No
|
Nama
|
Kelas
|
Nilai Matematika
|
1
|
Nukman Nufail Abdillah
|
8A
|
4,46
|
2
|
Evita Sari
|
8A
|
5,91
|
3
|
Andriati
|
8B
|
4,97
|
4
|
Ari Putri Darmayanti
|
8B
|
5,74
|
5
|
Fitria Noor Parlina
|
8C
|
6,85
|
6
|
Ning Sulfah
|
8C
|
3,28
|
7
|
M. Rofiq Sa’dullah
|
8D
|
4,46
|
8
|
M. Syafiq
|
8D
|
4,24
|
9
|
Dwi Randa Firullyda Syah
|
8E
|
5,29
|
10
|
Zulham Efendi
|
8E
|
4,50
|
untuk mencari judul skripsi yang di inginkan
Tuesday, January 10, 2012
hubungan antara kecerdasan spiritual dengan prestasi belajar | Contoh Skripsi
Penulis : -
Kode : 122
Judul : hubungan antara kecerdasan spiritual dengan prestasi belajar matematika siswa kelas viii madrasah tsanawiyah negeri
malang 2
-------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan
sarana dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Dalam
pendidikan
formal, belajar
menunjukkan
adanya perubahan
yang
sifatnya positif sehingga
pada
tahap akhir
akan diperoleh
keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi
belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Contoh SkripsiContoh Skripsi
Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu
yang
penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya. Menurut Morgan dalam bukunya ”Introduction to Psychology” dikemukakan bahwa: ”Belajar adalah
setiap
perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai
suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.” (Purwanto,
2006:84).
Dengan belajar siswa dapat mewujudkan cita-cita yang
diharapkan.
Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu
diadakan penilaian dari hasil
belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk
mengetahui sejauh mana
telah mencapai
sasaran
belajar inilah
yang
disebut sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar menurut Yapsir
Gandhi
Wirawan dalam
Murjono (1996 :178) adalah:
“Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi
belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang
telah
dicapainya
dalam belajar.”
Suatu hal
yang
wajar, sekolah pada umumnya selalu
berupaya bagaimana sekolah tersebut memiliki Sumber Daya Manusia yang mampu menampilkan prestasi yang baik. Padahal prestasi seseorang dipengaruhi oleh
berbagai hal, antara lain kemampuan kognitif, kemampuan teknis, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pernah dikatakan Ali Syariati seorang intelektual muslim, bahwa manusia adalah makhluk dua dimensional yang
membutuhkan penyelarasan
kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosi dan intelegensi yang baik. Penting pula penguasaan ruhaniah vertikal atau Spiritual Intelligence (Ginanjar: xx). Untuk itu memiliki kemampuan kognitif
dan teknis
saja
tanpa dibarengi kecerdasan
emosi
dan spiritual belumlah cukup untuk dijadikan ukuran keberhasilan seseorang.
Intelligence Quotient (IQ) oleh Howard
Gardner, ahli psikologi
Harvard School of Education Amerika Serikat diakui sebagai standart utama dan satu-satunya
alat
untuk mengukur
kemampuan berfikir
seseorang. Pemahaman tentang kecerdasan akal ini lambat
laun telah tumbuh
dan memperkuat persepsi
di kalangan masyarakat luas hingga akhir 1990, selainContoh Skripsi
itu diakui pula bahwa orang yang ber-IQ tinggi akan mempunyai masa depan yang lebih cemerlang
dan menjanjikan
serta dapat
menjamin kesuksesan
hidup. Sebaliknya orang
yang
ber-IQ
sedang-sedang saja
apalagi
rendah begitu suram masa depan hidupnya. Benarkah demikian? Jawabannya adalah Contoh Skripsi
”tidak”. Inilah jawaban tegas Daniel Goleman. Setelah dipublikasikannya Emotional Intelligence (EI) tahun 1995 oleh Daniel Goleman dalam buku
tersebut
banyak dicantumkan fakta-fakta baru yang mampu menepis pemahaman yang selama ini menjadi citra masyarakat tentang keistimewaan IQ (Sukidi, 2002:37-40).
