SILAHKAN GUNAKAN FASILITAS "SEARCH" pojok kanan atas
untuk mencari judul skripsi yang di inginkan

pemesanan => Hub: 0857-351-08864

Friday, May 3, 2013

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM | Contoh Skripsi



Penulis : -
Kode     :211
Judul     :IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM MENINGKATKAN SARANA DAN PRASARANA DI MTs. AL-YASINI ARENG-ARENG WONOREJO PASURUAN

 -------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN


A Latar Belakang Masalah


 Pendidikan memiliki peranan yang sangat esensial dalam mencetak
kader bangsa yang cerdas, berkualitas baik dalam segi ilmu pengetahuan,
keterampilan, teknologi dan sebagainya. Lembaga formal dalam
penyelenggaraan pendidikan, bertanggung jawab besar dalam memberikan
perubahan yang layak bagi anak didiknya demi menyongsong kehidupan masa
depan yang lebih layak. Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat
besar terhadap kemajuan suatu bangsa serta sebagai wahana dalam
menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak
bangsa (Nation Character Building). Adanya masyarakat yang cerdas dan
berkualitas akan membentuk kemandirian secara progresif serta merupakan
investasi besar untuk berjuang menghadapi krisis dan dunia global.
 Adapun keinginan pemerintah yang telah digariskan dalam haluan
negara agar pengelolaan pendidikan diarahkan pada desentralisasi, menuntut
partisipasi masyarakat secara aktif untuk merealisasikan otonomi daerah. Hal
itu juga perlu adanya kesiapan sekolah sebagai ujung tombak pelaksanaan
operasional pendidikan pada garis bawah. Sistem pendidikan yang
mengakomodasi seluruh elemen esensial diharapkan muncul dari pemerintah
kabupaten kota sebagai penerima wewenang otonomi. Pendidikan yang
selama ini dikelola oleh pusat (sentralisasi) harus di ganti mengikuti irama
perkembangan pendidikan yang sedang berkembang. Otonomi daerah sebagai
kebijakan politik di tingkat makro akan memberi imbas terhadap otonomi
sekolah sebagai subsistem pendidikan nasional.
 Usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan sebenarnya
terus diupayakan melalui perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana
pendidikan, peningkatan alokasi dana pendidikan, perbaikan dan
penyempurnaan kurikulum, pembinaan tenaga pengajar dan tenaga
kependidikan yang lain melalui penataran, diklat, seminar, workshop serta
peningkatan kesejahteraan para tenaga pengajar. Semua upaya tersebut telah
dilakukan, namun tidak menghasilkan mutu yang optimal sebagaimana yang
diharapkan. Sedangkan menurut Sallis disebutkan:
“sebagian besar rendahnya mutu disebabkan oleh buruknya
manajemen dan kebijakan pendidikan. Warga sekolah hanyalah
pelaksana belaka dari kebijakan yang telah ditetapkan atasannya.
Pendapat Sallis tersebut mendukung pendapat Juran, salah seorang
begawan mutu dunia. Juran berpendapat bahwa masalah mutu 85%
ditentukan oleh manajemennya, sisanya oleh faktor lainnya”
 Usaha untuk mewujudkan adanya peningkatan mutu pendidikan
tersebut mungkin bisa terwujud jika sekolah dengan segala potensi yang
dimiliki diberi kewenangan untuk mengatur, meningkatkan dan
mengembangkannya. Pengelolaan dan pengembangan tersebut tentunya harus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan peserta didiknya.
Pernyataan tersebut melandasi upaya pemberian otonomi yang luas kepada
sekolah agar secara efektif dan dinamis dapat mengupayakan peningkatan
mutu pendidikan melalui pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah.
Mutu pendidikan sebagai salah satu sarana pembangunan nasional, bahkan
                                                
2
 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal.
496  
2
bisa dikatakan bahwa masa depan bangsa terletak pada kondisi atau
keberadaan pendidikan yang berkualitas di masa kini. Sedangkan pendidikan
yang berkualitas hanya akan muncul jika terdapat sekolah yang berkualitas. 

