untuk mencari judul skripsi yang di inginkan
Tuesday, June 5, 2012
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran bahasa Arab | Contoh Skripsi
Penulis : -
Kode :202
Judul : Pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan kontekstual pada mata
pelajaran bahasa Arab
-------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas kehidupan bangsa ditentukan
oleh faktor pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menciptakan kehidupan yang cerdas. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas,
bukanlah tugas yang ringan. Oleh karena itu mutu pendidikan dan peningkatan
kualitas siswa saat ini dan di masa mendatang perlu mendapatkan perhatian dan
penanganan yang intensif. Mengingat siswa sebagai salah satu sumber daya
manusia serta sebagai aset nasional yang memiliki potensi yang besar dalam
menentukan kehidupan suatu bangsa. Peningkatan kualitas pembelajaran pada
bidang studi bahasa Arab salah satunya adalah pembelajaran kooperatif yang
dapat membantu guru dalam mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia
nyata dengan pendekatan kontekstual.Contoh Skripsi
Rendahnya minat kepada bahasa Arab
ditandai dengan relatif rendahnya minat memasuki program studi Sastra Arab di
perguruan tinggi, dan rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran bahasa Arab. Selanjutnya, menurut Effendy (2001:416) rendahnya
apresiasi kepada bahasa Arab disebabkan oleh banyak faktor, baik yang obyektif
maupun subyektif, antara lain (1) pengaruh psikologis penduduk Indonesia (terutama muslim) merasa rendah diri dengan
segala sesuatu yang berbau Islam dan Arab, (2) sikap islamophobia, yakni
perasaan cemas dan tidak suka terhadap kemajuan Islam dan umat Islam, (3) terbatasnya
pengetahuan dan wawasan karena kurangnya informasi yang disampaikan kepada khalayak mengenai kedudukan dan fungsi
bahasa Arab, (4) kemanfaatan bahasa Arab dari tinjauan pragtis-pragmatis rendah
dibandingkan dengan bahasa asing lain terutama bahasa Inggris.
Bahasa adalah alat komunikasi yang
memungkinkan adanya interaksi antara individu dalam masyarakat. Bahasa bersifat
universal yang dipakai oleh siapapun tanpa melihat ras, suku, latar belakang
sosial, bahkan lintas antar bangsa atau benua. Menurut Matsna (2002:48). Bahasa
Arab pertama kali muncul dan dikenal oleh
bangsa Indonesia sejak Islam masuk ke negeri kita sekitar abad ke 13 M.
Hal di atas senada dengan Nurhadi dkk (dalam Effendy, 2001:407) bahwa bahasa
Arab masuk ke nusantara bersamaan dengan masuknya agama Islam melalui para pedagang muslim dari Arab dan
Persia. Bahasa Arab mulai masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya
agama Islam, seiring dengan penyebaran dakwah Islam, karena karakteristik Islam
tidak lepas dan tidak dapat di pisahkan dari bahasa Arab.Contoh Skripsi
Tujuan awal pengajaran bahasa Arab di
Indonesia adalah untuk memenuhi kebutuhan seorang muslim dalam menunaikan
ibadah, khususnya sholat (Effendy, 2002:25). Mayoritas penduduk Indonesia
adalah beragama Islam, maka bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat urgen
dalam kehidupannya. Dalam pengembangannya, Anwar (dalam Effendy, 2001)
pengajaran bahasa Arab di Indonesia sangat bervariasi antara lain: (1)
pengajaran bahasa Arab (PBA) yang bersifat verbalistis, yaitu untuk mengajarkan
keterampilan membaca Al-qur`an, doa-doa
dan bacaan-bacaan sholat, (2) pengajaran bahasa Arab (PBA) yang berkaitan erat
dengan pemahaman dan pendalaman ajaran agama Islam, (3) pengajaran bahasa Arab
(PBA) bertujuan agar pembelajar memiliki kemahiran berbahasa Arab, (4)
pengajaran bahasa Arab (PBA) yang kurikulumnya ditentukan oleh pemerintah dan
berlaku secara nasional di Madrasah Ibtida`iyah (MI), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), Madrasah Aliyah (MA). Di semua jenjang madrasah bahasa Arab adalah mata
pelajaran wajib, (5) pengajaran bahasa Arab (PBA) untuk tujuan keahlian dan
profesionalisme.