Menurut makalah Cleland
tahun 1973, ”Testing for Competence”
bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri dan inisiatif
akan
menghasilkan orang-orang
yang
sukses
dan bintang-bintang
kinerja (Goleman, 1999:19), yang pada kenyataannya Contoh Skripsi banyak orang yang mempunyai kecerdasan biasa-biasa saja justru sukses menjadi
bintang- bintang kinerja, pengusaha-pengusaha
sukses dan pemimpin berbagai kelompok. Seperti disebut Goleman ternyata dibalik semua itu ada faktor lain untuk menjadi cerdas. Goleman (1999)
menyebut ”Setinggi-tingginya IQ
hanya menyumbang kira-kira
20% dalam
menentukan
kesuksesan
hidup. Sementara yang 80% diisi oleh faktor kecerdasan lain”. Serasa belum tuntas
betul kajian kecerdasan emosional dan intelektual, kini muncul kecerdasan ketiga yaitu kecerdasan spiritual yang disebut oleh Danah Zohar dan Ian Marshall sebagai ”The
Ultimate Intelligence”.
Kecerdasan Spiritual
yang
berarti kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan
persoalan makna dan
nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain (Zohar, 2001:4). Contoh Skripsi
Kecerdasan Spiritual ini
dianggap sebagai kecerdasan tertinggi
manusia karena mampu mensinergikan (mengintegrasikan) semua kecerdasan
manusia, baik
IQ,
EI dan
SI (Spiritual Intelligence) atau Kecerdasan Spiritual), dengan ketiga kecerdasan tersebut
kita diharapkan menjadi
prototipe manusia yang benar-benar utuh dan holistik, baik secara intelektual,
emosional
dan sekaligus
secara spiritual.
Kajian
tentang
keutamaan
SI didukung
pula oleh ungkapan
Marsha Sinetar sebagai pendidik, penasehat, pengusaha
dan penulis buku-buku best-seller,
bahwasanya kecerdasan spiritual mampu
melibatkan
kemampuan
menghidupkan
kebenaran yang paling
dalam yang berarti mampu mewujudkan hal-hal yang terbaik, utuh dan paling manusiawi dalam batin. Dalam diri orang yang cerdas secara spiritual mengalir gagasan, energi, nilai, visi, dorongan dan arah hidup
yang penuh kesadaran akan cinta (Sinetar, 2001:15).
Saat ini tidak sedikit siswa yang
kurang bersemangat untuk belajar Matematika. Hal
itu disebabkan Matematika sering kali
dianggap sebagai
momok, ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang, rumus-rumus
yang sulit dan sangat membingungkan. Akibatnya Matematika tidak lagi
menjadi disiplin
ilmu yang objektif-sistematis,
malah justru menjadi
bagian yang sangat
subjektif dan kehilangan
sifat netralnya. Contoh Skripsi
Mirisnya lagi,
kondisi tersebut
sering kali diperparah oleh sikap guru pengajar Matematika yang sering berperilaku killer, galak, mudah marah,
suka
mencela, monoton dan terlalu cepat dalam mengajar.
Pranoto salah satu pemerhati pendidikan
Matematika dan dosen pada Departemen Matematika ITB, menyebutkan ”selain
kurang bervariasinya pada pengajaran yang ada, ketakutan anak didik pada Matematika juga disebabkan oleh pola pengajaran guru yang
otoriter,
menganggap siswa
banyak bertanya sebagai hal yang
kurang
ajar dan tidak patuh pada pola pengajaran
guru (Wirasto, 1987).
Secara umum, tujuan diberikannya
Matematika
di
sekolah
adalah
untuk mempersiapkan
peserta
didik agar
sanggup
menghadapi perubahan
kehidupan dan
dunia yang selalu berkembang dan sarat perubahan, melalui latihan bertindak atas
dasar pemikiran logis, rasional dan kritis. Begitu juga untuk mempersiapkan siswa agar
dapat
bermatematika dalam
kehidupan sehari-hari, mempelajari
ilmu
pengetahuan, teknologi
dan seni (IPTEKS).
Sedangkan,
pada penekanan tujuan
umum
pembelajaran Matematika di sekolah adalah
nalar,
pembentukan sikap
siswa
serta
keterampilan dalam penerapan ilmu Matematika (Depdikbud,
1995).
Akan tetapi sejauh mana tujuan pendidikan Matematika di sekolah sudah dapat direalisasikan? Inilah kiranya yang masih menjadi keprihatinan
kita
bersama. Sungguh banyak kesulitan yang ada dan merambah hampir ke seluruh komponen pembelajaran Matematika, mulai dari faktor intern (siswa, guru, kurikulum dan
sarana prasarana yang belum memadai), sampai pada faktor
ekstern (seperti
pentingnya peran orang tua dan lingkungan). Contoh Skripsi
Fenomena yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang 2
adalah
rendahnya nilai prestasi siswa pada pelajaran Matematika, hal
itu
ditunjukkan dengan rendahnya hasil nilai UAS, UN dan nilai ujian pemetaan
kelas. Berikut adalah nilai hasil ujian UAS sebagian siswa kelas VIII MTsN Malang 2.
