SILAHKAN GUNAKAN FASILITAS "SEARCH" pojok kanan atas
untuk mencari judul skripsi yang di inginkan

pemesanan => Hub: 0857-351-08864

Saturday, December 24, 2011

resiliensi penderita stroke | Contoh Skripsi Psikologi


Penulis : -
Kode    : 112
Judul    : resiliensi penderita stroke
==============================================


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Zaman sudah beralih menjadi serba modern. Semua fasilitas seakan
mudah didapati. Semakin canggihnya teknologi juga semakin membuat
semua aktifitas manusia menjadi lebih mudah. Hal ini juga sangat
berpengaruh pada gaya hidup. Gaya hidup manusia masa kini tentu sudah
sangat berbeda jauh dengan masa orang tua kita dulu. Dimana semua serba
sehat dan alami, sedang yang ada saat ini adalah semua menuntut
segalanya menjadi mudah, cepat dan praktis. Hal tersebut selain
memberikan dampak positif, juga tak lepas dari dampak negatif.
Termasuk diantaranya yang kini menjadi masalah dalam gaya hidup
tersebut adalah kurangnya perhatian atas gaya hidup sehat, termasuk
diantaranya adalah kurangnya kontrol terhadap makanan dan nutrisi yang
masuk ke dalam tubuh manusia. Berbagi macam penyakit mulai
bermunculan. Mulai dengan penyakit yang bisa sembuh hanya dengan
vitamin dan istirahat, kemudian penyakit yang memerlukan perawatan
khusus, penyakit yang melumpuhkan anggota badan, sampai pada yang
menyebabkan kematian. Beberapa contoh penyakit mematikan yang saat
ini sering terdengar contohnya HIV AIDS, kanker, stroke, dan berbagai
penyakit lainnya.
Bila dahulu, penyakit-penyakit tersebut hanya menyerang orang-orang
tertentu, mungkin terkait dengan masalah pergaulan atau usia lanjut. Tapi
1

