SILAHKAN GUNAKAN FASILITAS "SEARCH" pojok kanan atas
untuk mencari judul skripsi yang di inginkan

pemesanan => Hub: 0857-351-08864

Saturday, December 24, 2011

perilaku coping pada siswa akselerasi yang mengalami stres | Contoh Skripsi Psikologi


Penulis : -
Kode    : 113
Judul    : perilaku coping pada siswa akselerasi yang mengalami stres
==============================================

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bentuk perwujudan dari Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (4) menyatakan bahwa warga
negara yang memilki potensi kecerdasan istimewa berhak memperoleh pendidikan
khusus. Hal ini dilakukan agar potensi yang ada pada peserta didik dapat
berkembang secara optimal dan pada gilirannya memberikan mereka dapat
tumbuh menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri. Salah satu bentuk
perwujudannya adalah dengan diadakannya program akselerasi (dalam Direktorat
PSLB, 01:2007).
Akselerasi adalah salah satu bentuk pelayanan pendidikan yang diberikan
bagi siswa dengan kecerdasan dan kemampuan yang luar biasa untuk dapat
menyelesaikan pendidikan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan
(Depdiknas, dalam Akbar-Hawadi, 2004:33).
Di Indonesia telah banyak sekolah-sekolah yang memiliki program
akselerasi, dimulai dari tingkat SD, SMP, dan SMU. Sekolah yang memiliki
program akselerasi ini biasanya meluluskan anak-anak gifted hanya dalam tempo
yang lebih singkat jika dibandingkan dengan sekolah pada umumnya. Sekolah
Dasar (SD) yang biasanya ditempuh dalam waktu 6 tahun maka hanya ditempuh
dalam waktu 5 tahun begitu pula dengan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
2
Contoh Skripsi Psikologi
Menengah Umum masing-masing akan mampu ditempuh selama 2 tahun yang
biasanya ditempuh dalam waktu 3 tahun. Peserta pada akselerasi ini adalah siswa
yang diidentifikasi sebagai anak gifted yang memilki kemampuan di atas rata-rata,
kreatif dan tanggung jawab terhadap tugas.
United States Office of Education (Feldhusen, 1994, dalam Direktorat
PSLB, 07:2007), menyatakan bahwa anak gifted adalah anak yang diidentifikasi
oleh orang dengan kualifikasi professional. Anak-anak yang telah mampu
menunjukkan prestasinya dan atau berupa potensi kemampuan pada beberapa
bidang seperti : (1) kemampuan intelegensi umum; (2) kemampuan akdemik
khusus (specific academic aptitude); (3) berfikir produktif atau kreatif; (4)
kemampuan kepemimpinan; (5) kemampuan dibidang seni; (6) kemampuan
psikomotorik.Contoh Skripsi Psikologi
Adapun tujuan dari penyelenggaraan sistem akselerasi (percepatan) yaitu
untuk memberikan pelayanan atau menfasilitasi kemampuan kecerdasan yang
tinggi yang dimiliki anak gifted, memacu kualitas/mutu siswa dalam
meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional secara berimbang
sehingga anak-anak gifted dalam bidang akademik dapat berprestasi secara
optimal dan selain itu dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
pembelajarannya (Akbar-Hawadi, 2004:21-22).
Menurut Felhusen, Proctor, dan Black (dalam Akbar-Hawadi, 2004:6)
akselerasi diberikan untuk memelihara minat siswa terhadap sekolah, mendorong
siswa agar mencapai prestasi akademis yang baik, dan untuk menyelesaikan
pendidikan dalam tingkat yang lebih tinggi bagi keuntungan dirinya maupun
masyarakat.Contoh Skripsi Psikologi
3
Dalam pelaksanaan program akselerasi ini, ternyata ditemukan berbagai
masalah terutama dalam penyesuaian emosional yaitu siswa akselerasi mungkin
saja akan merasa frustasi dengan adanya tekanan-tekanan dan tuntutan yang ada.