Perkembangan bahasa Arab di Indonesia
saat ini mengalami kemajuan, karena semakin maraknya lembaga-lembaga pendidikan
yang mengajarkan bahasa Arab diberbagai jenjang pra sekolah hingga perguruan
tinggi (Arifah, 2005). Hal ini banyak dijumpai pada apresiasi masyarakat yang
peduli terhadap pengembangan bahasa Arab. Realita tingginya perhatian masyarakat terhadap
bahasa Arab ini mengundang peluang dan tantangan bagi ahli bahasa dan praktisi
pendidikan dalam mengembangkan bahasa Arab di Indonesia. Mereka terus menerus
untuk meneliti, mengamati apakah pembelajaran bahasa Arab selama ini sudah
mencapai tujuan yang baik dan memberikan kontribusi yang berfungsi bagi
masyarakat. Maka para praktisi dan ahli bahasa bangkit untuk mengadakan
refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dan berusaha meningkatkan
kualitas pembelajaran bahasa Arab yang lebih efektif dan produktif.
Namun banyak di temukan di sekolah-sekolah, menurut Tanjung (dalam
Maulidah, 2004) guru lebih berperan sebagai pusat belajar siswa, guru terlibat
aktif dalam kegiatan pembelajaran sebagai satu-satunya pemberi pengetahuan
kepada siswa. Guru menjelaskan seluruh materi yang diajarkan sejelas-jelasnya
dengan harapan siswa dapat dengan cepat memahami materi yang diajarkan. Kondisi
ini berlanjut sampai pada kegiatan penilaian terhadap siswa yang lebih berfokus
pada hasil yang mengabaikan apek proses, afektif dan psikomotorik, sehingga
tujuan dari pembelajaran kurang dapat dicapai secara optimal karena siswa pasif
dalam pembelajaran.
Selama ini
pembelajaran bahasa Arab masih menggunakan pembelajaran yang berpusat pada
guru. Pelajaran dimulai dari konsep atau rumus atau definisi kemudian
dilanjutkan dengan memberikan contoh, setelah siswa mempelajari contoh yang
telah diberikan oleh guru, siswa diberi soal yang sama seperti contoh yang
telah dikerjakan oleh guru. Pada soal yang sama dengan contoh soal, siswa pada
umumnya tidak mengalami kesulitan. Mereka akan mengalami kesulitan jika
diberikan soal yang berbeda dengan contoh soal. Hal ini terjadi dan sengaja
dilakukan, karena siswa cenderung menghafal. Kecenderungan siswa menghafal
tidak hanya pada konsep atau definisi, tetapi juga pada cara penyelesaian
soal-soal yang diberikan. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Soedjadi (dalam
Mufidah 2005:2) menyatakan bahwa:
"Perkembangan intelektual siswa umunya bergerak dari
konkret ke abstrak, maka urutan sajian pokok bahasan pelajaran sebagai berikut:
(1) diajarkan teori, dan definisi, (2) diberikan contoh-contoh, (3) diberikan
latihan soal, diberikan soal bentuk cerita yang terkait dengan terapan
matematika atau kehidupan sehari-hari, tidaklah tepat".
Untuk mengantisipasi timbulnya masalah
di atas, guru dituntut mencari dan menemukan suatu cara yang dapat
mengoptimalkan tercapainya tujuan pembelajaran dan mendukung siswa agar lebih
aktif dalam mengkontruksi pengetahuannya. Berkaitan dengan hal tersebut
Soedjadi (dalam Maulidah, 2004) menyarankan untuk memiliki suatu strategi yang
dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran
bahasa Arab, guru menerapkan model-model atau strategi pembelajaran yang tepat
supaya materi yang disampaikan kepada siswa dapat dimengerti. Menurut Good dan
Travers (dalam Syahid, 2003:48) mendefinisikan model sebagai suatu model dapat
dipakai untuk menirukan, menunjukkan, menjelaskan, memperkirakan atau
memperkenalkan suatu. Sedangkan Guftason (dalam Syahid, 2003:48) menguraikan
fungsi model sebagai sarana untuk mempermudah komunikasi, petunjuk teratur guna
pengambilan keputusan, atau petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif belajar dan
bekerjasama dalam menyelesaikan tugas adalah model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan kontekstual yang mengaitkan mata pelajaran dengan dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran
kontektual, menurut Nurhadi dkk (2004:12) pertama kali dikenalkan oleh Joh
Dewey pada tahun 1916 dengan teori kurikulum dan metodologi pengajaran yang
berhubungan dengan pengalaman dan minat siswa. Siswa akan belajar dengan baik
apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang yang telah mereka
ketahui, serta proses belajar akan lebih produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses
belajar di sekolah. Pembelajaran kontekstual adalah alternatif untuk merubah
kondisi belajar yang lebih menyenangkan, yang bertujuan untuk membantu siswa
melihat mana dalam bahan yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari.
