SILAHKAN GUNAKAN FASILITAS "SEARCH" pojok kanan atas
untuk mencari judul skripsi yang di inginkan

pemesanan => Hub: 0857-351-08864

Thursday, November 10, 2011

konsep pemikiran tony buzan terhadap peran orang tua dalam mengoptimalkan kecerdasan emosional dan spiritual anak | Contoh Skripsi


Penulis : -
Kode    : 088
Judul    : konsep pemikiran tony buzan terhadap peran orang tua dalam mengoptimalkan kecerdasan emosional dan spiritual anak
-------------------------------------------------


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Anak lahir dan dibesarkan di dalam keluarga dan ia akan meniru perilaku dan kebiasaan orang yang ada disekitarnya yaitu ayah dan ibu. Keduanya yang menjalankan pendidikan untuk anak hingga tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.
            Masa depan seorang anak amat tergantung pada pola pengasuhan dan pendidikan yang diterimanya. Hal yang urgen ini mempunyai hubungan dengan beberapa faktor, lingkungan belajar, lingkungan masyarakat, lingkungan kerja, pemerintahan dan seluruh faktor eksternal lainnya. Keseluruhan dari faktor tadi mempunyai tanggung jawab atas pengajaran dan pendidikan manusia. Maka dalam hal ini, pendidikan yang diperankan oleh ayah dan ibu adalah lebih penting dan melebihi lainnya.
            Bila kita sejenak merenungkan perjalanan hidup manusia, maka pelajaran yang dapat kita ambil adalah bahwa pendidikan paling dini adalah pendidikan yang direpresentasikan oleh pola hubungan antara orang tua dan anak sejak bayi, dan bahkan sejak dalam kandungan. Hubungan ini bisa berbentuk hubungan langsung maupun tidak langsung. Hubungan langsung dapat dilakukan dengan mengadakan komunikasi/ dialog antara orang tua dan bayi secara langsung baik ketika masih dalam rahim maupun setelah kelahirannya. Sedangkan pola hubungan tidak langsung bisa ditunjukkan oleh pola perilaku orang tua yang dapat dipastikan dapat mempengaruhi karakter dan cara berperilaku anak.