Pada akhirnya, mereka akan merasa sangat lelah sekali sehingga menurunkan
tingkat apreasiasinya dan bisa menjadi siswa Underachiever atau drop out. Siswa
akselerasi yang memiliki kesempatan sedikit dalam masa kanak-kanak dan masa
remajanya akan merasa terisolasi atau bersifat agresif terhadap orang lain. Kurang
mampu menyesuaikan diri dalam kariernya karena menempati karier yang tidak
tepat, tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri terhadap tekanan yang
ada sepanjang hidup, atau tidak akan mampu bekerja secara efektif dengan orang
lain. Tekanan yang terbentuk sejak kecil, kurangnya kesempatan untuk
mengembangkan hal-hal yang cocok dalam bentuk kreativitas atau hobi, dan
adanya potensi dikucilkan dari orang lain akan mengakibatkan kesulitan dalam
hidup perkawinannya kelak atau bahkan bunuh diri (Akbar-Hawadi, 2004:40).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rifayanti (2006)
dengan judul Permasalahan Dan Strategi Coping Siswa Akselerasi (Studi di
SMUN I Samarinda), menunjukkan bahwa sebagian besar siswa akselerasi
mengalami permasalahan yang cukup banyak. Permasalahan yang paling banyak
dialami siswa akselerasi yaitu adanya kecemasan dan kekecewaan akan prestasi
belajar yang rendah. Permasalahan yang berhubungan dengan penyesuaian sosial
dan emosional, dan sebagian besar permasalahan ini diselesaikan dengan
menggunakan strategi coping yang berfokus pada masalah (problem focused
coping).Contoh Skripsi Psikologi
4
Dengan segala kemampuan dan keunggulan yang dimiliki pada siswa
akselerasi serta kekurangannya terutama dalam mengatasi berbagai macam stres
yang berupa tekanan yang berasal dari pihak sekolah, guru, lingkungan dan orang
tua, maka tingkat stres anak gifted dalam kelas akselerasi cenderung lebih tinggi.
Hal ini dipengaruhi oleh tingkatan tuntutan yang dimilki siswa akselerasi lebih
tinggi jika dibandingkan dengan siswa lainnya sehingga siswa akselerasi lebih
mudah mengalami stres.
Kelas akselerasi berbeda dengan kelas regular lainnya, dimana program
akselerasi ini menuntut tenaga dan perhatian yang besar untuk dapat
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai siswa akselerasi. Selain itu
dengan program percepatan yang ada dalam akselerasi tersebut membuat siswa
akselerasi menjadi rawan terhadap stres sehingga hal ini dapat mempengaruhi
keberhasilan dari program akselerasi.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Andini (2006) dengan judul
Perbedaan Tingkat Stres Pada Siswa Akselerasi di SDN. Kendangsari 1 Surabaya,
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang
mengikuti kelas akselerasi dengan yang tidak mengikuti akselerasi. Dimana siswa
yang ikut kelas akselerasi memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan
siswa yang tidak mengikuti kelas akselerasi.
Hal ini juga ditemukan pada salah satu sekolah pilihan yang telah
menggunakan program percepatan (Akselerasi) adalah MAN 3 Kediri yang
bertempat di Jl. Letjen Suprapto 58 Kediri dimana program akselerasi ini baru
pertama kali didirikan. Berdasarkan survey awal yang dilakukan, diketahui bahwa
5Contoh Skripsi Psikologi
adanya beberapa permasalahan pada siswa akselerasi salah satunya tingkat stres
pada siswa akselerasi cukup tinggi. Adanya tekanan dan tuntutan pada siswa
akselerasi baik dari dalam dirinya maupun dari orang tua untuk tetap
mempertahankan prestasinya dan menjadi siswa akselerasi. Banyaknya materi
pelajaran yang harus dipelajari seperti yang diketahui bahwa siswa MAN berbeda