Maka dari itu upaya peningkatan mutu sekolah merupakan titik strategis dalam
usaha menciptakan pendidikan yang berkualitas. Peningkatan mutu pendidikan
harus dilaksanakan dengan memberdayakan serta melibatkan semua unsur
pendidikan yang ada di lembaga pendidikan. Dalam peningkatan mutu
pendidikan sekolah mengharuskan seluruh komponen sekolah bekerja sama
dengan berbagai pihak yang memiliki keterkaitan, misalnya orang tua siswa,
para tokoh masyarakat, dan tenaga profesional untuk mengevaluasi
keefektifan adanya kebijakan sekolah, program, pelaksanaan serta mutu
kelulusannya.
Lahirnya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah yang menyebutkan adanya penyerahan wewenang oleh pemerintah
pusat yaitu Otonomi Daerah dalam kerangka Negara kesatuan Republik
Indonesia dan Undang-Undang No. 25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah. Undang-undang tersebut membawa konsekuensi terhadap bidang-
bidang kewenangan daerah sehingga lebih otonom, termasuk di bidang
pendidikan. Pengelolaan khusus di bidang pendidikan inilah yang melatar
belakangi adanya penerapan MBS pada setiap lembaga pendidikan. Dengan
adanya penerapan demokrasi pendidikan ini ke dalam kerangka MBS, maka
masing-masing lembaga pendidikan di tantang dan dihadapkan dengan
berbagai masalah dan juga tuntutan seiring dengan perkembangan di segala
bidang. Maka dari itu sekolah diberikan otonomi yang lebih besar dalam
kewenangannya untuk meningkatkan dengan menerapkan keputusan
partisipatif dalam meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan kebijakan
pendidikan nasional. Dengan demikian diharapkan demokrasi pendidikan di
sekolah mengarah kepada pemberdayaan dan kemandirian sekolah serta
adanya pembudayaan yang tinggi dari potensi masyarakat dan orang tua, baik
melalui perencanaan target mutu, pendanaan, monitoring, masukan serta
pembimbingan demi mewujudkan mutu pendidikan yang optimal.
Komitmen pemerintah dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas
pendidikan hendaknya tidak berubah dalam kondisi apa pun. Artiannya
pemerintah harus tetap konsisten untuk meningkatkan kuantitas maupun
kualitas pendidikan. Contoh Skripsi
3
MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang
ditunjukkan dengan pernyataan politik dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) tahun 1993. Hal tersebut diharapkan bisa dijadikan landasan
dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang berkualitas dan
berkelanjutan, baik secara makro, meso, maupun mikro. Adapun kerangka
makro erat kaitannya dengan upaya politik yaitu desentralisasi kewenangan
dari pemerintah pusat kepada daerah, aspek mesonya berkaitan dengan
kebijakan daerah tingkat provinsi sampai tingkat kabupaten, sedangkan aspek
mikro melibatkan seluruh sektor dan lembaga pendidikan yang paling bawah,
tetapi terdepan dalam pelaksanaannya, yaitu sekolah.Contoh Skripsi
                                                
3
4
 Syamsul Hadi, Peran Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Studi Kasus di SDN Kebondalem Mojosari Mojokerto, (Tesis, Pasca Sarjana UM, Manajemen
Pendidikan: 2008), hal. 8.
4
 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 11
MBS merupakan upaya yang sangat rumit, mengakibatkan munculnya
berbagai isu kebijakan serta melibatkan banyak lini kewenangan pada rana
pengambilan keputusan dan tanggung jawab serta akuntabilitas atas
konsekuensi keputusan yang di ambil. Oleh sebab itu, semua pihak yang
terlibat hendaknya memahami makna MBS, manfaat, kelemahan dan
kelebihan dalam penerapan, fungsi serta tujuannya. 
Adanya pemberian otonom tersebut merupakan salah satu bukti
kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat
sekaligus upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum yang menuntut
pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah supaya bisa
mengakomodasi seluruh keinginan dan memberdayakan berbagai komponen
masyarakat secara efektif, guna memberikan dukungan atas kemajuan dan
sistem yang ada di sekolah. Dalam rana inilah MBS tampil sebagai alternatif
paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan. MBS merupakan
suatu konsep yang menawarkan otonom kepada sekolah untuk menentukan
kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisien dan pemerataan
pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta
menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat, dan  pemerintah.
Karena implementasi MBS memerlukan adanya dukungan tenaga kerja yang
terampil dan berkualitas supaya bisa membangkitkan motivasi kerja yang
lebih produktif, memberdayakan otoritas daerah setempat dan mengefisienkan
sistem serta menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Edward Salis
menyebutkan:
”suatu kondisi yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dapat
berasal dari berbagai macam sumber, yaitu miskinnya perencanaan
kurikulum, ketidak cocokan pengelolaan gedung, lingkungan kerja
yang kurang kondusif, ketidak sesuaian sistem dan prosedur
(manajemen), tidak cukupnya jam pelajaran, kurangnya sumber daya
dan pengembangan staf.”
5
Tujuan utama MBS adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan
pemerataan pendidikan. Adapun peningkatan efisiensi tersebut bisa di capai
dari keleluasaan meningkatkan sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat,
dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu bisa di capai dari adanya
partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan
profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol serta hal
lain yang dapat menumbuh kembangkan keadaan yang kondusif. Sedangkan
pemerataan pendidikan tampak dari adanya partisipasi masyarakat yang
mampu dan perduli, sementara yang kurang mampu menjadi tanggung jawab
pemerintah.
6
Terkait dengan keterangan di atas maka sekolah-sekolah yang mulai
menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah berusaha untuk meningkatkan
kualitas mutu pendidikan. Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah bertujuan
agar siswa juga bisa menikmati apa yang dibutuhkan mereka saat berada di
jenjang pendidikan, dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah tersebut
diharapkan sekolah mampu mengupayakan mutu pendidikan serta hasil dari
implementasi ini bisa terwujud dengan baik.
Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Yulius Jumat
tentang “Inovasi dan Peningkatan Mutu Melalui Manajemen Berbasis Sekolah
Pada Sekolah Binaan UNESCO” menyebutkan: 
                                                
