sekolah, maupun di luar sekolah dalam waktu yang tak dapat ditentukan
sebelumnya. Sehingga definisi “belajar” telah memunculkan multi tafsir di
kalangan para ilmuan dalam merumuskan sesuai dengan latar belakang dan sudut
pandang masing-masing. Namun secara institusional (kelembagaan), belajar
dipandang sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan
siswa atas materi-materi yang dipelajari.
berfungsi membantu keluarga untuk mendidik anak-anak dalam mendapatkan
pengetahuan yang tidak mereka dapatkan dalam keluarga. Di sekolah, anak-anak
diserahkan oleh orang tua kepada “guru” sebagai pendidik professional dalam
memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan, jiwa beragama kepada anak dan
sebagainya. Selain itu, lembaga ini sangat berperan aktif dalam mencetak
generasi baru yang militan, yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan
kehidupan di masyarakat. Dengan demikian, hasil belajar tampak merupakan
sebagai wujud terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan sikap dan keterampilan.Contoh Skripsi
orang tua, guru, atau siapa saja yang mengarahkan pada proses belajar.1
Fenomena kesulitan belajar yang dialami siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya prestasi akademik atau prestasi belajarnya. Selain prestasi akademik,
kesulitan belajar juga dapat dilihat dari perilakunya, diantarnya seperti pemalas,
mudah putus asa dan lain sebagainya. Ada dua sumber utama siswa mengalami
kesulitan belajar, yaitu berasal dari dirinya sendiri dan dari luar diri siswa. Dari
dalam diri siswa bisa berupa gangguan otak, gangguan panca indra, cacat fisik
dan gangguan psikis. Sedangkan penyebab dari luar siswa berupa keadaan
keluarga, sarana dan prasarana sekolah, dan kondisi sosial masyarakat.2
Untuk mencegah dan mengatasi sebab-sebab kesulitan belajar siswa,
perlu kerjasama antara siswa, orang tua dan sekolah. Bagi guru, banyak alternatif
yang dapat diambil dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya, seperti
mengadakan remedial teaching (pengajaran perbaikan). Pengajaran remedial
bertujuan untuk memperbaiki sebagaian atau seluruh kesulitan belajar yang
dialami siswa melalui perbaiakan keseluruhan proses pembelajaran dan
kepribadian siswa. Dengan demikian, gejala sekecil apapun dicari solusinya yang
tepat. Sehingga., penyebab kesulitan belajar siswa bisa ditelusuri oleh guru
hingga kemudian dilakukan perbaikan.
individu tidak dapat selalu berlangsung secara wajar, kadang individu belajar
secara lancar, kadang tidak. Siswa mengalami hambatan belajar, adakalanya
siswa dapat belajar dengan cepat dan menangkap apa yang akan dipelajari,
kadang terasa amat sulit. Sehingga siswa sulit meraih prestasi dasar di sekolah,
padahal telah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Bahkan ditambah
belajar tambahan di rumah, tapi hasilnya tetap kurang memuaskan.
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka penulis akan
mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Pengajaran Remedial Dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Kec. Kertosono Kab.
Nganjuk.”
Dari ulasan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis mengambil
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Kec. Kertosono Kab.
Nganjuk?
2. Apa kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa SMA Negeri 1 Kec.
Kertosono Kab. Nganjuk ?
3. Bagaimana penerapan pengajaran remedial di SMA Negeri 1 Kec.
Kertosono Kab. Nganjuk dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa?
No comments:
Post a Comment