Adapun
alasan peneliti memilih model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
kontekstual, karena pembelajaran kooperatif ini lebih unggul dalam meningkatkan
hasil belajar dan membentuk suasana kelas yang aktif dan menyenangkan yang akan
lebih memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini didasarkan pada pernyataan Johson
(dalam Nurhadi dkk, 2004:63) yang menunjukkan adanya keunggulan pembelajaran kooperatif, dan
didukung oleh Abdurrahman dan Bintoro (dalam Nurhadi dkk, 2004:62) yamg
mengemukakan tentang perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dengan
kelompok belajar tradisional. Sedangkan pendekatan kontekstual merupakan
pendekatan yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena ada beberapa
beberapa unsur pendekatan kontekstual yang muncul selama pelaksanaan
pembelajaran kooperatif.
Topik “Al-Iqtisha:diyah
wa Al-Ma:liyah” merupakan materi pelajaran bahasa Arab yang diajarkan pada
siswa kelas III Bahasa semester genap. Oleh karena itu peneliti tertarik
meneliti pemyajian topik tersebut dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan
kontekstual. Karena topik tersebut membicarakan masalah yang berada di sekitar
kehidupan siswa sehari-hari. Siswa dapat dengan mudah menemukan contoh-contoh
yang berkaitan dengan topik tersebut melalui berdiskusi dengan teman sekelas.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang “Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan kontekstual pada mata
pelajaran bahasa Arab di MAN Malang I”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
pembelajaran kooperatif dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran
bahasa Arab di kelas III Bahasa MAN Malang I”. Sedangkan
rumusan masalah penelitian ini secara terperinci adalah sebagai berikut
1.
Bagaimana strategi guru dalam mengelola pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran bahasa Arab di MAN
Malang I?
2.
Bagaimana
aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
kontekstual pada mata pelajaran bahasa Arab di MAN Malang I?
3.
Bagaimana respon siswa selama pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran bahasa Arab di MAN Malang I?
4. Bagaimana hasil belajar siswa setelah pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran bahasa Arab di MAN
Malang I?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2
SELAMAT DATANG
terimakasih telah berkunjung
KUMPULAN JUDUL TESIS MANAJEMEN KLIK
KUMPULAN JUDUL TESIS STUDI AGAMA ISLAM KLIK
KUMPULAN JUDUL Keperawatan KLIK
KUMPULAN JUDUL Tesis PAI USA KLIK
KUMPULAN JUDUL TESIS AHWAL SYAHSHIYAH KLIK
KUMPULAN JUDUL TESIS PENDIDIKAN GURU MADRASAH KLIK
MOHON MAAF JIKA PENGUNJUNG TERGANGGU DANGAN IKlAN :-)
sekiranya mengganggu segera di tutup saja
alhamdulilah, blog dikunjungi 400 orang / hari :-)
kami adalah jasa pencari referensi ILMIAH
hub.0857-351-08864
terimakasih telah berkunjung
KUMPULAN JUDUL TESIS MANAJEMEN
KUMPULAN JUDUL TESIS STUDI AGAMA ISLAM
KUMPULAN JUDUL Keperawatan
KUMPULAN JUDUL Tesis PAI USA
KUMPULAN JUDUL TESIS AHWAL SYAHSHIYAH
KUMPULAN JUDUL TESIS PENDIDIKAN GURU MADRASAH
MOHON MAAF JIKA PENGUNJUNG TERGANGGU DANGAN IKlAN :-)
sekiranya mengganggu segera di tutup saja
alhamdulilah, blog dikunjungi 400 orang / hari :-)
hub.0857-351-08864
No comments:
Post a Comment