5
 Edward Salis, Total Quality Manajemen In Education, Manajemen Mutu Pendidikan (Yogyakarta: Ir
Cisod, cet ketujuh, 2008), hal. 104
6
 E. Mulyasa, op.cit., hlm.13.
“pelaksanaan MBS pada pilar transparansi manajemen, pembelajaran
pola PAKEM, dan peran serta masyarakat di SD Inpres Sikumana 2
Kupang-NTT secara makro sudah memenuhi indikator-indikator
keberhasilan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.”
Peningkatan jumlah, jenis, serta kualitas sarana dan prasarana
pendidikan baik pendidikan jalur sekolah maupun luar sekolah harus di
tunjang oleh perangkat pelayanan manajemen sarana dan prasarana yang tertib
agar bisa mencapai 3 aspek kegunaan, yaitu: hasil, ketepatan dan daya guna.
Jika sarana dan prasarana pendidikan bisa memenuhi 3 aspek kegunaan
tersebut maka diharapkan kualitas pendidikan bisa terwujud sesuai dengan
harapan.

=================================== ===========
file full asli dan rapi sesuai dengan aslinya klik ;pemesanan
==============================================

8
Peningkatan sarana dan prasarana mutlak diperlukan seiring dengan
dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan sosial
budaya berpeluang mendorong kebutuhan masyarakat baik lokal maupun
nasional, lebih-lebih masyarakat global. Tantangan bagi generasi bangsa masa
depan untuk menyiapkan generasi tangguh dan siap mewarnai kancah
globalisasi melalui pendidikan merupakan salah satu faktornya, sehingga
dengan demikian diharapkan siswa siap menatap kemajuan yang terus
berkembang pesat.
Sekolah MTs. Al-Yasini yang berada di daerah Areng-areng Wonorejo
Pasuruan ini termasuk salah satu sekolah yang menerapkan Manajemen
Berbasis Sekolah dalam memberikan kebijakan dan pemenuhan perlengkapan
sekolahnya (sarana dan prasarana). Hal ini bisa terlihat dari keterlibatan dan
                                                
7
 Yulius Jumat, Inovasi dan Peningkatan Mutu Melalui Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah
Binaan UNESCO (studi kasus di SD Inpres Sikumana 2 Kota Kupang-NTT), UM Pasca Sarjana,
Program Studi Manajemen Pendidikan, Tesis: 2007.   
8
 Nurhayati Djamas, Manajemen Madrasah Mandiri, (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan, 2005), hal. 181
7
partisipasi wali murid, stakeholder dan komponen sekolah yang terkait lainnya
dalam memutuskan kebijakan sekolah. Sekolah ini merupakan sekolah yang
berada di yayasan yang memiliki beberapa lembaga pendidikan, antara lain:
SDI, MTs, SMPU, SMPN, MA, SMA, SMK, MAK, Salafiyah, Diniyah, dan
Perguruan Tinggi.
Latar belakang di atas menarik peneliti untuk diangkat dalam penulisan
skripsi ini dengan judul: “implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS)
dalam meningkatkan sarana dan prasarana sekolah di MTs. Al-Yasini Areng-
areng Wonorejo – Pasuruan”, dengan harapan dapat memberi jawaban
sekaligus kontribusi positif bagi madrasah yang menerapkan Manajemen
Berbasis Sekolah, terutama dalam meningkatkan Sarana dan Prasarana untuk
menyongsong madrasah yang berkualitas, dan membekali peserta didik
memiliki wawasan yang lebih seiring dengan perkembangan zaman serta
mampu mewarnai kompetisi global, baik sekala nasional maupun
internasional.
B. Rumusan Masalah 

1. Bagaimana upaya meningkatkan sarana dan prasarana dalam implementasi
manajemen berbasis sekolah di MTs. Al-Yasini Areng-areng Wonorejo
Pasuruan? 
2. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan sarana dan
prasarana di MTs. Al-Yasini Areng-areng Wonorejo Pasuruan sebagai
bagian dari stakeholders?
3. Apasaja faktor pendukung dan penghambat implementasi manajemen

berbasis sekolah dalam meningkatkan sarana dan prasarana di MTs. Al-
Yasini Areng-areng wonorejo Pasuruan? 





==============================================
DAPATKAN FILE nya Dengan menghubungi admin
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Silahkan download file aslinya setelah menghubungi admin….. klik disini
 Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar,  50.000,- MURAH Meriah
                                                     Anda tidak repot lagi mencari referensi.
                                                     Di jamin asli.contohmakalah
winrar sortware: 
http://www.ziddu.com/download/17271885/wrar390.exe.html

No comments:

Post a Comment

1

2










                 KLIK

translet