2
sekarang tak dapat dipungkiri bahwa penyakit tersebut juga telah
menjangkiti individu pada usia produktif dimana seharusnya pada usia
tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan kreatifitas. Salah satu
contohnya adalah penyakit stroke. Stroke dapat membunuh atau
menyebabkan kecacatan, tetapi salah satu aspek yang paling menakutkan
adalah serangannya yang tiba-tiba. Kebanyakan stroke terjadi didahului
oleh hanya sedikit atau tanpa tanda-tanda sama sekali karenanya para
penderita dan keluarganya seringkali mengalami kepanikan (Henderson,
2002: 1). Stroke terkadang bisa terjadi lagi pada penderita dengan kondisi
yang parah. Ini umumnya terjadi pada penderita yang kurang dapat
mengontrol kesehatannya dengan baik. Cepat puas menjadi salah satu
contoh faktor pada penderita stroke, merasa sudah sehat dan tidak perlu
lagi memeriksakan diri. Pada akhirnya jika stroke berulang, berarti
pendarahan di otak jadi lebih luas.Contoh Skripsi Psikologi
Cukup banyak gejala stroke, tergantung dimana lokasi pecahnya
pembuluh darah pada otak. Antara lain gangguan : gerak: yang ringan,
misalkan, tidak bisa mengambil gelas, menggosok gigi, dan menyelipkan
kancing dengan sempurna. Stroke yang berat disebut juga lumpuh total,
yang bisa menimpa tiap organ gerak, termasuk bibir, wajah, dan mata.
Rasa : pada sebelah anggota badan, yang jika dibarengi lumpuh akan
dirasakan pada sisi ini. Tingkat rasa dari yang ringan (semutan) sampai
yang berat (baal). Kalau pun bisa berdiri, namun jika menginjak lantai
terkadang seperti berada di awang-awang. Sadar: dari ringan (mudah
3
ngantuk) sampai berat (seperti koma). Terkadang pihak keluarga cepat
memvonis penderita akan segera meninggal sehingga mereka tidak atau
kurang semangat lagi merawat atau mengatasinya. Jika sudah manula
sampai mereka seperti putus asa - meskipun tidak diucapkan dengan terusterang.
Verbal: baik karena organ bicara yang rusak maupun daya ingat
yang turun. Beberapa contohnya dalam bentuk tidak bisa : mengeluarkan
kata dan menangkap arti. Ini benar-benar akan menimbulkan depresi bagi
penderita dengan latar belakang karir, seperti hakim, guru, dan orator,
singkatnya yang mengandalkan mulut sebagai sarana karir.
Di Indonesia, stroke menyerang 35,8 % pasien usia lanjut dan 12,9 %
pada usia yang lebih muda. Jumlah total penderita stroke di Indonesia
diperkirakan 500.000 setiap tahun. Dari jumlah itu, sekitar 2,5% atau
250.000 orang meninggal dunia, dan sisanya cacat ringan maupun berat
(newspaper.pikiran-rakyat.com). Beberapa waktu yang lalu, stroke
memang dimonopoli oleh kakek nenek yang berusia lebih dari 50 tahun.
Tetapi sekarang juga menyerang usia di bawah 45 tahun. Fakta tersebut
menimbulkan dampak negatif bagi para penderitanya. Dampak yang
ditimbulkan oleh stroke yang menimpa usia produktif ini, lebih berat efek
psikologisnya baik untuk penderita maupun orang-orang di sekitarnya. Hal
tersebut dikarenakan bahwa sebagian besar dari mereka adalah pencari
nafkah untuk keluarga dan berakibat terhadap menurunnya tingkat
produktivitas dan terganggunya sosial ekonomi keluarga.
4Contoh Skripsi Psikologi
Stroke kini tambah populer saja, sejalan dengan jumlah penderitanya
yang tambah banyak, yang antara lain akibat stres yang tambah tinggi dan
dampak sarana hidup yang tambah modern. Stroke tidak saja menyerang
orang yang sering atau sedang sakit, juga orang yang sedang dalam
kondisi puncak. Sudah berapa banyak orang yang tiba-tiba badannya
merasa lemas, matanya buram, dan bicaranya pelo, yang akhirnya lumpuh
padahal sebelumnya tidak merasakan gejala itu sedikit pun. Malah
beberapa diantaranya termasuk yang rajin berolah raga. Sisi aspek
“sumber daya manusia” pun sudah dianggap bencana pembangunan,
karena potensi yang besar pada mereka jadi terhenti atau terhambat
(hpstroke.wordpress.com).
Pada umumnya, penderita stroke disertai dengan dampak negatif
secara psikologis. Banyak dari penderita stroke yang mengalami depresi,
tidak bisa menyesuaikan diri, baik secara individual maupun sosial, tidak
bisa menerima diri sendiri, dan bergantung pada orang lain dalam berbagai
pemenuhan kebutuhan fisiologis dan psikologis sebagai akibat dari
hendayanya sebagian anggota tubuh mereka. Tambah lagi dengan para
penderita stroke yang tinggal di kota-kota besar yang notabenenya bergaya
hidup secara individual. Kondisi masyarakat yang individualis tersebut,
tidak mustahil para penderita stroke yang memiliki keterbatasan
“terpaksa” harus hidup sendiri, mengurus diri sendiri, dengan susah payah.
Menurut Thomas (1991: 50), penderita stroke sering mengalami
depresi setelah serangan stroke. Disamping rasa rendah diri yang bisa
5Contoh Skripsi Psikologi
dipahami sebagai suatu reaksi emosional terhadap kemunduran kualitas
keberadaan mereka (depresi reaktif), banyak penderita juga mengalami
depresi fisik atau depresi kimiawi. Depresi merupakan akibat dari
penderita tidak mampu bereaksi dengan kecepatan normal terhadap setiap
upaya remobilisasi. Obat-obatan sering digunakan untuk membantu dalam
menangani masalah depresi pada penderita stroke. Selain depresi,
penderita mungkin marah-marah dan memperlihatkan sikap mengingkar,
terutama pada dokter dan perawat. Sebagian penderita tampaknya
mengalami perubahan kepribadian setelah mereka mendapat serangan
stroke. Tidak jarang penderita stroke yang memperlihatkan sikap mudah
tersinggung, mengingkari dan sangat sukar didekati.Contoh Skripsi Psikologi
Ilmu Psikologi telah memperkenalkan sebuah istilah yaitu resiliensi.