Tabel 1
Nilai UAS
Matematika kelas VIII
Dari data di atas membuktikan bahwa prestasi Matematika di MTsN Malang 2 perlu diberi perhatian khusus supaya dapat menjadi pelajaran yang disukai siswa serta mampu menghasilkan prestasi yang baik. Perlu diketahui
bahwa Matematika adalah salah satu mata pelajaran ujian nasional, sehingga prestasi yang baik sangat dibutuhkan siswa untuk bisa lulus ujian nasional. Dari informasi
beberapa
siswa yang kami
wawancarai,
penurunan
nilai tersebut disebabkan
karena materi yang disampaikan guru tidak
dapat diterima
dengan jelas oleh siswa, sehingga materi terasa sulit dan membutuhkan kesabaran serta ketekunan untuk memahami teori dan praktik
mengerjakan
soal
secara maksimal.
Di samping itu
guru yang kurang
kompeten dalam menyampaikan
materi Matematika
membuat
siswa
turun motivasi belajarnya. Guru yang ekstrim
(killer) dalam mengajar tidak membuat siswa menjadi semangat dalam belajar, akan tetapi malah membuat siswa ketakutan dan tidak nyaman saat belajar. Salah satu bukti rendahnya prestasi Matematika siswa
adalah kurangnya nilai prestasi pada saat UAS dan UAN, sehingga 38 dari 110 siswa mengalami kegagalan dan tidak lulus ujian nasional pada mata pelajaran Matematika.Contoh Skripsi
Dalam belajar tidak hanya mengedepankan IQ
saja, menurut pandangan kontemporer kesuksesan hidup seseorang tidak hanya ditentukan
oleh
kecerdasan intelektual saja, melainkan juga oleh kecerdasan-kecerdasan
lain seperti kecerdasan emosi
dan spiritual. Begitu
juga
dalam
belajar Matematika siswa tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan IQ saja, tapi juga membutuhkan usaha,
doa dan ketekunan dalam mengerjakan soal. Siswa yang memiliki pemahaman materi dengan baik tidak
akan
mahir dalam Matematika jika tidak sering berlatih mengerjakan
soal,
sebaliknya
siswa yang memiliki IQ atau pemahaman yang pas-pasan akan menjadi mahir jika
sering latihan menyelesaikan masalah Matematika dan selalu berpikir positif bisa.
Jadi
dalam belajar tidak hanya membutuhkan
kemampuan IQ
yang
tinggi
saja melainkan
juga
membutuhkan motivasi,
pikiran positif
dan
pengelolaan emosi diri yang baik,
sehingga
belajar
akan
terasa
nyaman
dilakukan dan membuahkan hasil yang maksimal.
Untuk
mencapai keberhasilan dan prestasi
belajar dalam bidang Matematika, ada kalanya siswa mengalami banyak hambatan dan kesulitan. Kesulitan
dan hambatan yang dialami siswa bukan hanya sebatas kemalasan tetapi juga hubungan sosial dan motivasi belajar, dimana hal tersebut tidak dapat diandalkan
dari
IQ-nya saja
tetapi
juga
dari
kemampuan
untuk mengendalikan diri dan mengelola emosi, sehingga dibutuhkan motivasi yang kuat dari dalam diri siswa untuk mempelajari Matematika. Motivasi dalam diri akan bertahan lama dan selalu terinternalisasi, sedangkan bila
motivasinya dari luar, misal dari guru
atau orang tua, jika pada suatu saat mereka
tidak
memberikan
motivasi lagi, maka siswa
akan
enggan untuk
berprestasi lagi. Hal
lain
adalah karena
Matematika merupakan pelajaran
ilmu
pasti yang membutuhkan penalaran dan
ketelatenan untuk mengerjakan
soal-soalnya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 53:
53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus
asa dari
rahmat
Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia- lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ayat tersebut menyiratkan bahwa manusia tidak boleh berputus asa, sehingga
untuk mencapai sesuatu
atau prestasi yang baik siswa membutuhkan
motivasi dalam diri atau motivasi internal yang bersumber dari diri sendiri. Adanya motivasi diri, siswa akan selalu berusaha untuk mencapai apa yang
diinginkan dalam
mempelajari Matematika dan dia akan memperoleh prestasi yang diinginkan. Motivasi tersebut tidak dapat diperoleh siswa dari kecerdasan intelektualnya saja tetapi
diperoleh
dari
kecerdasan emosional dan spiritualnya juga.