            Dalam masalah eksistensi anak, Syafinuddin menjelaskan,
Anak memiliki dua makna penting. Pertama, makna secara alamiah, yakni pentingnya anak sebagaimana pada makhluk apapun, termasuk manusia, sebagai penerus generasi demi menjaga kelestarian jenis maupun marganya. Dalam hal ini, anak amat penting dalam konteks genealogis (keturunan). Kedua, makna secara sosial, yakni pentingnya anak dalam konteks masa depan masyarakat dan perkembangan peradaban.[1]Contoh Skripsi
Dalam sebuah keluarga, seorang anak senantiasa mempelajari dan mencari informasi tentang berbagai hal yang belum diketahuinya, ia akan selalu mengajukan pertanyaan dan berusaha mencari tahu, khususnya pada usia awalnya. Seorang anak akan berlindung kepada ibu, ayah, atau yang merupakan wakil mereka. Oleh sebab itu, kita akan dapat membedakan tingkat kebudayaan dan peradaban keluarga melalui gaya bicara, pola pikir, perilaku, dan perbuatan anak.
Tatkala kita mengkaji berbagai perbedaan yang terdapat pada berbagai individu dari sisi cara makan, minum, tidur, berpakaian dan sebagainya, maka kita akan akan mengetahui bahwa keluarga merupakan faktor terpenting dalam membentuk kepribadian jasmani, ruhani, dan moral anak, dikarenakan anak mempunyai kecenderungan untuk meniru perbuatan anggota keluarga. Dengan demikian, anggota keluarga bertanggung jawab atas berbagai hal yang ditiru oleh anak. Menurut Muhammad Baqir Hujjati "jika mengkaji berbagai perbuatan dan perilaku kita sehari-hari dan hendak mengetahui akarnya, maka kita akan tahu dengan pasti bahwa semua itu berasal dari lingkungan keluarga".[2]Contoh Skripsi
Di era globalisasi seperti sekarang ini, kita tidak boleh hanya berpangku tangan dan menyerahkan tugas pendidikan kepada sekolah formal saja. Dominasi kuantitas pertemuan anak (pada fase pertama) dengan keluarganya, meniscayakan peranan penuh dari orang tua sebagai pendidik dalam keluarga. Keluarga sebagai lembaga sekolah informal harus betul-betul direncanakan dengan manajemen yang matang oleh ayah dan ibu sebagai supervisornya.
Salah satu ciri dunia saat ini, ditandai dengan ledakan ilmu pengetahuan dan informasi yang luar biasa, namun demikian bersamaan dengan itu dirasakan terjadi adanya krisis dalam dunia pendidikan yang sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup manusia yang bisa jadi melebihi krisis ekonomi, politik dan krisis lainnya. Krisis pendidikan ini dapat kita baca dari fenomena bertumbuh kembangnya kecenderungan manusia untuk berbuat jahat dan kekerasan serta rusaknya tatanan sosial ditambah dengan semakin rendahnya moralitas manusia. Kalau kita amati berbagai fenomena kerusakan moral, bukan hanya muncul di tengah orang-orang yang tidak berpendidikan, tapi justru banyak kita temukan di kalangan para pelajar. Di kalangan para pelajar dan kita sangat sering disuguhi berita-berita mengenai kenakalan dari mulai tawuran antar pelajar, demo dengan dengan aksi pengrusakan, penyalahgunaan obat terlarang, penyimpangan seksual dan masih banyak bentuk-bentuk kriminalitas lainnya. Kita juga sangat sering dan bahkan menjadi sarapan pagi bagi kita, dengan adanya suguhan berita tentang perilaku negatif kalangan kalangan elit berupa korupsi kolusi dan nepotisme serta pemeran kemewahan para pejabat di tengah-tengah merajalelanya kemiskinan yang semakin tragis kita rasakan. Yang lebih ironis lagi, perilaku negatif juga dimainkan oleh para pendidik sendiri, semisal dengan mengabaikan amanah ilmiah serta mengabaikan aspek-aspek moralitas dalam pergaulan dan lebih menekankan pada aspek transaksional dalam dunia pendidikan.Contoh Skripsi
Bila kita menelaah secara mendalam persoalan (musykilah) yang menjadikan dunia pendidikan sedemikian merosot adalah diabaikannya aspek moralitas dan spiritualitas dalam pendidikan. Konsentrasi pendidikan hanya tertuju pada pengembangan intelektualitas saja, sedang moralitas dan spiritulitas kurang atau bahkan tidak mendapat perhatian dalam pendidikan.
Dengan mengacu pada paparan diatas, maka penulis mereformulasikan ke dalam sebuah judul yaitu: " Konsep Pemikiran Tony Buzan Terhadap Peran Orang Tua dalam Mengoptimalkan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Anak ".
B.  Fokus Penelitian
Suatu penelitian harus didasarkan pada persepsi seseorang terhadap adanya suatu masalah. Menurut Suharsimi, "masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian".[3] Oleh sebab itu, penulis dalam hal ini mendasarkan penelitiannya pada beberapa masalah yang diformulasikan sebagai berikut, yaitu:Contoh Skripsi
1.      Apa yang dimaksud dengan EQ (Kecerdasan Emosional) dan SQ (Kecerdasan Spiritual)?
2.      Bagaimana peran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam meningkatkan kecerdasan anak?
3.      Bagaimana konsep atau kiat menurut Tony Buzan dalam mengoptimalkan EQ dan SQ?

 
===================================    
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Silahkan download file aslinya setelah menghubungi admin….. klik disini
 Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar,  50.000,- MURAH Meriah
                                                     Anda tidak repot lagi mencari referensi.
                                                     Di jamin asli.contohmakalah






[1] Syafinuddin Al-Mandari, Rumahku Sekolahku: Panduan Islami untuk Mencerdaskan Anak dalam Lingkungan Keluarga (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004), hal. 33.
[2] Muhammad Baqir Hujjati, Menciptakan Generasi Unggul; Pendidikan Anak Dalam Kandungan, terj., MJ. Bafaqih (Jakarta: Cahaya, 2003), hal. 112
[3] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 27-28.

No comments:

Post a Comment

1

2










                 KLIK

translet


Tags

tempat sharing

Blog Archive

Blog Archive