap  kurang  disiplin  tanpa  ada  koreksi  yang memadai.Contoh Skripsi
Masalah disiplin banyak diulas oleh pakar-pakar kenegaraan sebagai faktor yang berhubungan erat dengan maju mundurnya kemakmuran suatu negara. Displin yang memiliki arti  sederhana patuh kepada suatu ketentuan yang telah disepakati bersama,  dirumah  tangga  misalnya  dapat  dilihat  memiliki  hubungan  yang  kuat dengan bagaimana ibu dan bapa yang menjadi  pemimpin, memperlihatkan prilaku yang patut, nasihat yang dapat diterima, bahkan hukuman disiplin yang dianggap adil. Di perkantoran masalah disiplin dapat diartikan sebagai penurutan pegawai  yang berada di bawah lingkup organisasi menjalankan ketentuan-ketentuan standar yang tertulis ataupun lisan. Arti disiplin dapat dikaitkan dengan kode etik lingkungan yang dipatuhi. Disiplin yang dilanggar dapat mengakibatkan tindakan penghukuman oleh pihak yang berwenang. Tujuan disiplin adalah memudahkan masyarakat yang terkait lebih mudah dan pasti memperoleh tujuan yang optimal.






Di tingkat perkantoran baik yang swasta ataupun milik pemerintah masalah disiplin   tersederhana  yang  perlu  dijalankan  oleh  setiap  anggotanya  (termasuk pemimpin) adalah ketaatan menggunakan jam kerja. Jam kerja yang dimaksud adalah volume jam kerja yang pada umumnya sebesar 40 jam seminggu, dilaksanakan dalam
5 tau 6 hari kerja dengan jadwal yang bervariasi. Di Kanwil (tempat penelitian akan dilakukan) ketentuan volume jam kerja setiap petugas tidak banyak berbeda.
Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM di kantor Wilayah Sumatera Utara pada  tahun 2005 penah melakukan penelitian deskriptif tentang penegakan disiplin di kantor tersebut. Pada akhir dari sesi penelitian tersebut diberikan anjuran supaya Kantor Wilayah melakukan  beberapa tindakan konkrit dalam peningkatan mutu  dalam  hal  kualitas  disiplin  pegawai.  Mengikuti  rasa  ingin  tau  bagaimana kiranya  perubahan  yang  terjadi  di  Kantor  Wilayah   tersebut  dalam  hal  displin kehadiran  dan  penggunan  jam  kerja  serta  prilaku  disiplin  lain-nya,  setelah  hasil penelitian itu dipublikasikan dan dianjurkan dipakai di Kanwil. Peneliti mewujudkan niat  tersebut dengan mengadakan beberapa hari kunjungan awal dan menemukan data – data penegakan disiplin pada periode tahun tahun 2001 s/d 2004.
Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 pelanggaran ringan yang terjadi sebanyak 19 kali, pelanggaran sedang sebanyak 39 kali dan pelanggaran berat 33 kali dengan  jumlah  pelanggaran   secara  keseluruhan  sebanyak  91  kali.  Sedangkan penjatuhan  hukuman  disiplin  tahun  2001   sampai  dengan  tahun  2004,  untuk pelanggaran  ringan  sebanyak  19  kali,  pelanggaran  sedang  sebanyak  39  kali  dan pelanggaran berat sebanyak 13 kali dengan total 71 kali penjatuhan hukuman.






Kondisi di  atas  adalah  fakta  yang  ditemukan  di  dalam  perjalanan  iklim disiplin yang  ada di Kanwil Departemen Hukum dan HAM pada tahun terakhir. Terlepas dari apakah hal ini dianggap memadai atau tidak  - karena relatif dari sudut pandang mereka yang mencerna kami ingin melihat bagaimana hal ini sudah terjadi demikian?  Apakah  kondisi  tersebut  merupakan  dampak   positif  yang  optimal berhubungan dengan usaha-usaha manajemen (para Pemimpin Kantor Wilayah) atau sebaliknya apapun yang telah dilakukan terkait dengan usaha menegakkan disiplin justru tidak memberikan pengaruh apapun, tetapi selalu dikalahkan oleh pengaruh faktor-faktor lain yang ada dilingkungan kantor dan faktor-faktor individu tertentu.
Keberhasilan  suatu   organisasi   khususnya   Kantor   Wilayah   Departemen Hukum Dan  Hak Asasi Manusia Sumatera Utara sangat ditentukan oleh seorang pemimpin  dalam  menggerakkan  orang  lain  dalam  mencapai  tujuan  yang  telah ditetapkan. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,  memotivasi  perilaku  pengikut  untuk  mencapai  tujuan,  mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan  yang efektif adalah pemimpin yang dapat memenuhi segala kepentingan di dalam organisasi.  Dampak yang timbul pada diri bawahan menganggap kepentingan tersebut merupakan sebuah kehendak pemimpin pada bawahan untuk selalu bekerja sama, sementara perhatian terhadap   pegawai   masih   sangat   kurang,   terutam tentang   perhatian                                                                                                                  untuk mendengarkan masukan dari pegawai.






1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian  ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.  Bagaimana hubungan gaya kepemimpinan ororiter dengan disiplin kerja pegawai di Kanwil Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara?.
2.  Bagaimana  hubungan  gaya  kepemimpinan  demokratif  dengan  disiplin  kerja pegawai di Kanwil Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara?.
3.  Bagaimana  hubungan  gaya  kepemimpinan  partisipatif  dengan  disiplin  kerja pegawai di Kanwil Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara?.

=================================== 
DAPATKAN FILE nya Dengan menghubungi admin
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Silahkan download file aslinya setelah menghubungi admin….. klik disini
 Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar,  50.000,- MURAH Meriah
                                                     Anda tidak repot lagi mencari referensi.
                                                     Di jamin asli.contohmakalah
winrar sortware: 
http://www.ziddu.com/download/17271885/wrar390.exe.html

No comments:

Post a Comment

1

2










                 KLIK

translet