Di MTsN Malang 2
penulis menemukan adanya suatu upaya
peningkatan spiritualitas pada siswa siswi berupa pengadaan sholat dhuha berjamaah dan membaca Al-Qur’an sebelum pelajaran pertama dimulai. Hal
tersebut digunakan sebagai
upaya
peningkatan ibadah
khususnya agama Islam. Kegiatan
shalat dhuha diadakan setiap hari setelah jam pelajaran ke-2 usai. Adapun sifat keikutsertaannya wajib bagi siswa yang tidak berhalangan. Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilengkapi dengan laporan pengamatan dari salah satu siswa (pengurus OSIS), ada beberapa siswa yang
pada
pelaksanaan shalat dhuha selalu aktif dan khusyu’ mengikuti kegiatan hingga selesai dan ada juga beberapa yang tidak aktif. Terdapat perbedaan dari
masing-masing
siswa yang telah disebutkan.
Ada perbedaan
dalam kualitas belajar antara siswa yang aktif mengikuti kegiatan shalat dhuha dan ada yang tidak aktif. Dari sini jelas terdapat perbedaan yang signifikan dalam
berprestasi antara siswa yang berusaha mengembangkan kualitas
spiritualnya dibanding
dengan prestasi siswa yang kurang perhatian terhadap
spiritualitas.
Pentingnya pengembangan kecerdasan spiritual siswa di sekolah
pada dasarnya untuk membekali siswa dengan kapasitas diri yang lebih baik dengan
pondasi keagamaan yang matang dan selalu berserah diri kepada Allah setelah berusaha menyelesaikan masalah. Di samping itu juga untuk membekali siswa supaya senantiasa tegar dalam menghadapi kebosanan, kesedihan, kekecewaan, ketakutan, frustrasi,
depresi dan kesedihan
di
dalam hidup, sehingga siswa
dapat
belajar dengan
maksimal dan
menghasilkan prestasi belajar yang
baik.
Berangkat dari uraian
yang telah
penulis sebutkan
di
atas,
penulis bermaksud untuk mengukur sejauh mana tingkat kecerdasan spiritual siswa MTsN Malang 2 khususnya
kelas
VIII,
sejauh mana kualitas
prestasi Matematika siswa?
Dan apakah ada
hubungan
antara kecerdasan spiritual
dengan prestasi
Matematika siswa? Dengan pertanyaan dasar apakah seorang
siswa yang mempunyai kecerdasan
spiritual tinggi
selalu menampilkan prestasi yang tinggi dan memuaskan?
Dan sebaliknya apakah siswa yang kecerdasan spiritualnya rendah akan
menampilkan prestasi rendah?.
Dalam kaitan pentingnya kecerdasan spiritual pada diri siswa sebagai salah
satu faktor penting untuk meraih
prestasi akademik,
maka penulis
tertarik untuk meneliti: ”Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri
Malang 2”.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat prestasi belajar Matematika siswa kelas VIII MTsN Malang
2?
2. Bagaimana tingkat kecerdasan spiritual siswa kelas VIII MTsN Malang 2?
3. Apakah ada hubungan antara kecerdasan spiritual dengan prestasi belajar
Matematika siswa kelas VIII MTsN Malang 2?
===================================
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar, 50.000,- MURAH Meriah
Anda tidak repot lagi mencari referensi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2
SELAMAT DATANG
terimakasih telah berkunjung
KUMPULAN JUDUL TESIS MANAJEMEN KLIK
KUMPULAN JUDUL TESIS STUDI AGAMA ISLAM KLIK
KUMPULAN JUDUL Keperawatan KLIK
KUMPULAN JUDUL Tesis PAI USA KLIK
KUMPULAN JUDUL TESIS AHWAL SYAHSHIYAH KLIK
KUMPULAN JUDUL TESIS PENDIDIKAN GURU MADRASAH KLIK
MOHON MAAF JIKA PENGUNJUNG TERGANGGU DANGAN IKlAN :-)
sekiranya mengganggu segera di tutup saja
alhamdulilah, blog dikunjungi 400 orang / hari :-)
kami adalah jasa pencari referensi ILMIAH
hub.0857-351-08864
terimakasih telah berkunjung
KUMPULAN JUDUL TESIS MANAJEMEN
KUMPULAN JUDUL TESIS STUDI AGAMA ISLAM
KUMPULAN JUDUL Keperawatan
KUMPULAN JUDUL Tesis PAI USA
KUMPULAN JUDUL TESIS AHWAL SYAHSHIYAH
KUMPULAN JUDUL TESIS PENDIDIKAN GURU MADRASAH
MOHON MAAF JIKA PENGUNJUNG TERGANGGU DANGAN IKlAN :-)
sekiranya mengganggu segera di tutup saja
alhamdulilah, blog dikunjungi 400 orang / hari :-)
hub.0857-351-08864
No comments:
Post a Comment