dengan siswa SMU pada umumnya, selain mempelajari materi pelajaran umum
mereka dituntut untuk mempelajari materi tambahan misalnya pelajaran agama
lainnya seperti Bahasa Arab, Ilmu Fiqih, Qur’an Hadist dll. Selain itu adanya
kegiatan ekstrakulikuler yang diwajibkan untuk semua siswa pada MAN 3 Kediri.
Adanya beberapa siswa yang keluar dari akselerasi dikarenakan tidak mampu
terhadap tekanan dan situasi tersebut, dimana pada mulanya siswa akselerasi ini
mencapai 26 siswa dan berkurang menjadi 23 siswa.
Ada satu hal yang menjadi pertanyaan mengapa ada siswa yang stres,
depresi atau tidak mampu mengikuti program ini padahal anak tersebut memiliki
potensi di atas rata-rata. Ada beberapa kemungkinan, yaitu sekolah membuat
jadwal waktu pembelajaran melebihi standar baku, misalnya menambah jam
belajar siswa akselerasi dibandingkan kelas reguler. Guru tidak melakukan
modifikasi atau rekayasa kurikulum sehingga semua materi dan metode
pembelajaran sama persis dengan reguler namun dengan kecepatan lebih tinggi
daripada kelas reguler. Kurangnya pengawasan, pendampingan dan bimbingan
dari guru Bimbingan dan Konseling sehingga guru dan orang tua tidak mampu
mengantisipasi perkembangan permasalahan yang dihadapi siswa. Selain itu juga
dapat disebabkan oleh adanya kesalahan atau kekurangtepatan pada proses
penjaringan dan penyaringan siswa akselerasis (Arsy, 19:2006).Contoh Skripsi Psikologi
6
Anak-anak pada zaman sekarang ini selain dibebani oleh kurikulum yang
padat dan PR (Pekerjaan Rumah) yang setiap hari menumpuk, kegiatan
ekstrakulikuler, juga les-les khusus di mulai dari les bahasa inggris, les musik, les
computer, les Iqra’, les matematika dan lain-lain membuat anak menjadi tertekan
dengan segala kegiatan yang terlalu banyak.
Adanya fenomena orang tua yang merasa bangga dan sangat berambisi
jika anaknya menjadi siswa akselerasi, namun mereka tidak melihat kemampuan
anaknya yang tidak cukup untuk menghadapi persaingan yang ketat diantara siswa
akselerasi. Hanya dikarenakan gengsi dari orang tua mereka maka anak akan
semakin tertekan dan menjadi stres, dimana keadaan tersebut dapat
mengakibatkan anak tidak bisa belajar secara optimal.
Orang tua juga akan kecewa dengan prestasi belajar anaknya menurun di
sekolah dan mereka mungkin menghukum anaknya. Dalam keadaan demikian
tentu anak justru merasa terhimpit dan tidak mustahil kiranya anak tersebut
membenci untuk bersekolah (dalam Notosoedirdjo dan Latipun, 2002:201).
Dengan segala kegiatan yang menumpuk tersebut anak akan menjadi
lelah karena beban yang ditanggungnya terlalu berat, sehingga dapat
menyebabkan stres pada anak. Seperti yang diketahui bahwa dalam pendidikan
akselerasi, siswa dituntut untuk memenuhi kebutuhan akan tugas yang penuh
dengan tantangan, dimana siswa harus bersaing untuk mempertahankan
prestasinya agar tetap bertahan menjadi siswa akselerasi dan terhindar menjadi
siswa underachiever.Contoh Skripsi Psikologi
7
Stres yang dialami siswa akselerasi secara terus menerus akan berdampak
negatif baik pada perkembangan siswa tersebut, maupun pada kegiatan belajarnya
sehingga dapat mempengaruhi prestasinya. Akselarasi yang semula bertujuan
sebagai fasilitas anak gifted untuk memacu kualitas/mutu siswa dalam
meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional secara berimbang
sehingga anak-anak gifted dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
pembelajarannya tetapi justru tidak dapat mengoptimalkan bakat dan
kecerdasannya. Hal ini dapat pula menjadikan siswa akselerasi drop out dan
menjadi siswa underachiever.
