SILAHKAN GUNAKAN FASILITAS "SEARCH" pojok kanan atas
untuk mencari judul skripsi yang di inginkan

pemesanan => Hub: 0857-351-08864

Saturday, February 11, 2012

pengaruh pemberian chitosan dari kulit udang dengan lama perendaman yang b erbeda | Contoh Skripsi

Penulis : -
Kode     :146
Judul     : pengaruh pemberian chitosan dari kulit udang dengan lama perendaman yang b erbeda terhadap kadar air dan kadar protein tahu
 -------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah


Perairan  Indonesia  memiliki  potensi  yang cukup besar dengan  berbagai jeni invertebrata  misalnya  udang.  Udang  merupakan  bahan  makana n  yang mengandung  protein ( 21%), lemak ( 0,2%), vitamin A dan B1, dan mengandung mineral se perti : zat kapur dan fosfor .  Udang dapat diolah dengan bebera pa cara seperti : udang beku, udang kering, udang kaleng, dan lain-lain (Goligo, 2009).Contoh Skripsi
Jawa timur merupakan daerah penghasil udang dengan nilai ekspor udang beku sebesar 47.807,788 ton atau setara dengan US$ 368.644.445,41 pada tahun
2005 (Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, 2005). Dari proses pembekuan,

40% dari berat udang menjadi limbah (bagian kulit dan kepala) (Rekso, 2001). Di Indonesia udang mengalami proses “cold storage yaitu ba gian kepala, ekor, dan kulit dibuang sebagai limbah.Contoh Skripsi

Limbah udang ini dapat mencemari lingkungan di sekitar pabrik sehingga perlu  dimanfaatkan.  Selama  ini kulit udang hanya dimanfaatkan  sebagai  bahan pembuatan kerupuk, terasi, dan suplemen bahan makanan ternak. Padahal 20- 30% limbah tersebut mengandung senyawa chitin yang dapat diubah menjadi chitosan (Haryani dkk, 2007).
Chitin dalam cangkang udang,  terdapat sebagai mukopoli sakarida yang

berikatan dengan garam- garam anorganik, terutama kalsium karbonat (CaCO3),



1






protein dan lipida termasuk pigmen- pigmen. Oleh karena itu untuk memperoleh chitin dar cangkan udan melibatka proses-prose pemisaha protein (deproteinasi dan   pemisahan   mineral   (demineralisasi) sedangkan   untuk mendapatkan chitosan  dilanjutkan  dengan  proses  deasetilasi.  Chitosan sangat berpotensi untuk  dijadikan  sebagai  bahan pengawet  makanan,  karena  chitosan memiliki polikation bermuatan positif sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba  (Wardaniati,  2009 dan  mampu  berikatan  dengan  senyawa- senyawa yang bermuatan  negatif seperti protein,  polisakarida, asam nukleat, logam berat dan lain-lain (Murtini dkk, 2008). Selain itu, molekul chitosan memiliki gugus N yang   mampu        membentuk senyawa       amino   yang            merupakan                    komponen pembentukan  protein  (Irianto  dkk,  2009)      dan memiliki  atom  H pada  gugus amina  yan memudahka chitosan   berinteraks denga air  melalu ikatan hidrogen (Rochima, 2009).Contoh Skripsi
Menurut Hardjito (2006) pada prinsipnya  untuk  mengawetkan  makanan membutuhkan  chitosan dengan konsentrasi 1,5 % (dalam 1 liter air dibutuhkan
15 gram  chitosan)  sedangkan aplikasi  chitosan  sebagai bahan pengawet  dapat dilakukan  dengan  dua  cara  yaitu  pencampuran  dan  perendaman  pada  bahan pangan. Salah satu penelitian tentang aplikasi chitosan dengan cara perendama n yaitu  penelitian   yang   telah   dilakukan   oleh  Hardjito  (2006 da hasilnya menunjukkan bahwa  tahu yang  telah  diberchitosan  dengan konsentrasi  1,5% mempunyai rasa, bau, tekstur  yang hampir sama dengan tahu tanpa pemberian chitosan, dan tahu  mampu bertahan  selama tiga hari yaitu cukup dicelup (dip) selama  5- 10 menit dalam larutan  chitosan  lalu dipindah ke rendaman air biasa






saa pengangkutan Namun   parameter   yang  digunakan   untuk  mengetahui kerusakan  bahan  pangan  dalam  penelitian tersebu hanya  ada  dua  yaitu uji organoleptik  da uj mikrobiologi Sedangkan   untuk   uji   kimianya   belum dilakukan, sehingga  perlu  rasanya  dilakukan  penelitian  lebih  lanjut  mengenai pengaruh  chitosan  terhadap  mutu  kimia  khususnya  untuk  kadar air dan kadar protei tahu karen kandungan  a i da protei dala tah yang  tinggi merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan menyebabkan tahu mempunyai daya awet rendah.Contoh Skripsi
Menurut  Standar   Industri   Indonesia   (1992)  tahu  merupakan   suatu produk  berupa  padatan  lunak  yang  dibuat melalui  proses  pengolahan  kedelai (Glycine    sp ) dengan cara                         pengendapan    proteinnya       dengan         atau        tanpa penambahan bahan lain yang diijinkan (Farida, 2002). Suciati (2003) menyatakan bahw tah sebaga sala satu   produ olaha patu dikembangka untuk mengatasi  masalah kekurangan protein bagi masyarakat luas. Hal ini ditunjang oleh harga tahu itu sendiri yang relatif murah dan terjangkau.Contoh Skripsi
Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Pengaruh Pemberian Chitosan dari Kulit Udang dengan Lama Perendaman yang B erbeda Terhadap Kadar Air dan Kadar Protein TahuContoh Skripsi



1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah   pengaruh   pemberia chitosa dar kuli udan denga lama perendaman yang berbeda terhadap kadar air tahu ?
2. Adakah   pengaruh   pemberia chitosa dar kuli udan denga lama perendaman yang berbeda terhadap kadar protein tahu ?

=================================== 
Anda dapat memiliki word/file aslinya
Silahkan download file aslinya setelah menghubungi admin….. klik disini
 Hanya mengganti biaya administrasi pengelolaan webite sebesar,  50.000,- MURAH Meriah
                                                     Anda tidak repot lagi mencari referensi.
                                                     Di jamin asli.contohmakalah
winrar sortware: 
http://www.ziddu.com/download/17271885/wrar390.exe.html

No comments:

Post a Comment

1

2










                 KLIK

translet


Tags

tempat sharing

Blog Archive

Blog Archive