PENDAHULUAN
Negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang masyarakatnya sebagian masih merupakan masyarakat agraris, sebagian lagi merupakan masyarakat industri. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa tidak sedikit masyarakat kita yang sudah menjadi masyarakat informasi.
Perkembangan suatu bangsa dapat dinilai melalui perubahan-perubahanyang terjadi di masyarakat. Perubahan ini tentunya haruslah perubahan yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi dan dalam rangka menyambut era perdagangan bebas di Negara kita, maka diperlukan SDM yang mampu menghadapi dan menjawab tantangan yang ada. Kualitas SDM tentunya diperoleh melalui suatu pendidikan yang bermutu dan dapat mengantarkan manusia-manusia menjadi tangguh, pintar, cerdas dan bermoral.
Dalam era globalisasi dan pasar bebas manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang tidak menentu, ibarat nelayan di “lautan lepas” yang dapat menyesatkan jika tidak memiliki “kompas” sebagai pedoman untuk bertindak dan mengarunginya. Hal tersebut telah mengakibatkan hubungan yang tidak linear antara pendidikan pendidikan dan lapangan kerja atau “one to one relation ship”, karena apa yang terjadi dalam lapangan kerja sulit diikuti oleh dunia pendidikan sehingga terjadi kesenjangan. Menanggapi hal tersebut dan krismon yang melanda Negara-negara Asia akhir-akhir ini, Direktor Pacific Economic Cooperation (dalam Tilaar; 1998) menyatakan bahwa bangsa-bangsa khususnya di Asia Pasifik perlu mempunyai “outward and forward looking”. Pembangunan nasional jangan hanya melihat kepada kebutuhan internal masyarakat dan bangsa, tetapi juga pandangan tersebut perlu dijalin dengan pandangan ke luar dan ke depan, karena masyarakat dan bangsa kita adalah bagian dari suatu masyarakat dunia yang semakin menyatu.
Mengingat kemajemukan masyarakat kita, maka dalam menjelang masyarakat masa depan kita harus menghadapi revolusi industri dan revolusi informasi secara bersamaan. Ini berarti bahwa di samping harus mampu mengejar ketinggalan-ketinggalan dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang merupakan tumpuan industri serta menanggalkan gaya hidup abad pertanian kita juga harus secara sadar berfikir dan bertindak sesuai dengan tuntutan abad informasi, bahkan memberikan urunan di dalam mengarahkan perkembangan masyarakat abad informasi, sesuai dengan pandangan hidup bangsa.
Berkembangnya industri manufaktur ini, menimbulkan pendistribusian tenaga kerja cenderung mengikuti suatu pola tertentu, yakni menurunnya tenaga kerja bidang pertanian dan meningkatnya tenaga kerja bidang industri dan jasa. Kenaikan jumlah tenaga kerja bidang industri di masa mendatang harus diimbangi pula dengan kualitas tenaga kerja, kreatifitas dan produktifitas tenaga kerja. Sebab di masa mendatang pola produksi mengarah pada padat otak, sehingga pengerahan tenaga kerja berkualitas rendah tidak dapat dipertahankan terus menerus. Dengan datangnya teknologi robot, maka industri-industri padat karya yang dilimpahkan ke negeri-negeri berkembang dapat ditarik kembali ke negeri-negeri asalnya.
Oleh karenanya maka perencanaan pendidikan secara mikro harus dikaitkan dengan sistem ketenagakerjaan dan permasalahan ketenagakerjaan. Di samping itu justru yang perlu mendapat perhatian adalah subyek didik yang dipersiapkan untuk mengisi lapangan pekerjaan. Subyek didik dalam hal ini adalah siswa sekolah, harus dibina dan ditingkatkan kemampuan serta keterampilannya, sehingga mutu lulusan sekolah sesuai dengan permintaan masyarakat dan seluruh lulusan sekolah terserap dunia kerja. Sebab ukuran keberhasilan yang nyata bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan adalah tingkat penyerapannya di lapangan kerja dan tingkat produktifitasnya sesuai dengan keterampilan dan kecerdasannya (Daoed Joesoep, 1983)Contoh Skripsi
Bila berbicara mengenai mutu pendidikan apalagi bila dikaitkan dengan dunia katenagakerjaan, maka kita akan dihadapkan pada tantangan yang besar, sebab mendidik anak dalam kuantitas besar sambil terus mempertahankan mutu atau kualitas pendidikan yang tinggi bukanlah suatu hal yang mudah. Mutu itu juga perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu secara teratur dan berkesinambungan. Di samping mutu, pada tahun-tahun mendatang tantangan pendidikan akan makin memuncak dan makin berat oleh ledakan penduduk.Contoh Skripsi
Keadaan tersebut patut merangsang kita, terutama para calon pendidik untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu lulusan sekolah dalam hal ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan teknologi sebab kepadanyalah kita mengharapkan perkembangan dunia industri maju dengan pesat, sehingga tercapai tujuan Pembangunan Nasional yaitu: mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan pancasila…(GBHN 1988).Contoh Skripsi
Pengkajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mutu hasil belajar merupakan usaha awal yang seharusnya dilakukan agar kita dapat menetapkan langkah dan cara-cara yang tepat dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu hasil belajar.Contoh Skripsi
Masalah kualitas lulusan sekolah ini sesungguhnya banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, ditinjau dari unsur siswa, masih banyak faktor yang mempengaruhi, baik faktor yang ada dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Faktor yang ada dalam diri anak didik adalah faktor fisiologis dan psikologis. Misalnya: persepsi, minat, sikap, motivasi, bakat, IQ dan seterusnya. Sedang faktor yang berada di luar diri anak didik misalnya lingkungan tempat tinggal, keadaan sosial ekonomi orang tua dan seterusnya.
Salah satu cara untuk meningkatkan mutu lulusan SMK adalah dengan meningkatkan prestasi belajar siswa masih dipengaruhi oleh banyak variabel. Untuk itu perlu dicari variabel apasajakah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang nantinya akan merupakan informasi yang sangat berguna dalam menyusun strategi belajar mengajar sehingga nantinya dihasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang memenuhi syarat industri masa depan.Contoh Skripsi
Pada saat ini, yang menjadi perhatian penulis diantara variabel-variabel yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah motivasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa dan motivasi belajar yang timbul dari luar diri siswa.
Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa SMK PGRI 2 Geneng-Ngawi kelas III. Dipilihnya SMK PGRI 2 Geneng-Ngawi ini adalah karena sekolah tersebut berada di kecamatan (bukan di kota) dan belum pernah diadakan penelitian tentang masalah ini. Di samping itu sekolah tersebut sudah berstatus diakui dan lokasinya dekat dengan peneliti.
Berangkat dari latar belakang di atas maka dalam penulisan skripsi ini, penulis mengangkat judul “HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PGRI 2 GENENG-NGAWI”Contoh Skripsi
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin melihat korelasi/hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas III SMK PGRI 2 Geneng-Ngawi tahun ajaran 2005/2006. Dengan demikian, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi belajar siswa SMK PGRI 2 Geneng-Ngawi?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa SMK PGRI 2 Geneng-Ngawi?
3. Bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa SMK PGRI 2 Geneng-Ngawi?
No comments:
Post a Comment