Stres juga dapat menyebabkan beberapa gangguan yaitu menyebabkan
gangguan fungsional pada organ-organ tubuh seseorang yang sering
mengakibatkan beberapa jenis penyakit antara lain penyakit jantung, penyakit
tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru, penyakit radang usus, penyakit tidak
bisa tidur, penyakit gangguan lambung seperti maag, penyakit sakit kepala yang
hebat, penyakit asma, penyakit exim dan lainnya (Gintings, 1999:55).
Akibat stres inilah yang dikhawatirkan karena adanya tekanan dan
tuntutan berprestasi akan menjadikan siswa akselerasi mudah frustasi, dimana
beban-beban tersebut merupakan stressor (pemicu stres) yang suatu saat anak
akan mengalami stres karena mereka dipaksa untuk belajar dan menjalani segala
kegiatannya dibawah tekanan dengan kemampuan yang tidak sesuai dengan yang
dimilikinya.
Tidak semua stres berakibat buruk, dimana hal ini tergantung pada
karakteristik setiap individu. Stres yang sehat tergantung pada individu tersebut
apakah bisa menyesuaikan diri pada situasi tertekan dan menjadikannya sebagai
8
suatu tantangan atau motivasi, dan sebaliknya individu yang tidak bisa
menyesuaikannya akan menganggap sebagai suatu beban yang berat sehingga
merasa tertekan dan menyebabkan stres.
Stres yang baik adalah stres yang segera diatasi, hal ini bertujuan agar
stres tersebut tidak berkembang secara terus menerus dan menjadi distres dimana
hal ini dapat menyebabkan dampak negatif dan beberapa gangguan pada individu.
Untuk mengatasi stres tersebut, maka penting untuk dilakukan cara mengatasi
situasi tersebut yaitu dengan perilaku coping.
Coping adalah bagaimana orang berupaya mengatasi masalah atau
menangani emosi yang umumnya negatif yang ditimbulkannya (Davison, Kring &
Neale, 2006:275).Contoh Skripsi Psikologi
Menurut Rutter dan Taylor, strategi coping yang paling efektif adalah
strategi yang sesuai dengan jenis stres dan situasi. Keberhasilan coping lebih
tergantung pada penggabungan strategi coping yang sesuai dengan ciri masingmasing
kejadian yang penuh dengan stres, daripada mencoba menemukan strategi
coping yang paling efektif (dalam Smet, 1994:146).
Adanya kekhawatiran bahwa kemampuan intelektual yang cukup bagus
ternyata tidak imbangi oleh kemampuan mengatasi stressor yang muncul dari
program akselerasi ini. Meskipun hasil prestasi sedikit banyak meramalkan
mengenai keberhasilan dalam sekolah, belum tentu hal tersebut dapat meramalkan
mengenai kesuksesan dalam mencapai kebahagiaan hidup dimana hal ini dapat
dilihat dari perilaku coping stres yang digunakan.
9
Adapun tujuan digunakannya perilaku coping disini dimaksudkan agar
para siswa akselerasi tersebut dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan sebaik
mungkin, para siswa akselerasi dapat mengatasi stres dan dapat menyesuaikan
dirinya terhadap tugas-tugas yang harus mereka lakukan sehingga dapat
menghasilkan anak-anak gifted yang memiliki potensi tinggi untuk negara kita
sebagai penerus bangsa.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka timbul persoalan yang perlu dikaji
lebih dalam tentang faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa akselerasi
mengalami stres dan perilaku coping apa yang digunakan.Contoh Skripsi Psikologi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan
masalah, yaitu :
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa Akselerasi mengalami stres.
2. Perilaku coping apa yang digunakan dalam mengatasi stres pada siswa
Akselerasi.

No comments:

Post a Comment

1

2










                 KLIK

translet