Resiliensi sendiri adalah suatu keadaan dimana individu dapat bertahan
dan pulih dari situasi negatif secara efektif sedangkan kebanyakan individu
lainnya gagal. Ada individu yang mampu bertahan dan pulih sedangkan
individu lain gagal karena mereka tidak berhasil keluar dari situasi yang
tidak menguntungkan. Kemampuan untuk melanjutkan hidup setelah
ditimpa kemalangan atau setelah mengalami tekanan yang berat bukanlah
sebuah keberuntungan, tetapi hal tersebut menggambarkan adanya
kemampuan tertentu pada individu.Contoh Skripsi Psikologi
Resiliensi pada penderita stroke dapat dikatakan sebagai salah satu
faktor penting dalam proses pemulihan secara psikologis. Adanya
keinginan untuk bangkit dari kondisi negatif psikologis dan mengatasi
6
perasaan-perasaan yang menghambat proses penyembuhan akan sangat
membantu bagi proses penyembuhan penderita stroke, juga bila hal
tersebut disertai dengan semangat hidup yang tinggi dan optimistis dalam
menjalani hidup. Assosiasi Pemulihan Stroke New South Wales (dalam
Henderson, 2002: 50) memberikan saran-saran untuk membantu seseorang
yang telah dipengaruhi oleh stroke. Salah satunya dengan, yang dalam
resilien sebagai faktor I Have, dimana keluarga memperlakukan penderita
stroke layaknya sebelum subjek sakit. Membuatnya tetap berhubungan
dengan aktivitas keluarga dan membuatnya merasa penting. Resiliensi
menjadi penting karena bukan hanya menjadi faktor yang mempercepat
pemulihan pasca stroke, tapi juga mencegah kembalinya terserang stroke.
Dalam suatu kasus, terdapat salah seorang penderita stroke. Dimana
subjek mengalami kelumpuhan hampir setengah bagian tubuhnya.
Sebelum subjek menderita stroke, subjek sehari-hari berprofesi sebagai
penjahit pakaian. Namun saat terserang stroke subjek tidak bisa
beraktifitas seperti biasa. 2 tahun yang dijalani subjek membuat subjek
banyak berubah. Saat ini meskipun setenga badannya kadang masih terasa
sakit, subjek telah dapat melakukan berbagai aktifitas dengan mandiri.
Kondisi subjek yang dalam keadaan lumpuh akibat stroke dulu membuat
subjek sempat mengalami depresi dan sering mengalami perasaan bersalah
serta adanya perasaan tidak berharga di mata keluarga serta lingkungan
sosial subjek. Hal ini karena subjek tidak bisa bekerja lagi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, padahal subjek adalah kepala keluarga
7
yang selama ini menjadi tumpuan keluarganya. Beruntung, subjek
akhirnya berusaha menjalani hari-harinya sebagaimana individu normal
pada umumnya, berusaha untuk mengatasi masalah psikologis yang
dialaminya, mencoba berinteraksi dengan lingkungan sosialnya,
bersungguh-sungguh untuk hidup mandiri dan jarang mengeluh tentang
keadaannya. Meskipun menurut subjek, bangkit dari kondisi negatif secara
psikologis bukanlah hal yang mudah dan cepat, subjek tetap berusaha
untuk tetap menjadi seorang individu yang dapat menghargai dirinya
sendiri dan kehidupannya.
Berbeda dengan kasus yang dijelaskan pertama, terdapat seorang
subjek lain yang juga mengalami kelumpuhan akibat stroke. Sehariharinya
subjek tinggal bersama dengan beberapa mahasiswa yang kost di
rumah subjek. Anak-anak subjek telah berumah tangga dan hidup terpisah
dari subjek. Subjek tinggal di lingkungan yang secara sosial masih
memiliki kedekatan atau masih kerabat. Sehari-hari sebelum subjek
menderita stroke, subjek berjualan di depan rumahnya dengan sebuah kios
kecil. Tapi semenjak subjek sakit, anak subjek yang kedua lah yang
mengerjakan tugasnya. Meskipun subjek cukup mandiri dalam
kesehariannya, subjek seringkali mengeluh dan tidak dapat mengontrol
emosinya. Subjek juga seringkali berpikir hal-hal buruk dan bersikap
kurang menyenangkan pada anak-anak dan kerabatnya, padahal kerabat
selalu berusaha bersikap baik dan menolong.Contoh Skripsi Psikologi
8
Berdasarkan fenomena berbeda 2 kasus yang disebutkan di atas dapat
dilihat bahwa ada perbedaan dalam ketahanan seorang individu atas
kondisi negatif yang dialaminya. Salah seorang subjek dengan banyaknya
tekanan-tekanan negatif dimana dengan adanya tekanan tersebut dapat
memungkinkan menjadi sebab bertambahnya efek negatif psikologis pasca
stroke, subjek dapat menjalani dengan selalu berusaha untuk mandiri dan
tidak bergantung pada orang lain. Sedangkan salah seorang subjek dengan
penyakit dan efek negatif pasca stroke yang sama tidak dapat bertahan dari
kondisi negatif psikologisnya. Perbedaan dalam kedua fakta tersebutlah
yang membuat peneliti akhirnya tertarik untuk melakukan penelitian lebih
dalam mengenai Resiliensi, khususnya pada Penderita Stroke tersebut.
B. Rumusan MasalahContoh Skripsi Psikologi
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang, maka
permasalahan yang timbul dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penderita stroke menjadi
resilien dan menjadi tidak resilien?
2. Bagaimana dinamika faktor-faktor yang mempengaruhi penderita stroke
menjadi resilien dan menjadi tidak resilien?


===================================    
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Silahkan download file aslinya setelah menghubungi admin….. klik disini
 Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar,  50.000,- MURAH Meriah
                                                     Anda tidak repot lagi mencari referensi.
                                                     Di jamin asli.contohmakalah

No comments:

Post a Comment

1

2










                 KLIK

translet